[15] kekosongan

700 101 21
                                    

yovano lagi mikir, istirahat kali ini dia mending nagkring di kantin ipa atau pergi ke kelas monica. "han, gue mending ke kelas monica apa ga usah?" sesekali yovano cek bibirnya, ngeri tiap ngomong lukanya kebuka.

"kalo lo lagi kangen, ya samperin aja."

yovano ngangguk, "lo mau ikut?" dibales gelengan sama yohanes.

setelah bel bunyi, yovano langsung ngacir ke gedung ips. tanpa yovano tahu, yohanes buru-buru keluarin hp nya dan wasap wildan buat suruh terus live report.

Sedangkan di lain tempat, gilang di kelas lagi tumpuin kepalanya di meja, rada bete sama hidung dia yang nyut-nyutan agak bengkak. bibirnya cemberut terus, nungguin wildan sama sandi jemput dia ke kelas buat ke kantin.

"loh bibir kamu berdarah lagi?"

kedenger suara monica ngomong sama seseorang, yang bikin gilang penasaran. tapi gilang yang lagi ngarahin kepala ke jendela masih pertahanin posisinya, dan berniat cuma dengerin percakapan monica yang gilang yakin lagi ngobrol sama yovano. iya, sebenernya gilang tau yovano dateng ke kelasnya karna ya keliatan dari jendela waktu dia jalan.

"iya, gara-gara ditonjok sama setan." jawab yovano ke monica.

gilang langsung ngadep ke arah suara dan pelototin matanya, "APE LU KATA?"

"pft-" yovano berusaha nahan tawa saat gilang balikin mukanya. hidung dia keliatan bengkak. monica sama yovano hendak pergi ke luar kelas, tapi yovano sengaja lewatin bangku gilang dulu buat sentil hidung gilang yang bengkak.

ya gilang otomatis teriak. monica natap khawatir sekaligus bingung karna mereka malah lari berdua ke luar kelas saling kejar. "lah, vano mau apelin gue apa maen sama gilang?" monica geleng kepala.

sedangkan yang berdua itu ga sadar udah nyasar di kantin. ga tau malu emang. dua-duanya berisik ga mau kalah sambil mukanya pada biru. seketika yovano baru sadar akan niat awal dia—ke gedung ips mau apelin monica. "gara-gara lo ya gue lupa mau ke kantin bareng monica."

gilang cuma ngedelik, "ya udah sana ajak dia ke sini. gue mau langsung duduk." yovano ngangguk abis itu balik lagi ke koridor kelas.

"vano? ngapain di sini? gilang mana?" tanya wildan keheranan lantaran dia ga nemuin gilang di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"vano? ngapain di sini? gilang mana?" tanya wildan keheranan lantaran dia ga nemuin gilang di kelas. ya karna, gilang mau ke mana lagi kalo istirahat ga sama wildan dan sandi.

"di kantin. gue mau kantin bareng monica." singkat yovano.

wildan naikin bahunya, lanjut ke kantin bareng sandi buat nyari keberadaan gilang. ternyata gilang lagi duduk sendiri di bangku langganan mereka sambil mainin handphone. "lo tumben ke kantin sendiri?" tanya sandi.

mata gilang makin disipitin, "ya lo lama. gue tadi ke sini sama yovano."

wildan langsung overthinking. sejak kapan mereka pergi ke kantin bareng, pikir wildan.

"loh, yovano tadi masih di kelas lo sama monica?" bingung sandi. gilang ngangguk santai sambil minumin teh sisri dia, "iya. tadi dia ke sini sama gue, abis itu balik lagi ke kelas."

beberapa menit kemudian, keliatan yovano sama monica jalan ke arah meja mereka. sandi ga terlalu mikirin hal itu, dia sibuk mainin handphone. sedangkan wildan planga-plongo ga ngerti sama apa yang udah terjadi di antara gilang sama yovano.

"heh, babi. minggir, gue mau duduk sama monica." yovano ngasih isyarat ngusir-ngusir ke arah gilang. gilang nya sendiri cuma muter matanya, abis itu geser sedikit ke kiri. monica yang mau duduk di samping gilang ditahan sama yovano, "mo, kamu samping aku aja." monica ngangguk dan biarin yovano duduk di antara gilang sama monica.

dari wajahnya, gilang keliatan nahan ketawa. ga kuat liat wajah yovano yang asalnya mulus kaya pantat bayi malah jadi banyak lebam. yovano yang notis gilang segera sentil hidung gilang pelan. "lo ngetawain muka gue, kan?"

"pft-hahaha, sumpah no, lo bisa geser ga? muka badut lo kedeketan anjir. gue ngakak." ucap gilang tanpa beban. yovano langsung pelototin matanya, sengaja lebih deketin mukanya ke muka gilang gara-gara kesel. "makan nih badut." kata yovano sambil pegang leher gilang yang sudah diketahui bersama kalau leher adalah kelemahan gilang.

"hahaha, goblok! geli anjir!" gilang dorong-dorong muka yovano yang sama-sama lagi ketawa puas.

ga ada yang tau, kalau dari tadi wildan ngerekam perbuatan keduanya dan berniat kirim video itu ke yohanes. sandi sempet lirik sebentar wildan yang lagi rekam dan negur, "lo ngapain wil?"

"eee-" buru-buru wildan kantongin hp nya dan keliatan lagi coba kasih penjelasan. "anu, gue rekam muka si gilang yang babak belur, lucu haha." cengir wildan di akhir. sandi ngangguk aja lanjut main hp. wildan langsung ambil kesempatan itu buat kirim rekaman ke yohanes

Anda
[send mp4]|
HAN LIATTT UDAH GA BERES|

abis itu, wildan bisa napas lega. selama jam istirahat ini, gilang ga komunikasi sama sekali sama wildan dan sandi, malah sibuk bercanda sama yovano. monica sendiri diem tapi kadang ikut nyautin candaan yovano.

"udah mau bel, gue balik." kata yovano lalu berdiri bareng monica.

"balik ke kebun binatang, no?" celetuk gilang.

yovano bales sambil ketawa, "ga, ke jahanam tempat tinggal lo." abis itu yovano pergi, ga lupa sentil hidung gilang lagi sambil lewat.

"SAKIT MONYET!" teriak gilang yang dibales kekehan sama yovano. yovano gaet tangan monica terus jalan ke luar kantin. tapi entah kenapa, setelah kepergian yovano, gilang jadi ngerasa sepi. suara ribut yovano tiba-tiba menghilang gitu aja dari pendengaran gilang. pun fitur wajah yovano yang sering jadi kebiasaan muncul di hadapannya kerasa sebuah keharusan buat gilang untuk diliat.

"langsung sepi." celetuk gilang pelan sambil mainin sedotannya.

sandi sama wildan saling tatap. "iya deh iya yang udah akur. kita mah dianggurin." sindir sandi sambil mainin hp nya. gilang cuma muterin bola matanya terus makan. tiba-tiba wildan bangkit dari duduknya dan pamit buat pergi.

"ke mana?" tanya gilang.

"itu, eee-ke taman hijau ips. gue duluan ya." wildan langsung ngacir pergi. kepergian wildan bikin sandi membuka forum gibah sama gilang. sandi nepuk pundak gilang, "lo mau ikut gue ga ngintipin si wildan?"

gilang kebingungan, ya buatnya ngapain? "ngapain? ini mau bel."

sandi langsung diem. mukanya nunjukin ekspresi ga suka. gilang sadar sama ekspresi itu, tapi gilang lebih milih diem dan abai. karena menurutnya, kalau masalah cewek, dia ga berhak ikut campur kecuali dia yang cerita duluan. lain lagi menurut sandi. menurut sandi, mereka harus membeberkan semua seluk beluk hubungan sama cewek ke sandi karena ya sahabat memang seharusnya seperti itu.

lain pikiran sandi, lain lagi pikiran gilang. sekali lagi, gilang terus mikirin rasa kosong yang ga enak di hatinya waktu yovano pergi. kenapa? gilang bener-bener ga tau.










notes:
hai buat yang baca hehe, gue jarang update karna sempet lost interest sama nulis:') tapi kayanya ada beberapa orang yang baca book ini jadi gue ga enak buat anggurin. trims yah yang sudah vote, cukup memberikan semangat😭👍🏻

salah jatuh cinta [minyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang