12. SESAKIT INI

197 16 0
                                    


"Selamat datang di tempat perkumpulan kami!" ujar Bumjae ceria, "terkadang kami berlatih disini." Aku mengangguk mengerti, seperti tempat gym? tapi dengan alat sederhana dan ada ring disana.

"Mau ku ajari muay thai?" ujar Vasco, "apa kondisi mu sudah baik-baik saja?" tanya Vasco memastikan, aku tersenyum. "Iya, aku baik-baik saja." Vasco tersenyum dan memintaku masuk ring, mereka semua fokus dengan kesibukan masing-masing, melatih otot yang sudah besar itu.

...

"Kau cepat mengerti." Mendengar pujian itu aku merasa bangga tentu nya, "benarkah, apa aku bisa jadi kuat seperti mu? dan menghajar para orang jahat itu?" mendengar semangat ku Vasco tertawa ia mengacak rambut ku, "tentu saja! kalau kau serius, dengan cepat bisa menghajar mereka~" ujar Vasco tersenyum.

~ ~ ~

"Apa? Vasco kencan buta?" tanya ku pada bumjae yang terlihat serius, "bagaimana kau bisa disini?" tanya nya penasaran, "aku ada perlu disini, kau?" tanya ku, "aku menguntit nya, katanya tempatnya disini jadi aku penasaran apa Jay benar-benar bisa merubah Vasco.." Bumjae menarik ku bersembunyi, kami mengintip dari kejauhan, "i-itu Vasco?" aku menatap tak percaya Vasco sangat berbeda dari biasanya, kemana kumis nya itu? dicukur habis.

Rion yang entah sejak kapan juga ikut mengintip bersama kami, "Jay sudah bekerja keras." Ujar Bumjae senang, "si bodoh itu!" aku dan Bumjae menatap Rion, Rion menendang kaki Bumjae keras lalu pergi begitu saja, "apa jangan-jangan dia.."

Bumjae beralih menatap ku, "dari mana dia ketemu cewek manis begitu?" aku memlih pergi tak ingin mengatakan apapun lagi.

"Mereka.. jangan- jangan..."

Langkah ku lesu menuju rumah, haa kenapa hatiku sesakit ini? tadi Rion juga sepertinya cemburu? ayo lah wanita mana yang tak jatuh hati dengan Vasco? ku kira aku satu-satunya ternyata salah satunya, ingin tertawa rasanya, menertawakan diri sendiri yang mengira hanya aku yang di perlakukan spesial.

Author POV

Melihat batu dihadapannya Sarang menendang batu itu hingga mengenai kepala seseorang, "omo! bagaimana ini.. maaf aku tak sengaj- a" apa lagi sekarang? ia menendang batu yang mengenai Hajoon yang baru keluar mini market, bagus nasibnya amat sangat bagus.

"YA! kau.." tak lama darah terlihat dari pelipis Hajoon, "kau terluka.. tunggu disini." Sarang masuk ke mini market membeli plaster, lalu kembali. Disana Hajoon duduk manis menantinya, "maaf, aku tak sengaja, sudah beres."

Setelah menempelkan plester tadi, Sarang berniat pergi.

"Maaf... maaf aku lancang waktu itu,aku memang sampah, kau boleh memukul ku sampai kau puas." Langkahnya terhenti, Sarang berbalik menatap Hajoon, "sudahlah, aku juga sudah melupakannya.."

Sarang kembali duduk dan Hajoon menatap nya bingung, sepertinya gadis itu sedang ada masalah, kenapa semangat hidup nya seperti hilang begitu?

"Apa kencannya lancar?" Sarang menatap layar ponselnya disana ia melihat obrolan lama nya dengan Vasco, "ini permintaan maaf ku." Hajoon ikut duduk di sisi cewek itu memberikan 2 susu coklat dan vanila, mata sarang melihat susu coklat itu kenapa dia jadi merasa sakit?

"Aku tak suka coklat." Sarang mengambil susu vanila dan meneguknya. Hajoon mengambil susu coklat itu.

"Kau kehilangan sesuatu? kau tak ada semangat hidup." Ujar Hajoon santai melihat pemandangan anak-anak yang bermain di sore hari di taman itu, "apa kau pernah menyukai seseorang? dia selalu bersikap baik pada mu hingga kau salah paham mengira dia suka kau ternyata sikapnya memang seperti itu pada semua orang.."

Hajoon menatap Sarang yang melihat jauh kedepan dengan pandangan kosong, "preman itu punya wanita lain? yang pernah bertemu dengan ku dirumah mu?" Hajoon yakin dia pasti benar karna Sarang yang tertunduk.

"Kau yang salah, terlalu cepat menyimpulkan sikap baik nya padamu, aku benar kan?" tanya Hajoon, "Ya. Kau benar, Sarang bodoh kenapa juga aku cerita pada mu, sudah lah aku mau pulang."

"Mau ku temani?" tanya Hajoon dan, "ayo."

Hajoon tersenyum mendengar itu atau karna Sarang yang galau karna preman itu? yang pasti suasana hatinya bagus.

...

"Aku pulang" ujar Sarang, "oh hajoon sunbae?" No eul berdiri saat melihat kedatangan Hajoon, "bantu ibu... oh kau anak yang kemarin? ayo makan malam bersama kami, kebetulan bibi sudah masak banyak ayo masuk."

Yebin pun mengajak Hajoon yang tersenyum senang, "apa boleh?" tanya Hajoon pada Sarang, "tentu saja," No eul pun ikut masuk bersama.

"Kau baru putus? kenapa tak semangat begitu?" tanya Juho pada sang putri yang makan dalam keheningan, "jangan buang-buang makanan, cepat makan!" perintah Yebin karna sedari tadi Sarang memainkan makanan di hadapannya, "apa kau suka masakan bibi?" tanya Yebin pada Hajoon yang masih fokus makan.

"Suka, masakan bibi sangat enak~" mendengar itu Juho dan Yebin saling pandang dan tersenyum, "makan lah yang banyak, aigo calon menantu ku~" mendengar itu Sarang tersedak membuat Hajoon tertawa kecil.

"Eomma! jangan bicara sembarangan!" Sarang kembali melahap makanannya, entah kenapa pipinya malah memerah tak jelas, "pipi mu merah" bisik Hajoon yang duduk disebelahnya, "diam!"

~ ~ ~

"Kau kenapa lagi?" tanya Sona pada Sarang yang makan sembari melamun, "aku galau~" ujar Sarang jujur, "bagaimana dengan pacar mu itu? putus?" tanya Sarang menatap Sona, "tentu saja, aku sedang ingin sendiri sekarang, siapa yang membuat mu galau?"

Sarang memilih diam dan tak menjawab, ia membalas pesan dari gaeul, yang mengajak bertemu. "Aku tak ingin kenal cinta-cinta an lagi! belum pacaran sudah galau? apa apaan ini.." sona menepuk pundak Sarang pelan, "memang singel lebih baik."

~ ~ ~

"Kau ini @! kemarin cerita sedang bahagia tapi sekarang malah nangis begini? sudah ku bilang kan kau terlalu cepat jatuh hati! @ " Gaeul menatap teman kecilnya ini kesal namun karna tak mendapat balasan dari Sarang ia malah tak tega.

"Tak kusangka mencintai bisa sesakit ini.."

"YA!@ kau lupa apa yang pernah ku katakan?" Sarang mengusap air matanya menatap Gaeul, "apa?" tanya Sarang pelan, "mencintai nya bukan berarti kau harus memilikinya kan!@ lagi pula kau belum tau apakah kencan mereka lancar atau tidak, aku bantu doa agar dia tak kencan dengan perempuan itu, sudah jangan sedih lagi, seperti melihat diri ku yang dulu jadinya@"

Gaeul memeluk Sarang memberi semangat agar tak sedih lagi, "kau benar! kuharap juga kencan mereka gagal!" ujar Sarang semangat membuat Gaeul tersenyum, "ini baru Baek Sarang!@"

SARANG IN PTJ UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang