9 - Olaf Milik Shizun

41 7 0
                                    

Perjalanan ini bisa disebut tes fisik. Haoran mengamati lingkungan sekitarnya dengan kagum.

Ia telah membayangkan beberapa kali pemandangan di Sekte Gerbang Surgawi. Memang, sangat indah.

Beberapa puncak gunung yang terlihat membawa suasana agung dan megah. Puncak itu adalah kediaman penatua dan murid intinya.

Sungai yang mengalirkan air sejuk dari air terjun. Beberapa kolam ikan dapat dijumpai di sepanjang perjalanan.

Tanaman dan bunga yang bermekaran menambahkan keindahan seperti lukisan.

Sesekali, terdengar suara binatang peliharaan sekte saling bersahutan yang entah apa jenisnya.

Haoran mengamati dengan linglung dan lupa tujuannya saat ini. Ia bingung dan tersesat.

Suara gesekan daun seakan membawa ilusi setiap saat.

Haoran berjalan memutar. Tetapi tetap tidak menemukan jalur utama. Ia sedikit tertekan.

Tiba-tiba, butiran salju jatuh ke bulu matanya. Ia sangat kaget dan hendak mengeluarkan pedangnya.

Saat ini adalah musim semi. Tidak mungkin ada salju.

Kecuali, ada orang yang sedang berlatih di sana.

Haoran mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada orang itu. Ia berlari tergesa-gesa menuju sumber datangnya salju.

Lalu, ia melihat siluet putih yang sedang berdiri di tengah salju. Orang itu tampak dingin dan menyendiri.

Seperti abadi yang turun ke bumi. Tapi saat melihat punggungnya, ada semacam kesepian yang terpancarkan.

Ia mengepalkan tangannya dan berjalan hati-hati ke orang di depannya.

"Maaf, permisi.. saya Xu Haoran yang mengikuti perekrutan murid tahun ini. Saya tersesat dari jalan utama untuk melanjutkan tes kedua. Apakah anda berkenan menunjukkan jalannya?"

Haoran membungkukkan kepalanya dan mengucapkan salam dengan hormat. Ia tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat orang itu.

Kemudian, terdengar suara yang rendah, tapi menyejukkan telinga saat didengarkan.

"Pergilah ke kanan." Abadi itu berkata sambil menunjukkan arahnya.

Baru saat itulah Haoran mengangkat kepalanya dan bertemu mata yang memandangnya.

Kata-katanya sangat singkat. Haoran ingin mendengar suara dari orang itu lebih banyak.

Ia melihat jalan yang ditunjukkan orang itu, tapi masih tidak yakin.

Orang itu melihat wajahnya yang tampak bingung. Lalu ia menggerakkan tangannya dan muncul beberapa bola salju yang berbeda ukuran di depan anak itu.

Kemudian mengucapkan mantra dengan lirih. Bola salju itu tampak hiduo dan melompat-lompat sendiri lalu menyusun dirinya berdiri.

Orang itu mengambil sesuatu dari tas penyimpanan. Ada dua bola mutiara yang berfungsi sebagai penerang saat malam. Lalu ditempelkan ke bola salju itu sebagai mata.

Ia mengambil barang lain lagi dan menancapkannya sebagai hidung. Tampaknya, barang itu adalah ubi bakar yang disimpan sebagai camilan sebelumnya.

Ia mengambil lagi dan muncul kuas yang belum pernah dipakai dan ditancapkan sebagai tangan.

Bola salju susun itu tampak seperti makhluk hidup. Ini adalah pengalaman pertama Haoran menemukan sesuatu yang menakjubkan sejak datang ke Sekte.

"Dia akan menunjukkan jalannya padamu" ucap orang itu.

Kemudian salju di sekitarnya perlahan mencair dan berubah seperti semula. Orang itu terbang menggunakan pedangnya meninggalkan tempat itu.

"Orang itu sangat tampan.. sangat cantik dan menakjubkan!" Haoran berseru semangat.

Tapi, ia lupa menanyakan namanya.

"Tuan sangat tampan, sangat cantik, dan menakjubkan!" Ucap bola salju susun melompat-lompat gembira.

Haoran hampir melupakan makhluk ini dan tes keduanya.

"Hei.. apakah ini pertama kalinya kau dibuat oleh Tuanmu?" tanya Haoran sambil berjongkok di depannya.

"Tidak! Aku adalah binatang milik tuan. Namaku Olaf. Aku sangat menyukai musim dingin dan membenci musim panas.." kata Olaf sambil menunjukkan senyum yang cerah.

"Ha? Kenapa kau membenci musim panas?" tanya Haoran penasaran.

"Karena Tuanku membenci musim panas" jawab Olaf sambil tersenyum. Haoran tampak tidak yakin dengan jawabannya dan wajah bola susun itu.

"Baiklah.. tolong antarkan aku ke jalan utama" ucap Haoran lalu berdiri.

"Ayo.. ayo.. kita berangkaat.." Olaf berjalan lebih dulu. Diikuti Haoran kecil yang mengikuti dengan patuh.

Kemudian mereka sampai ke jalan utama.

Tapi, sebelum Haoran ingin mengucapkan terima kasih, Olaf sudah pergi.

Haoran tersenyum.

Ia berharap bertemu orang itu lagi setelah menyelesaikan tes. Pasti murid-murid di Sekte akan mengetahui nama orang itu jika ia menggambarkan penampilannya.

Berwajah dingin, tampan tapi juga cantik. Rambutnya panjang berwarna hitam seperti tinta yang basah. Ia mengenakan jubah berwarna putih dan biru. Tampak seperti salju.

Ia juga mengingat di sebelah tas penyimpanannya, ada sebuah pedang berwarna hitam. Sangat mencolok dibandingkan dengan penampilannya yang serba putih.

Tapi, tidak mengurangi sedikit keagungannya. Seperti abadi yang menyendiri dan..

Kesepian. Alis Haoran mengerut saat memikirkan pemandangan itu.

Sudahlah..
Ia akan bertemu orang itu lagi nanti. Sambil tersenyum ia berjalan menuju aula tempat tes kedua dimulai.

Shizun Transmigrated from Frozen World To The Autumn SectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang