Bakugou menatap langit-langit kamar setelah dirinya merebahkan diri di atas ranjang pada hari dimana para murid dipulangkan akan keadaan aizawa-sensei sakit pinggang.
Mereka disuruh belajar sendiri, namun pada akhirnya pekerjaan itu selesai begitu singkat.
Dan keadaan bakugou sekarang, masih dalam memakai seragam serta kaos kaki yang belum di lepas ditemani tas belajar berada di bahu kirinya.
Mengumpulkan nyawa untuk berdiri, ingin meraih pintu agar berjalan keluar membeli komik musim berikut yang diikutinya.
Namun, apalah daya akan kemalasan seorang bakugou yang tak ingin berjalan melintasi bumi, rasanya tak menyenangkan.
Jadi ia memutuskan untuk duduk di meja belajarnya, menahan pahatan tegas itu dengan sukarela disertakan kaki yang naik di kursi yang didudukinya.
Cuaca saat ini tak mendukung, ia dapat mengetahui setelah mendengar ramalan hari ini.
Sudahlah, daripada berbicara hal yang tak terlalu penting menurutnya, mari kita bahas tentang bagaimana kejadian dua hari lalu.
Dirinya yang idiot menangis di depan icyhot todoroki sialan itu, bagaimana jika todoroki menilainya manusia lemah.
Cih!
Tok.. Took.. Tok!
Mendengar ketukan berasal dari pintu depan, bakugou menoleh sembari menghela nafas panjang.
"Apaan sialan! Aku tak ingin bermain hari ini!," Teriakan tersebut berhasil berdengung setempat dorm.
Ketukan mereda, jika bakugou tahu bahwa kaminari atau kirishima berjahil padanya, maka lihat saja.
Tok.. Tok.. Tok
Gertakan mengerat, manusia sialan ini, di musim yang tak stabil dan mencari masalah? Bukankah sungguh tidak baik.
Perlahan ia berjalan mendekati pintu, dengan pahatan lemah namun tersirat kemarahan, bakugou membukanya hingga menampilkan cahaya yang masuk kedalam ruangan gelap nan sepi ini.
Seolah cerita vampire, sayangnya bakugou anak rajin yang mampu membersihkan kamarnya sendiri.
Menetralkan cahaya, memasang wajah masam disertakan satu helaan nafas.
"Ada apa? Kutu busu-..," Sentak, kalimat terhenti kala menemukan setengah-setengah sialan mengamatinya.
Kedua bola mata bakugou membulat, kenyitan di dahinya menjadi, mendapati seorang paling memuakan untuk dilihat sedang berdiri memasang tampang kekosongan akan keadaan masih memakai seragam itu, tsk!
Brak!
Bakugou kembali menarik pintu, tanpa mendengar apa tujuan manusia brengsek itu disini, segera bakugou meninggalkan todoroki yang kemungkinan masih berdiri terheran akan kelakuan yang diperbuatnya barusan.
Sungguh, bakugou kesal, kejadian dua hari lalu membuatnya meletuk-letuk, akan keadaan manusia bangsat disana.
Apakah todoroki tak memiliki otak? Jika orang normal, kemungkinan ia akan menyerah menemui bakugou yang berulang kali menghindarinya tanpa sepatah katapun.
Ya, bakugou semakin menjadi menghindari manusia sial itu.
Dengan tubuh mendidih, bakugou tergeletak di atas ranjangnya tanpa memedulikan apa yang terjadi.
Toh lagipula seorang todoroki kemungkinan sudah kembali ke kamarnya, tunggu? Sial, mengapa bakugou harus peduli dengan memikirkan segala hal rupa bagaikan kekanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kono Kyoumare 𝙏𝙤𝙙𝙤𝙗𝙖𝙠𝙪
Ficção Adolescente𝘒𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢? 𝙒𝙚 𝙜𝙤 𝙖𝙣𝙙 𝙛𝙡𝙮 𝙩𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧 #1 in todobaku #1 in bakutodo #14 in todoroki