Satu kata, "aku menyukaimu," Yang terus menerus berdengung di telinga bakugou, empat hari telah berlalu semenjak pernyataan itu pergi sejenak.
Bakugou terus memikirkan perkataan orang gila tersebut, apa maksudnya? Menyukai dirinya? Eoh? Apakah seorang todoroki yang pintar, tampan, dan berbakat itu gila?
Sungguh, ini menganggu, tak pernah luput didalam pikiran bakugou walau sehari saja, mengingat dirinya begitu menyedihkan saat tak bisa tidur akan satu perkataan itu, semenjak bertemu todoroki pun, nampak lelaki tersebut bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Ia seperti biasa menjalani hari sekolahnya, tak canggung, tak kesal, dan tak malu, jika itu bakugou, tidak, tak mungkin itu bakugou.
Bahkan ia sendiri pun yang mendengar pernyataan perasaan itu, ia menjadi gugup sendiri, disaat berpapasan mata dengan surai dwi warna ia akan tergugup hingga berusaha memutuskan kontak mata, atau disaat pulang ke rumah hendak tidur, Lagi-lagi todoroki muncul kedalam mimpinya.
Mau bagaimana pun setiap hari nya, ia harus menahan penderitaan dengan memimpikan todoroki setiap hari.
Bakugou menghela nafas, dada nya membengkak sebab ia cukup kesal, namun dilain sisi, ada perasaan bersalah yang muncul pada diri nya.
Ia berpikir, selain mereka berdua lelaki, bakugou selalu membenci nya, lantas mengapa? Mengapa todoroki shouto yang menolak gadis secantik yaoyorozu dan menyukai lelaki seperti nya.
Bakugou menghela nafas panjang, ia terdiam, Apakah todoroki hanya bercanda? Ingin membuatnya menderita dengan memikirkan segala hal itu.
Sehingga katsuki sendiri harus memikirkan shouto setiap hari, bahkan dimanapun ia tertidur, todoroki memasuki mimpinya, segala hal yang aneh-aneh dan tak masuk akal menembus kepalanya, pikiran yang baik hati dan tidak sombong milik bakugou.
Tunggu! Sudah berapa kali bakugou memimpikannya? Mulai dari awal, walau hanya bernafas sedikitpun saja, sial, mengapa ini terjadi? Mengapa ini terjadi padanya semenjak pengakuan aneh itu?
Jujur saja, bakugou tak pernah mendapatkan pernyataan perasaan seumur hidupnya, memang benar ada yang menyukainya, namun mereka takut untuk menyampaikan perasaan mereka, jika saja bakugou mengamuk dan meledakkan kepala mereka satu persatu, sungguh tidak baik bukan?
Lantas bagaimana dengan todoroki? Bahkan sekalipun, ia berhasil mengambil ciuman pertama dari bibir suci katsuki tanpa pikir panjang dan rasa takut, apakah karena dirinya sadar ia kuat? Sial, lalu mengapa melakukan ini padanya?
Walau begitu ia juga lelaki tahu! Lelaki!!
Bakugou berdecak, kembali mengingat apa yang dimimpikan nya selanjutnya.
Ah.. ia ingat.
Todoroki tersenyum, di musim dingin dan tangan hangatnya yang menggengam telapak tangan katsuki, ia ingat..
Namun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.