7. GADIS PENURUT

260 25 1
                                    

Sarang POV

Pagi ini aku bersiap ke sekolah dengan sedikit riasan, "aku pergi." Aku berjalan dengan santai dan tak terburu-buru, tak lupa mampir ke warung terdekat membeli roti dan susu coklat yang mengingatkan ku pada Vasco.

Author POV

"Yeay besok kami akan bertemu~" ujar Sarang semangat, dan melanjutkan jalan kaki nya sembari menikmati roti coklat.

Setibanya di gerbang semua orang menatap ku seperti kemarin, "hey kau dengar rumornya bahwa Sarang dan Hajoon benar-benar pacaran?" bisikan anak sekolah nya yang masih bisa di dengar Sarang membuat mood paginya yang bahagia kembali berubah suram. 

"Ha.. lama-lama aku bisa gila!" Sarang menjambak rambutnya sendiri membuat yang lain melihatnya aneh, "apa mereka sedang bertengkar kenapa dia begitu?" bisik seseorang, "sepertinya begitu."

...

"Jika mau rumor nya berhenti, jangan berinteraksi dengan Goo Hajoon, kau seperti mayat hidup kini." Sona menatap iba teman nya itu, "kau benar aku rasanya tak bisa keluar kelas Sona..." Sona mengusap wajah Sarang lembut, "kasihan nya teman ku ini~ tidur saja seperti yang biasa kau lakukan."Tak lama pelajaran dimulai.

~ ~ ~

"Hey Hajoon apa aku boleh bertanya?" Hajoon menatap Soohyun menunggu, "a-apa benar kau melatih Sarang? bukannya kau tak pernah melatih siapapun?" tanya Soohyun penasaran. 

Hajoon menyentuh rambut Soohyun singkat. "Benar, aku melatihnya, sampai jumpa." Soohyun menatap punggung Hajoon, "kau tak ke kantin?" dan Hajoon menjawab, "aku ada urusan sebentar." 

"Kau sudah tanya? apa benar mereka pergi ke gym bersama?" tanya kuza yang baru tiba, "aku tak berani kuza, bagus kan? katanya dia melatih cewek itu, dia jadi tak menerror ku lagi ayo ke kantin, mana Hyundong?"

...

"Sarang ayo ke kantin kau harus makan!" Sona menarik tangan Sarang yang tak memiliki semangat hidup, "telinga ku panas mendengar bisikan para manusia itu Sona." Sona tak menyerah begitu saja. 

"Tutup saja telinga mu ayo!" akhirnya Sarang berdiri dan Sona mendorong dengan pelan agar temannya ini mau jalan, namun ada yang menghalangi nya hingga tak bisa mendorong Sarang, "kenapa berhen- ti." Sona terdiam melihat Sarang dan Hajoon, "sepertinya rumor ini tak akan berhenti.." ujar Sona melihat sekitar.

"Ayo bicara sebentar," Hajoon menarik tangan Sarang meninggalkan kelas cewek itu, Sona hanya melihat kepergian temannya yang pasrah ditarik seperti itu.

...

Kali ini bukan di belakang sekolah Hajoon namun Sarang. "Maaf soal kemarin, aku sengaja mengatakan itu agar mereka berhenti menatap mu dan membuat mu tak nyaman di sana, hanya itu." 

Hajoon menjelas kan sementara Sarang tertunduk tak menjawab, "dan aku yang suka mengatur seenaknya.. baiklah aku akan tanya dulu pendapat mu sebelum menentukan semuanya." Hajoon yang menunggu jawaban tak kunjung mendapatkannya itu membuatnya kesal, hingga Sarang buka suara.

"Kau... kenapa harus datang ke sini.. lihatlah rumornya tak akan berhenti jika begini AISH!" Sarang menutup wajahnya, ia tau banyak yang mengintip mereka saat ini meski suasana sekitar sepi. 

"Kau tak dengar yang ku katakan?" tanya Hajoon bingung, bukannya menjawab nya cewek ini malah mempermasalahkan kedatangannya. "Mental ku tak seperti mu yang bisa tak peduli, tapi aku sangat terganggu dengan bisikan mereka semua... tolong biarkan aku sekolah dengan tenang.." ujar Sarang dengan pasrah.

Entah kenapa Hajoon malah suka melihat cewek ini seperti sekarang, senyum terukir di sudut bibir nya, Hajoon mendekati Sarang menangkup dagu gadis ini agar menatap matanya. 

"Bagaimana jika kita benarkan saja rumor itu?" Sarang meneguk saliva nya dengan susah payah wajah Hajoon yang terlalu dekat dengannya, aroma rokok tercium. "Bagaimana menurutmu?" wajah Hajoon semakin mendekat hingga Sarang mendorong tubuh nya sekuat tenaga, "ka-kau! bi-bicara apa! berhenti bicara omong kosong!" 

Sarang berbalik berniat meninggalkan Hajoon namun lengannya di tarik hingga tubuhnya terhuyung kebelakang menabrak dada cowok itu, "lihatlah banyak orang penasaran melihat kita kini, bagaimana ini?"

"Lepaskan!" Sarang pergi meninggalkan Hajoon berlari menuju tempat aman, "nanti pulang sekolah ku tunggu!" teriak Hajoon dengan sengaja, senyum isengnya tak kunjung berhenti lalu ia meninggalkan tempat itu dan kembali ke sekolahnya.

...

"Hajoon gila! dia melakukannya dengan sengaja!" Sarang merutuki nasibnya, sepanjang koridor semua mata menatap kearahnya, "hanya satu tempat yang aman untuk ku."

UKS sangat sepi hanya ada Sarang saja dan guru yang menjaga pun tak ada, "aku lapar." Perut nya mulai demo meminta agar segera di isi, tak lama langkah seseorang masuk, "Baek Sarang! kau disini?" mata Sarang berbinar mendengar suara Sona. "Sona kau memang penyelamat hidup ku~" ujar Sarang penuh drama membuat Sona geli, "ini makan lah, aku tau kau tak bisa ke kantin rumor nya semakin parah."

Dengan sigap sSarang mengambil kantung berisi makanan dan air mineral tak tertarik dengan pembicaraan Sona. 

"Baek Sarang? bukannya kau mau berlatih dengan Soohyun? kenapa malah Hajoon?" tanya Dahyun yang tiba-tiba muncul. "Jangan sebut nama nya, untuk apa kau kesini?" ujar Sarang masih fokus dengan makanannya. 

"Tangan ku luka tentu saja mencari obat merah apa lagi?" Dahyun duduk memberi obat merah pada luka kecilnya, "kau benar pacaran dengan Goo Hajoon? atau dia mengganggu mu?" tanya Dahyun menatap Sarang yang seperti orang yang tak makan selama seminggu.

"Ah syukurlah ada yang waras selain Sona disini." Ujar Sarang meneguk air mineralnya, "kau di ganggunya? yah hati-hati saja." Setelah itu Dahyun pergi meninggalkan Sona dan Sarang, "apa maksudnya hati-hati?" 

Setelah membersihkan bekas makanannya Sarang menatap Sona penuh penasaran, "maksudnya, kau tau Hajoon banyak yang tak suka dia, mantan ketua gangbuk barat, aku juga khawatir bagaimana jika musuh Hajoon mengincar mu? jika rumor ini sampai tersebar keluar itu yang dimaksud Dahyun." 

Sarang tersenyum, membuat Sona khawatir temannya ini benar-benar gila.

"Kenapa kau senyum?" tanya Sona, "rumor seperti ini mana mungkin menyebar sampai keluar~  kau ini lucu juga, sudah lah aku mau tidur saja, jika ditanya guru bilang aku sakit."  Sarang menyentuh perutnya yang kenyang sementara Sona tak mengerti lagi dengan jalan pikiran temannya ini dan berlalu meninggalkan Sarang disana.

"Aku tak boleh memikirkan hal yang tak penting, bisa-bisa jerawatku muncul, besok kan hari penting~" senyum sumringah terukir diwajah Sarang yang sudah tak sabar menanti hari esok untuk bertemu Vasco.

...

Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu namun sarang masih di UKS menunggu sekolah sampai sepi jika itu bisa. 

"Aku lapar, pasti banyak yang sudah pulang kan?" Setelah berjam-jam di UKS, langkah nya terhenti saat melihat Hajoon yang benar-benar menunggu di depan gerbang sana. Anak-anak yang masih belum pulang menatapnya yang tak terusik sedikitpun, pandangan kami bertemu.

"Hey aku sudah menunggu lama ayo pergi." Hajoon merangkul sarang, gadis ini terlihat muak, melayangkan sikut nya mengenai perut hajoon, "wah latihan kita membuahkan hasil, kekuatan mu boleh juga, tapi jangan memukul kekasih mu di depan banyak orang dong."

Hajoon mengusap rambut Sarang sementara gadis itu jalan lebih cepat meninggalkan Hajoon yang masih mengejarnya.

"Hey kau mau kemana?" Hajoon menghentikan langkah Sarang, "tolong berhenti bertingkah menyebalkan seperti ini, aku mohon." 

Hajoon tersenyum, "aku akan berhenti jika kau jadi gadis penurut, sekarang ayo latihan." Hajoon menggenggam tangan Sarang lembut. Berbeda dari sebelumnya, membuat Sarang merinding dan menurut, jika itu membuat Hajoon tak menyebalkan seperti tadi.

SARANG IN PTJ UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang