CERITA INI SEASON DUA DARI CERITA BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU, JADI DISARANKAN BACA DULU AGAR TAHU DUDUK PERMASALAHAN.
______"Kamu lihat itu? Coba bandingkan dengan dirimu, Ayla. Kamu tidak punya kelebihan apa-apa dibanding Sandra yang sempurna sana-sini. Kenapa Auden akhirnya memilih kamu yang hanya jadi debu dan beban? Dibanding berlian berkilau mandiri seperti Sandra."
Mengangkat kepalanya, Ayla tidak akan melihat dirinya karena tak mau semakin merasa rendah dan hina. Diam-diam wanita itu meremas tangannya.
Entah kesurupan hantu apa ibu mertuanya yang selalu perhatian padanya mengajak dirinya untuk bertemu dan mereka sedang melihat dari kejauhan Sandra yang mulai aktif kembali seorang entertainer setelah vakum bertahun-tahun dari pemulihan sakit hati yang dirasakan.
"Mami malu mau kenalkan kamu pada teman-teman Mami kalau istri Auden sekarang hanya seorang pembantu, bukan lagi Sandra seorang pewaris kekayaan," bunyi Delisha.
Dari awal wanita selalu ngotot agar anaknya jangan sampai berpisah dengan menantu potensial yang selalu dia banggakan dan digantikan seorang beban seperti Ayla yang tak punya kelebihan apa-apa.
Semakin hari makin gerah melihat Sandra kembali bersinar dengan kariernya sedangkan Ayla sehari-hari hanya berkutat di dapur, mengurus anak dengan bau masakan.
Sebisa mungkin Ayla menahan air matanya. Sebenarnya dia tak benar-benar peduli dengan pandangan orang lain pada hidupnya, tapi ini adalah ibu mertua yang dia percaya, orang yang sudah dianggap sebagai orang tua.
"Mami masih tak habis pikir kenapa Auden milih kamu? Mami tak mau suudzon, tapi terkadang Mami merasa jika kamu yang menggoda Auden agar dinikahi dan kamu tak lagi jadi pembantu tapi nyonya. Maaf kalau benar," tuduh ibu mertua.
Lehernya terasa seperti dicekik hingga kesulitan bernapas. Serendah itukah dia di mata orang?
Kepalanya menggeleng mencoba untuk menyangkal, tapi mulutnya seolah terkunci untuk mengatakan apa yang dia rasakan. Ayla tahu dia tak punya pembelaan dengan semua tuduhan itu karena dengan status dan posisinya semua akan terasa masuk akal.
"Bahkan kamu tidak cantik sama sekali. Nasib baik Heaven tidak mirip kamu. Saat besar juga Heaven akan malu punya ibu yang hanya seorang pembantu." Delisha terus saja memberi serangan satu arah karena tidak ada perlawanan dari pihak sebelah.
Membicarakan anak Ayla menjadi begitu sensitif. Tanpa sadar tangannya terkepal dengan bulir-bulir bening yang mulai mengucur dari kelopak matanya. Benarkah Heaven akan malu punya ibu seorang pembantu seperti dirinya?
"Semua anak-anakmu tidak ada yang mirip denganmu karena mereka tak sudi mewariskan darah seorang pembantu miskin! Sandra yang cocok jadi ibu mereka!"
Nyesssss!!!
Ayla memalingkan wajahnya dengan dada yang kian terasa sesak, dari kejauhan dia bisa melihat Sandra yang sempurna sedang berbicara serius. Rambut panjangnya tertiup angin, dari kejauhan terlihat begitu berwibawa dan elegan.
Jika sudah begini Ayla hanya bisa menyalahkan keadaan, kenapa dia harus terlahir miskin?! Kenapa dia tidak secantik orang lain di luaran sana?! Ayla benci kemiskinan ini! Ayla benci dengan garis takdir yang Tuhan beri!
"Kamu tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis," ejek Delisha.
"K-kenapa Auden tidak kembali pada istrinya?" Ayla bertanya balik dengan suara gemetaran begitu juga tubuhnya, masih belum percaya dia bisa berani juga. Padahal biasanya dia akan memendam semuanya sendirian.
"Hahaha, lucu kamu, Ayla. Kamu tidak sekolah ya? Pantas saja otaknya tidak berkembang. Makanya kamu tidak pantas jadi seorang ibu buat cucu-cucu emasku karena khawatir mereka ikutan bodoh seperti ibunya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU INGIN CERAI!
Romance"Aku hanya ingin cucu darimu dan takkan pernah sudi punya menantu hina sepertimu!" Hanya air mata yang menjawab semua hinaan yang diterimanya. Ayla tahu dia tidak pernah dinginkan siapa pun. Dirinya sadar hanya tempat pembuangan sperma suaminya. "...