Changbin dan Hyunjin dalam perjalanan kembali ke kelas. Namun Changbin harus menarik Hyunjin yang terlihat malas untuk berjalan agar mereka memasuki kelas bersama-sama. Karena dari kelas yang begitu sepi menegaskan bahwa ada guru di dalam kelas itu.
Changbin membuka pintu belakang dan tersenyum lebar sembari sedikit menundukkan kepala begitu menjadi perhatian seluruh isi kelas.
"Guru," tegur Changbin.
"Dari mana saja kalian? Kenapa baru datang sekarang?" tegur sang guru.
Changbin sekilas menggaruk keningnya dan menjawab, "maafkan kami, Guru. Hyunjin merasa kurang enak badan, jadi aku membawanya ke unit kesehatan untuk beristirahat."
Sang guru memperhatikan Hyunjin dan menegur, "kau baik-baik saja, Hwang Hyunjin."
"Aku baik-baik saja, Guru," sahut Hyunjin.
"Kalau begitu segera pergi ke bangku kalian."
Kedua siswa itu bergabung bersama rekan-rekannya. Dan karena pengarahan sudah selesai dan produser acara pun sudah meninggalkan kelas sejak beberapa menit yang lalu, sang guru pun mengakhiri pertemuan mereka.
"Baiklah, karena kalian sudah memahami apa yang harus kalian, kita akhiri pertemuan kali ini. Jangan mengacaukan acara ini dan jangan bertingkah konyol. Mengerti?"
"Mengerti, Guru," jawab semua orang serempak, kecuali Hyunjin.
Sang guru kemudian meninggalkan ruang kelas. Dan suasana kelas yang sebelumnya hening kembali menunjukkan peradaban.
"Memangnya kalian tahu apa yang dikatakan guru sebelumnya?" tegur Jisung pada kedua rekannya.
Hyunjin menyahut tanpa minat, "bicara dengannya, aku tidak menyahut saat guru bertanya."
Jisung sekilas memukul bahu Hyunjin dan beralih pada Changbin. "Ada apa dengan anak ini? Aku dengar hidungnya sudah baik-baik saja."
Changbin mengabaikan pertanyaan Jisung untuk pertanyaan lain. "Apa yang dikatakan oleh guru sebelumnya?"
"Kita hanya perlu bertindak seolah-olah kita terkejut ketika artis itu masuk kelas. Haruskah aku berteriak paling keras dan langsung memintanya menikah denganku?" Jisung tertawa oleh lelucon yang ia buat sendiri.
"Seorang wanita?" tanya Changbin.
Jisung mengangguk. "Aku dengar begitu."
"Semua orang akan menjadi gila jika dia adalah anggota Idol Group," gumam Hyunjin, berusaha memperbaiki suasana hatinya dengan bergabung ke dalam pembicaraan.
"Sepertinya bukan dari Idol Group. Mereka tidak mengatakan siapa yang akan datang, tapi sepertinya dia adalah seorang aktris."
"Jika tidak ada yang mengatakan padamu, bagaimana kau bisa tahu?"
Jisung tersenyum lebar karena pertanyaan Changbin. Dia kemudian berkata, "aku tidak sengaja melihatnya keluar mobil saat berjalan menuju kelas. Dia tidak seperti anggota Idol Group. Tapi dia terlihat sangat cantik dari belakang."
Perhatian Hyunjin teralihkan oleh sebuah notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya. Dia kemudian memeriksa pesan yang ternyata datang dari ayahnya tersebut.
"Kau masih di sekolah?"
Dahi Hyunjin mengernyit ketika membaca pesan dari sang ayah. Dia kemudian mengirimkan balasan.
"Bukankah itu sudah jelas? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal yang konyol padaku?"
Minhyun membalas. Akan tetapi, sebelum Hyunjin sempat membaca pesan itu, Minhyun segera menghapusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Blacklist] LOST AND FOUND [生活只是关于如何死亡]
FanfictionTidak semua Ibu tiri itu kejam. Begitulah yang terjadi terlepas dari Dongeng Cinderela. Namun sayangnya, Hwang Hyunjin harus mengalami sedikit penderitaan dari Cinderela dalam dongeng anak-anak tersebut. Hwang Hyunjin, tidak beruntung karna mendapat...