OUR STORY ✔

Too Hot To Handle - Ep.2

⚠️Disclaimer⚠️
Cerita ini terinspirasi dari reality show dengan judul yang sama jadi mungkin ada beberapa latar dan cerita yang sama. Yang berbeda hanya nama karakter, aku ganti jadi ver. Sestal

💦💦💦

Bolt: Narasi pembawa acara
Italic: percakapan kontestan
Normal: POV Author

Hari kini semakin larut dan para wanita terlihat masih sibuk bersiap untuk pesta selanjutnya entah yang keberapa kalinya. Sementara itu ditempat lain seorang wanita terlihat memasuki kamar yang sepi hanya ada seorang pria yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Sepertinya wanita kita yang sempurna Jennie tak ingin melewatkan kesempatan emas untuk menangkap sang jantan."

Jennie berjalan menghampiri Ian-pria yang diincarnya- dengan percaya diri dan duduk dipangkuan pria itu. Ian tentu saja sangat senang dengan aksi wanita itu, ia menyambutnya dengan sebuah ciuman panas yang membuat keduanya ingin segera melepaskan pakaian mereka.

"Aku mulai tegang" Bisik Ian membaringkan wanita itu di tempat tidurnya.

Sementara itu ditempat lain para gadis yang tengah berdandan kelihatannya tengah ayik membahas sesuatu.

"Jadi? Siapa suka siapa?Kita harus menentukan dan saling mendukung." Tanya Krystal menatap satu persatu wanita yang ada disana.

Namun belum sempat ada yang menjawab, mereka dikejutkan dengan sebuah benda kerucut berwarna putih dengan cahaya ungu yang mengeluarkan suara.

"Astaga! Jantungku hampir lepas!" Sahut Luna mengelus dadanya.

"Apa itu? Apa kita di star trek?" Ujar Krystal sambil terkekeh.

"Apa kita tadi mengucapkan sesuatu?"

"Entahlah."

Saat para wanita masih sibuk menebak benda apa yang ada didepan mereka, sebuah suara kembali keluar dari sana.

"Halo aku Lana. Selamat datang di malam pertama retret. Semoga kalian suka berada disini." Sapa alat yang ternyata bernama Lana.

"Sangat sempurna. Kami menyukainya," Selena menjawab.

"Harus kuakui kalian semua tampak mempesona dalam mata buatan ini." Puji Lana membuat para wanita itu tertawa gembira mendengarnya.

"Manisnya."

"Dia baik sekali."

"Terima kasih Lana, kau juga. Kau luarbiasa, aku suka kerucutmu."

"Tapi, aku harus meminta kalian menuju ruang santai sekarang." Lanjut Lana setelah para wanita balik memujinya.

Mendengar hal itu mereka semua mulai mengikuti perintah Lana dan keluar menuju ruang santai yang berada didekat kolam renang. Sementara ditempat lain Jennie dan Ian yang mendengar hal itu mengerang kesal karena kegiatan mereka harus terganggu.

"Dua jam sebelum larangan Sex. Selama dua belas jam terakhir Lana telah fokus memata-matai dan mengumpulkan data para tamu seksi kita. Tapi sayangnya, bagi para tamu itu akan menjadi informasi yang berlebihan."