Bagian 3.Selamat membaca.
.
.
.
"Ah... Ge, kau begitu keras." Ucap Wang Yibo dalam dirinya.
"Siapa suruh siang tadi menggoda Gege, hmm."
Mendengus Wang Yibo menenggelamkan kepala pada ceruk leher Xiao Zhan dibawahnya.
"Mau lanjut, kita buat anak yang banyak sayang." Goda Xiao Zhan dengan menghentak kembali Wang Yibo yang melenguh keras.
"Pelan-pelan ge, kita nikmati saja oke." Pintanya dengan mata puppy, menggoda.
"Gege bilang jangan nakal, hmm. Kenapa begitu binal sekarang?" Heran Xiao zhan, sambil menyecap perpotongan leher Wang Yibo yang mendongak kan, kepalanya keatas memberi akses lebih mudah.
"Habisnya gege tidak peka." Kesal Wang Yibo mencebik kesal.
"Hahahaha, jadi kau tersiksa begitu? Oke, maaf kan Gege, hmm." Mengecup bibir tipis Wang Yibo yang sudah bengkak ia ciumi lagi.
"Kenapa sekarang harus bermain pelan, apa yibo suka sakit jika Gege bermain kasar?"
Wang Yibo menggeleng kan, kepalanya tanda ia tidak begitu sakit atau terluka, ia menikmati semua permainan ranjang Xiao Zhan."Tidak, tapi yibo ingin lebih lama menatap wajah tampan suami sendiri, kenapa gege keberatan?"
"Tidak, Gege juga suka menatap wajah kamu. Tapi, kalau gege bermain sedikit kasar sih." Jawab Xiao Zhan yang membuat Wang Yibo merona.
Melesak masuk secara perlahan, Xiao Zhan sebenernya sudah tidak tahan berlama-lama dalam diri Wang Yibo, karena ia begitu sempit dan panas secara bersamaan membuatnya mengeluh Karena itu menyiksanya.
"Jika gege tidak tahan, lakukan sesuka gege." Kata Wang Yibo memberi lampu hijau pada Xiao Zhan yang langsung semangat melesakan pusakanya begitu dalam.
"Ahhh........ Ge!"
Xiao Zhan tersenyum lebar, saat Wang Yibo mendesah kan namanya begitu keras, ia suka jika Wang Yibo tunduk dalam kuasanya.
"Kita buat anak yang banyak, oke." Ujarnya penuh semangat. Membuat Wang Yibo merasa melayang disaat Xiao Zhan tanpa henti keluar masuk dalam dirinya yang begitu ingin secepatnya mencapai nikmatnya.
"Ge....yi-bo mau akhh....ke-luar." Desah yibo sambil berkata terbata
"Bersama sayang!" Pacu Xiao Zhan mempercepat hentakannya begitu kasar, membuat Wang Yibo berada dibawah terhentak-hentak sesuai irama Xiao Zhan dalam dirinya mempercepat juga.
Meremat bahu sang dominan, Wang Yibo mengalungkan lengannya pada leher Xiao Zhan. Xiao Zhan yang merasa butuh pelampiasan lebih pun, meraih bibir Wang Yibo yang sedang meracau itu, ia raup begitu rakus.
"Hmmm...
Dengung Wang Yibo saat bibirnya dikulum kasar oleh Xiao Zhan atas bawah.
"GE!"
"YIBO!"
jerit keduanya saat mencapai putih mereka. Wang Yibo begitu lelah dengan tubuh bergetar menahan klimaks, yang begitu kuat membuatnya menjepit Xiao Zhan di dalam dirinya tanpa perasaan.
Xiao Zhan sendiri merasa meringis ngilu disaat Wang Yibo menjepit dirinya begitu keras, sampai membuatnya berkedut kembali berdiri untuk kedua kalinya.
"Sayang ronde ke-2 ya." Bisik Xiao Zhan yang berada di ceruk leher Wang Yibo yang masih bisa ditangkap baik olehnya.
"Ge..." Rengeknya merasa dirinya lelah dan perih
"Tidak ada penolakan sayang."
Jawab Xiao Zhan mulai kembali menggerakkan pinggulnya secara perlahan..
.
.
Jangan lupa votemen ya🤗👋👋
.
.
Lanjut
Bagian 4
.
.
.
Wang Yibo terbangun dengan cepat, disaat perutnya bergejolak mual.
Menutup mulut dengan telapak tangannya, Wang Yibo buru-buru lari ke kamar mandi dengan tergesa.
Xiao Zhan yang baru keluar kamar mandi langsung didorong oleh Wang yibo kesamping untuk menyingkir dari hadapannya.
"Eh eh eh yibo, sayang kenapa?" Khawatir Xiao Zhan pada Wang Yibo yang terlihat terburu-buru ke dalam toilet
Wang Yibo tidak peduli dengan panggilan suaminya, ia lari cepat menumpahkan rasa mual diujung kerongkongan nya setelah tiba di depan closet.
"Oek...uek.." suara muntah Wang Yibo membuat Xiao Zhan yang mendengarnya segera berlari kecil ke dalam kamar mandi.
"Sayang kenapa?" Tanya Xiao Zhan jelas sekali dirinya begitu khawatir.
Wang Yibo tidak bisa menjawab, ia masih setia mengeluarkan cairan kuning yang membuatnya begitu mual.
Sang suami yang mengikuti setelah Wang Yibo masuk ke kamar mandi, ia tidak tega pada suaminya dan dengan setia memijit tengkuk Wang Yibo agar sedikit mengurangi muntahnya yang belum berhenti.
"Tunggu disini aku ambil air hangat dulu." Akan tetapi sebelum Xiao Zhan melangkah, tangan Wang Yibo lebih dulu mencekalnya erat.
Xiao Zhan balik memandang Wang Yibo yang setia berjongkok itu, mendongak dengan mata sayu menatapnya.
"Kenapa? Aku ambil air hangat dulu sebentar. Kamu diam disini jika masih mual, atau sudah selesai?" Tanya Xiao Zhan ikut berjongkok dihadapan Wang Yibo.
Wang Yibo tidak menjawab, ia hanya mengangguk jika ia sudah selesai.
"Ya sudah jika sudah selesai, bangun dulu."
Wang Yibo yang disuruh bangun pun, berdiri walau sedikit lemas. Dan setelahnya Xiao Zhan mengangkat Wang Yibo dalam gendongan depan untuk keluar dari kamar mandi.
Menempatkan secara perlahan tubuh Wang Yibo pada kasur mereka, Xiao Zhan berkata. "Istirahat dulu, gege ambil minum dan juga makanan untuk Yibo." Ucapnya halus, "tunggu sebentar, oke. Chup." Sambungnya sambil mengecup pucuk kepala Wang Yibo sayang.
Wang Yibo yang ditinggal sendiri merasa kosong dihatinya, ia tidak ingin Xiao Zhan meninggalkannya. Walau pun, itu untuk mengambil makan atau apa pun. Ia tidak mau.
"Ge!"
Xiao Zhan yang merasa terpanggil menoleh kebelakang dengan satu alis terangkat keatas.
"Ya, kenapa?" Jawab Xiao Zhan menghampiri Wang Yibo kembali, padahal baru depan pintu, itu pun belum dibuka sudah dipanggil lagi. Tapi, cinta lebih utama dari pada nantinya nangis kan, berabe.
"Temenin yibo bobo ya." Cicitnya takut Xiao zhan marah atau menggeleng tidak mau.
Xiao Zhan hanya tersenyum lembut dan setelahnya ia pun menaiki kasur disebelah Wang Yibo yang masih kosong dan merebahkan tubuhnya sambil memeluk Wang Yibo dalam dekapannya.
"Kenapa? Padahal gege belum pergi ambil keperluan kamu, loh. Kamu takut ditinggal gege?"
Wang Yibo menyamankan kepalanya pada lengan Xiao Zhan yang ia pakai untuk bantalan kepalanya.
"Hmm, yibo nggak mau gege tinggalin yibo." Bisiknya pelan dan mata yang tadinya masih terjaga pada akhirnya terpejam setalah Wang Yibo merasa nyaman dalam pelukan Xiao Zhan.
Dan dengkuran halus yang keluar dari mulut kecil Wang Yibo, membuat Xiao Zhan tersenyum lembut dan mengecup kening Wang Yibo pelan agar tidurnya tidak terganggu.
"Harus kasih tahu kakek, nih. Repot jika terus begini." Batinnya
.
.
.
Tunggu chapter selanjutnya ya🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami✅
Contokenal juga nggak, eh ini malah disuruh nikah. BXB tidak suka jangan baca! Up sesuai mood 😅