Author
Setelah memarkirkan mobilnya, Nia memasuki cafe. Diambang pintu matanya menyapu seisi cafe dan tak lama ia memilih duduk di meja kosong yang tak jauh dari pintu masuk. Nia memesan segelas jus alpukat, matanya sesekali memandang kesemua arah seakan mencari sesuatu.
Ia melirik jam ditangannya tak terasa sudah hampir 30 menit ia duduk dicafe bahkan gelas didepannya sudah kosong. Nia menghela nafas dan bangkit dari kursinya menghampiri meja bar.
"Maaf mbak, bisa bertemu dengan Ara?. Dia salah satu karyawan disini."
Wanita yang disapa Nia memperhatikan Nia dengan seksama lalu tersenyum.
"Maaf, mbak ini siapanya Ara...?
" Gue temannya... "
"Oh, Aranya tidak masuk kerja hari ini mbak, ia off. "
Nia tertegun sejenak, Bunda Ara bilang ia kerja. Tetapi kenyataannya sedang off.
"Mbak kerumahnya aja... "
Ucapan si pegawai cafe menyadarkannya dari lamunan. Nia hanya diam lalu membayar tagihannya. Sebelum keluar cafe Nia mengambil kotak bekal diatas meja yang tadi ia duduk. Didalam mobil Nia kembali termenung, ia berfikir kenapa Ara harus berbohong pada Bundanya. Adakah sesuatu yang terjadi pada Ara.
Nia merogoh HP dari dalam tasnya, lama ia memandangi nama Ara yang tertera di layar. Ia terlihat ragu, beberapa kali ia menggaruk kepalanya. Lalu memandangi kotak makan disampingnya, ia berdecak. Lalu mengetikkan sesuatu.
"Eh, lo dimana, gue dicafe tempat lo kerja... "
Nia mengirimkan chatnya, beberapa lama ia menunggu belum juga ada balasan. Ia terlihat tidak sabar dan dengan sedikit kesal ia menekan call di hpnya. Nada tersambung terdengar di telinganya, namun diseberang sana belum juga merespon. Nia kembali mencoba menelpon dan kali ini ada jawaban.
"Hallo... "
"Eh lo sibuk apaan sih...?! "
"Kamu yang butuh aku kok kamu yang marah-marah, dasar gelo...! "
"Sialan lo... Eh gue dicafe ni... "
"Cafe...? Cafe mana...?"
"Yah cafe tempat lo kerja lah...gue bawain kotak makan lo dari Bunda lo...! "
Hening dari seberang sana.
"Eh lo dimana, gue samperin lo sekarang... "
Masih hening.
"Eh, jangan bikin gue emosi yah...! Dimana lo... Share loc sekarang, cepetan...!"
Nia sedikit mengancam, terdengar kekehan dari dalam telpon.
"Iya aku share, galak amat non... "
Tiba-tiba telpon diputus begitu saja dan tak lama Nia mendapat chat dari Ara. Tampa membuang waktu Nia menyalakan mobilnya meninggalkan cafe dengan cepat. Nia hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ditempat yang ia tuju. Ia tiba di taman alun-alun kota.
Langkahnya terhenti saat matanya tertuju pada 2 orang yang sedang duduk di salah satu bangku taman. Nia memperhatikan keduanya dari samping, ia ragu harus menghampiri atau menunggu. Akhirnya ia putuskan menunggu, Nia duduk di bangku yang tak jauh kedua orang yang ia lihat.
Ara yang sedang duduk bersama seorang laki-laki tak menyadari kehadiran Nia yang terus memperhatikan yang tak jauh darinya.
"Jadi gimana Ara, sampai kapan kita sembunyi-sembunyi. Bunda pasti juga akan tau... "
Ara menarik nafas berat, matanya menatap lurus kedepan.
"Ara belum siap kang Bilang ke Bunda, Ara belum siap dengan penolakan Bunda... "
KAMU SEDANG MEMBACA
TABIR
FanfictionKisah 2 orang wanita yang berbeda latar belakang, dengan konflik pribadinya masing-masing. Cinta, persahabatan, keluarga dan penghianatan membuat ke 2 nya bertemu.