12 [Yongbok Seonbaenim]

699 77 15
                                    

"Omo ... seragam ini sangat cocok untukku."

Hyunjin sekilas memandang Yeji yang tengah berdiri menghadap meja rias dan menyunggingkan senyumnya lalu memasukkan beberapa buku ke dalam ranselnya.

Tiga hari ia absen dari sekolah karena menjalani perawatan kecil untuk hidungnya. Dan pagi itu ia secara terpaksa harus pergi ke sekolah bersama Yeji karena hari ini, adiknya itu resmi bersekolah di sekolahnya.

Yeji menoleh ke arah Hyunjin. "Hyunjin, apa aku terlihat cantik?"

"Bersikap sopanlah padaku dan jangan mengikutiku ketika kita sampai di sekolah." Hyunjin menyampirkan ranselnya di bahu kiri dan bergegas keluar kamar. "Cepat sedikit."

Yeji segera mengambil ranselnya dan menyusul Hyunjin. Pagi itu keduanya meninggalkan rumah bersama-sama. Dan Yeji yang tak henti-hentinya bicara sempat membuat seulas senyum tipis terlihat di wajah Hyunjin yang dengan cepat menghilang ketika Yeji tiba-tiba menggandeng tangannya.

"Bagaimana sekolahmu? Apa di sana banyak orang asing?"

Hyunjin sekilas memandang kemudian menjawab, "mereka tidak akan menerima murid pindahan dari luar negeri sepertimu. Jangan menangis dan jangan mengadu padaku jika kau mendapatkan diskriminasi."

Hyunjin menarik tangannya, melepaskan diri dari Yeji dan membuat gadis itu mendengus.

"Cepat sedikit ..."

Beberapa menit kemudian mereka sampai di halte dan tak menunggu lama hingga bus yang mereka tunggu datang. Yeji masuk lebih dulu dan memilih salah satu bangku kosong di sana. Namun Hyunjin yang berada di belakangnya berhasil mengenali sosok Jeongin yang juga menaiki bus tersebut.

Jeongin sedikit memalingkan wajahnya ketika Hyunjin mendekat ke arahnya. Hyunjin berinisiatif untuk duduk di samping Jeongin, namun tangannya lebih dulu di tarik oleh Yeji yang duduk berseberangan dengan Jeongin.

"Kau duduk saja di sini."

Gigi Hyunjin saling beradu, merasa kesabarannya hampir habis untuk menghadapi tingkah menyebalkan Yeji sejak bangun tidur. Bus berjalan, membawa mereka ke tempat tujuan, dan sepanjang perjalanan Yeji tak henti-hentinya bersuara. Memaksa Hyunjin untuk menyahut meski hanya dengan sebuah gumaman.

Di samping mereka, Jeongin sesekali mencuri pandang dan segera berpaling ketika tertangkap basah oleh Hyunjin. Dan di pemberhentian ke lima, ketiganya turun dari bus.

Jeongin turun terlebih dulu dan segera meninggalkan halte seakan ingin menghindari Hyunjin.

"Seragam anak itu sama dengan kita, mungkinkah kita satu sekolah?"

Hyunjin memandang Yeji. "Mulai detik ini, jangan menyapaku ketika kita berada di sekolah. Dan satu lagi, jangan mengatakan pada siapapun jika ayah kita sama," lalu melangkahkan kakinya.

"Ya! Bagaimana bisa seperti itu?" Yeji berlari kecil untuk menyusul Hyunjin.

Tak lama keduanya memasuki halaman sekolah yang luas dan cukup ramai. Yeji memandang ke sekeliling hingga tidak sadar jika Hyunjin berhenti di depannya. Gadis itu sedikit kaget ketika Hyunjin menghentikan langkahnya dengan menaruh telunjuk di keningnya.

"Jangan mengikutiku."

Yeji mengusap keningnya. "Aku tidak tahu di mana kelasku, setidaknya antarkan aku ke ruang guru."

"Pergi sendiri, kau gunakan untuk apa mulutmu itu? Dan ingat baik-baik, berpura-puralah tidak mengenalku."

Hyunjin hendak kembali meninggalkan Yeji, namun Yeji justru menahan lengannya.

[Blacklist] LOST AND FOUND [生活只是关于如何死亡]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang