11. KAU BAIK-BAIK SAJA?

289 19 0
                                    

Author POV

Bel pulang sekolah berbunyi, Hajoon segera meninggalkan kelasnya menuju sekolah gangbuk putri. Sona yang melihat Hajoon berdiri dari kejauhan. "Kau mencari Sarang?" tanya Sona, "dia sudah pulang?" tanya Hajoon melihat tas hitam yang di bawa Sona seperti milik Sarang.

"Aku juga tak tau, setelah pergi dari kantin istirahat pertama dia tak kunjung kembali, wali kelas menanyakan nya, kau melihatnya kan? dia pasti ke sekolah mu." Hajoon tak lagi menanggapi, "aku tak tau."

Dia meninggalkan Sona yang melongo disana, "hanya itu? Baek Sarang kemana kau? tas mu harus ku apakan.. oh iya No eul," Sona bergegas mencari No eul untuk menitipkan tas Sarang.

...

"Maaf.." Sarang berjalan mundur melihat baju Vasco yang basah akibat ulahnya, "tak apa, mau masuk dulu?" tawar Vasco dan di iyakan gadis itu, "minumlah, agar lebih tenang, dan ini baju mu."

Vasco meberikan kantung berisi baju milik Sarang yang tertinggal kemarin, "baju mu belum kering, nanti pasti ku kembalikan." Ujar Sarang.

~ ~ ~

"Aku pulang." Dengan langkah gontai Sarang menuju kamar nya, "kenapa kau pulang selarut ini? kemana kau? wali kelas mu mengabari bahwa kau menghilang setelah istirahat pertama, apa kau tak bisa berhenti membuat ibu kesulitan?!"

Tak kunjung ada jawaban dari sang putri, "lihat ibu saat mengajak mu bicara!" Sarang berbalik menatap ibunya, raut wajah Yebin seketika berubah, "kau kenapa? kau sakit?" tanya Yebin khawatir. "Maaf eomma, aku tak akan mengulangi nya lagi, aku benar-benar lelah."

Sarang berlalu meninggalkan Yebin, "yeobo, ada apa?" Juho menghampiri Yebin yang masih beridiri di depan pintu kamar Sarang, "sepertinya Sarang sakit, wajahnya pucat, akan ku masak sup untuknya."

Mendengar suara Sarang, No eul keluar dari kamarnya, jujur saja ia merasa bersalah dan tak tega melihat kakak nya, dia bahkan tak tau apa yang terjadi setelah Hajoon mengikuti Sarang setelah ditampar begitu, apa dia di pukul?

"Noona aku boleh masuk?" tak ada jawaban, "noona, teman mu menitipkan tas mu pada ku, tadi noona kemana?" tanya No eul khawatir, "tinggalkan aku sendiri." No eul tak lagi berani buka suara, "baiklah." Dia menutup pintu itu dan kembali ke kamarnya.

...

"Ini makan lah dulu, isi perut mu, setelah itu mandi dan istirahat, ibu akan izin pada wali kelas mu besok bahwa kau sakit." Yebin meletakkan soup hangat dengan air hangat di meja kecil disisi ranjang, "gomawo eomma, tapi aku masih bisa sekolah besok, nanti kumakan itu." Yebin memberi Sarang ruang.

Sarang melahap masakan sang ibu setelah itu ia mandi dan beristirahat, entah kenapa semangat nya menghilang, apa Hajoon tak merasa bersalah setelah melakukan itu? menyebut namanya saja membuat kepala Sarang sakit, ia memutuskan untuk berusaha melupakan kejadian hari ini.

~ ~ ~

Sarang tiba di sekolah lebih pagi, kelas yang masih kosong ia manfaatkan untuk tidur, sesaat hingga bel bunyi.

Istirahat pertama ia lewatkan, Sona yang mengajak nya pun tak bisa membujuk temannya itu, rasa penasaran menghantui Sona dengan apa yang terjadi hingga temannya itu bersikap seperti ini.

"Kau mau kemana?" tanya Soohyun menghentikan langkah Hajoon, "aku ada urusan." Ujar Hajoon, "kau keterlaluan Hajoon."

Hajoon mengernyit bingung, "Soohyun kau kenapa?" Soohyun menatapnya lama, "aku melihat apa yang kau lakukan pada Sarang kemarin di kelas, tak ku sangka kau benar-benar sampah yang tega melakukan itu." Pias wajah Hajoon berubah, "apa yang kau lihat..." tanya Hajoon.

Soohyun melihat sekitar, "apa perlu aku bicara di saat semua orang mengelilingi kita?" tanya Soohyun, "aku tak ingin bertengkar, aku tau apa yang harus ku lakukan," setelah mengatakan itu Hajoon meninggalkan soohyun, jika orang-orang penasaran itu dengar, sarang bisa saja lebih marah.

Hajoon POV

"Aku sejahat itu?" saat langkah ku ingin masuk ke sana, seakan ada yang menahan ku, "kau memang sampah Hajoon, dia pasti tak ingin melihat ku," aku pun kembali mengingat kenapa aku melakukan itu? kenapa aku seperti itu padanya, aku tak suka melihat preman kemarin menyentuh nya, dan bagaimana cara dia menatap preman itu. Apa ini? apa aku... tidak, bagaimana mungkin aku bisa menyukai dia, sudah lah beri dia ruang untuk sesaat dan aku pun harus memikirkan kata-kata yang tepat kenapa melakukan itu."

~ ~ ~

Sarang POV

Sesuai harapan ku, dia tak datang ke sini, aku bisa bernafas lega "Sarang!" mendengar seseorang memanggil nama ku, aku pun berbalik, ternyata Soohyun, "kau baik-baik saja?" tanya Soohyun membuat ku bingung, oh apa karna wajah ku pucat?

"Ya aku baik-baik saja, kenapa?" tanya ku sementara Soohyun terlihat berfikir sesaat, "bagus lah kalau begitu, kalau begitu aku pergi duluan ya sampai jumpa~" aku menatap nya bingung, kerasukan apa dia? mana pernah dia menemuiku lebih dulu, entah lah.

...

"Kau sudah datang?" aku menarik kursi kosong di hadapan Bumjae, "karna beda sekolah kau jadi jarang bersama kami, tapi apa kau sakit?" tanya Bumjae terlihat khawatir. "Tidak, aku seperti orang sakit jika tak pakai riasan." Ujar ku berbohong, memperhatikan sekitar, sepertinya Bumjae menyadarinya, "Vasco sedang menuju kesini, kau mau makan apa?" tanya nya.

Warung makan disini di penuhi anggota BNC, sejujurnya aku penasaran apakah semua anggota BNC hanya laki-laki selain aku, "Bumjae apa tak ada anggota perempuan selain aku? aku tak pernah melihat nya." Bumjae menelan makanan nya dahulu baru lah buka suara. "Ada, dia adik kelas kami, hanya 2 anggota wanita nya," aku mengangguk mengerti.

"Kau baru datang?" seseorang duduk di sisi ku, "iya sekitar 10 menit.." mata ku menatap seorang cewek yang duduk di sisi Bumjae, "ini dia Rion, kenalkan ini Sarang, dia anggota baru kita." Ujar Bumjae memperkenal kan ku. "Halo, aku Sarang" ujar ku sopan, "aku Rion." Ujarnya sopan, tampilan nya tomboy, tapi dia manis.

"Oh iya aku membawa baju mu di tas ku." Ujar ku mendapat tatapan dari Bumjae dan Rion, "baju Vasco? ada pada mu?" tanya Bumjae. "Iya, kemarin saat di rumah nya aku tak bawa baju jadi-" hening, yang tadinya berisik seketika menatap meja kami, apa aku mengatakan hal salah.

Sesaat kemudian aku menyadarinya, sepertinya kata-kata ku ambigu, "ti-tidak bukan seperti yang kalian kira maksud ku, setelah olah raga bersama aku numpang mandi di rumahnya dan Vasco meminjamkan baju nya."

Giliran Vasco yang menatap ku bingung, "kan benar kita olah raga bersama pagi-pagi, kenapa ekspresi kalian begitu?" tanya Vasco polos, "olah raga pagi-pagi? dan mandi di rumah Vasco? kalian..." Wajah ku memerah sepertinya aku mimisan lagi, kenapa semakin ambigu jadinya?

"Tidak! jogging maksud nya! kami jogging dan pokoknya tak seperti kau bayang kan!" ujar ku panik, "kau mimisan, baiklah kenapa kau panik begitu?" Bumjae memberi tisu dan tertawa melihat ekspresi ku, dan pandangan ku tertuju pada Rion kenapa dia mendadak murung? apa dia juga... menyukai Vasco?

SARANG IN PTJ UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang