07

451 30 2
                                    

Terlihat seorang wanita cantik bahkan sangat cantik dengan kulit bewarna putih bahkan bisa dibilang pucat sedang duduk di bangku singgahsananya dengan elegan.

“Ratu” Owen menundukkan badan sambil bersimpuh dengan satu kakinya.

“Berita apa yang kau bawakan padaku Owen? Katakan.” Ucap Florencia dengan angkuh.

“Maaf Yang Mulia Ratu, saya tidak mendapatkan berita apa-apa. Bahkan saya tidak bertemu dengannya Yang Mulia Ratu” Owen masih tetap pada posisi bersimpuhnya tersebut.

“Dasar tidak berguna! Mengapa kau tidak mendapatkan satu pun informasi tentang manusia itu?! Dia hanya seorang manusia lemah dan kau tidak bisa?” Florencia tiba di depan Owen dengan sangat cepat dan ian mencekram muka Owen dengan sangat kuat.

“Maafkan saya Yang Mulia Ratu, saya salah Yang Mulia. Tolong maafkan saya” Ucap Owen dengan terbata-bata.

Florencia pun melepaskan cengkramannya pada Owen dan duduk kembali ke singgahsananya itu dengan angkuh.

“Aku tidak mau tau. Apa pun tentang dia beritahu kepadaku! Cari apa saja kelemahannya. Aku tidak suka jika ada yang menyaingiku di muka bumi ini terlebih manusia lemah seperti dia.” Florencia memerintah Owen untuk segera kembali ke dunia manusia untuk mencari informasi tentang Rachel si manusia lemah yang dikatakan Florencia.

“Laksanakan Yang Mulia Ratu, Saya mohon undur diri terlebih dahulu.” Owen berdiri tetapi masih setia dengan menundukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

“Dasar manusia lemah! Jangan harap Devian menjadi pasanganmu manusia kotor. Devian akan menjadi Rajaku! Suamiku! Tidak boleh seorang pun memilikinya kecuali aku.”

Florencia mengamuk dan membuat orang-orang di dalam sana menundukkan kepalanya, tidak ada yang berani mengangkat kepala satu pun.

Sedangkan ditempat lain Rachel terlihat sedang berkutat dengan buku yang di hadapannya, begitu banyaknya  buku yang berserakan di lantai membuat Monica yang melihatnya terheran-heran.

“Astaga Rachel buku-bukunya ini kok pada berserak seperti ini?” Monica mengutip buku yang berserakan di lantai satu per satu.

“Biarkan asaja bu nanti aku yang mengutipnya. Ini aku sedang mengejakan tugas dari dosen karena tadi datang terlambat.” Balas Rachel tanpa menoleh kearah Monica sebagai lawan bicaranya.

“Ini sudah jam dua belas malam sayang waktunya tidur.. lagi pula ini sudah sangat larut malam.” Ajak Monica kepada Rachel.

“Tidak bisa bu, besok pagi harus sudah dikumpul. Aku harus siap hari ini juga.”

“Ya sudah cepatlah kelarkan tugasnya Rachel biar kamu cepat tidur. Selamat malam sayang.” Monica mengecup pucuk kepala Rachel dengan singkat lalu meninggalkan kamar Rachel.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi tapi Rachel masih saja setia dengan tugasnya, tiba terdengar suara lolongan serigala yang begitu kuat membuat Rachel seketika berhenti dari aktivitasnya.

“Suara anjing? Tapi suara anjing gak senyaring ini. Ah, atau mungkin ini suara serigala yang pernah diceritakan ibu?” Rachel bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

“Ah, gak mungkin. Mana ada suara serigala hahaha, serigala kan adanya cuman dihutan. Ayo Rachel jangan takut.. masa dengar suara kayak gitu aja takut sih.. lebih seram lagi kalau Pak Rizal marah.” Rachel menghibur dirinya sendiri dan kembali berkutat dengan aktivitasnya yang tadi berhenti sejenak.
Aaaauuuuuu... Aaaaauuuuu....

Terdengar suara serigala yang lebih kuat dari sebelumnya dan tampak sepertinya suara itu dari dekat rumah panti ini. Alhasil membuat Rachel cepat-cepat menutup buku dan memberesinya lalu ia naik ke ranjangnya untuk segera tidur.

My Mate Is A Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang