Author
Ara berlari kecil mengejar Nia yang meninggalkannya.
"Nia, kita mau kerumahmu...? "
"Gue nggak punya rumah di Jakarta... "
Ara mengerti maksud Nia berkata seperti itu, dari pembicaraan Nia dan sang Opa yang tidak sengaja ia dengar waktu itu.
"Trus... "
"Yah, Jalan-jalan aja... "
Nia menghentikan mobilnya diarea sebuah perkantoran dengan gedungnya yang memiliki puluhan lantai. Tiba di lantai 12 keduanya menuju meja resepsionis.
"Siang mbak...Bisa bertemu Pak Yoga...? "
"Maaf mbak, apa sudah ada janji dan dengan mbak siapa...? "
"Shania..."
Sang resepsionis menelpon sesaat dan tak lama mengantar Nia dan Ara masuk. Dan meninggalkannya didepan sebuah ruangan. Nia mengetuk dan disambut suara dari dalam ruangan mempersilahkan masuk.
"Apa kabar Nia, lama tidak mampir kemari... "
Nia menyambut uluran tangan si pemilik ruangan.
"Kenalin Om, ini Ara asisten pribadi Nia... "
Ara memandang Nia sesaat sebelum berjabat tangan dengan Pak Yoga, Nia hanya mengangkat bahunya.
"Silahkan duduk, kalian mau minum apa... ? "
"Apa aja om, oh yah om Nia ingin tahu perkembangan kasus yang om tangani... "
Ucap Nia tampa banyak basa-basi. Pak Yoga mengangguk lalu memandang pada Ara. Nia bangkit dari duduknya.
"Lo tunggu disini gue ada urusan bentar... "
"Ara mengangkat jempolnya... "
Sedangkan Nia dan Pak Yoga masuk ke ruang kerja Pak Yoga. Ara hanya bisa memperhatikan dari dinding kaca tampa bisa mendengar apa yang mereka bicarakan didalam sana.
"Gimana om apa ada kemajuan... "
Pak Yoga menarik nafas panjang.
"Maaf Nia, perawat itu tidak bisa mengingat Katarina...meski om sudah tunjukkan fotonya..."
Nia terlihat kecewa ia hempaskan tubuhnya kesandaran kursi.
"5 tahun om, bukan waktu yang singkat... "
"Om mengerti Nia, tapi om sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari tahu."
"Apa Nia harus menyerah om... "
Suasana hening. Nia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan kedua sikunya bertumpu diatas meja.
"Om rasa itu yang terbaik Nia... Sudah saatnya Nia melepas kepergian Katarina... "
Pak Yoga berdiri dan menghampiri Nia yang duduk dihadapannya lalu menepuk pundak Nia lembut.
"Om percaya jika Tuhan berkendak, Ia akan mempertemukan Nia dengan orang yang kita cari. Om janji akan secepatnya kabari Nia jika ada perkembangan... "
Perlahan Nia sedikit tenang, ia usap air dipeluk matanya.
"Nia akan berusaha mengikhlaskannya om, tapi bukan berarti Nia berhenti berharap... "
Pak Yoga mengangguk dan tersenyum.
"Oh iya om, beberapa hari lalu Nia mendapat pertanda itu lagi om... "
Pak Yoga mengerutkan keningnya.
"Maksud Nia...Bayang-bayang yang pernah Nia alami seperti dahulu...apa itu dari masa lalu...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TABIR
FanfictionKisah 2 orang wanita yang berbeda latar belakang, dengan konflik pribadinya masing-masing. Cinta, persahabatan, keluarga dan penghianatan membuat ke 2 nya bertemu.