o

1.2K 94 3
                                    


.

.



"Tuan besar kenapa dengan jalan Anda?"

Pelayan setianya bertanya penuh khawatir

Dan sang Tuan hanya meringis dengan kakinya yang sakit

Sang pelayan pun dengan sigap langsung menghubungi dokter kepercayaan keluarga besar mereka

"Sebentar lagi dokter Hou akan kemari Tuan."

Kata pelayan itu memberitahu sang Tuan

"Apa saya juga kasih tahu cucu Tuan sekarang."

Kata sang pelayan lagi meminta persetujuan

"Tidak biarkan saja Dia."

Tolaknya yang dimengerti oleh sang pelayan itu

"Lalu ini siapa?"

Menunjuk pemuda itu heran

"Dia yang menabrak saya."

Dengan mulut menganga lebar juga mata melotot kaget, sang pelayan langsung menunjuk yibo di depan wajahnya

"JADI KAMU!"

Geramnya tertahan

Yibo sendiri hanya mengusap bagian belakang kepalanya tanda ia mulai gugup dengan tuduhan pelayan kakek itu

"Maaf Paman."

Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya berkali-kali

Sang kakek pun berkata

"Sudah Lu biarkan Dia, nanti saya yang akan mengurusnya."

Kata sang kakek yang menahan geli dengan wajah yibo yang pucat pasi

"Siapa nama mu? Siapa nama Ayah mu?"

Tanya sang kakek

"Wang Yibo kek. Ayah saya Wang Hungkai."

"Ah dunia benar tidak seluas daun kelor itu nyata ya."

"Maksud kakek?"

Heran yibo bertanya

"Bukan apa-apa, nanti saya akan ke rumah mu. Di mana alamatnya?"

Yibo yang gugup dan takut pun menjawab

"Jalan Xxxx."

Jelasnya

Dan sang kakek pun tersenyum simpul

"Lu antar anak ini pulang kasihan Dia."

Sang pelayan yang mendapat titah pun melaksanakan apa yang Tuannya berikan

"Terimakasih banyak kakek yibo pamit pulang dulu, nanti kalau kakek butuh yibo lagi ini nomor telepon yibo kakek simpan ya."

Katanya sambil menyerahkan selembar kertas kecil pada sang kakek yang mengangguk saja

"Ayo yibo."

Ajak pelayan Lu pada yibo yang mengikuti dibelakangnya

.

.

.

Setelah kepergiaan Wang Yibo, Kakek itu menelpon orang kepercayaan untuk menyelidiki Wang Hungkai yang yibo kasih tahu bahwa itu nama orang tuanya

Dengan senyum penuh rahasia sang kakek pun menidurkan tubuh lelahnya untuk istirahat karena terlalu semangat dengan hari ini sang kakek pun tidak menyadari bahwa kaki yang terkilirnya pun berdenyut sakit lagi saat ia menselonjorkan kakinya dengan kasar

"Au... Au... Sialan."

Gerutu nya

.

.



Hari esok....?

Suami✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang