Hyunjin dan Minhyun kini duduk berhadapan dengan seorang Dokter setelah pemuda itu siuman sejak beberapa menit yang lalu.
Minhyun memulai pembicaraan, "jadi, apa yang terjadi pada putraku, Dokter?"
"Dari hasil pemeriksaan, tidak di temukannya penyakit yang berbahaya."
"Lalu?"
"Sebelumnya aku ingin bertanya pada putra Tuan." Dokter itu mengalihkan pandangannya pada Hyunjin. "Bisakah kau menyampaikan keluhanmu beberapa hari terakhir ini, anak muda."
"Kepalaku sering pusing," jawab Hyunjin tak begitu berminat.
"Lalu?"
"Wajahku sedikit nyeri."
"Di bagian mana?"
Hyunjin menyentuh area di sekitar mata dan di atas hidung menggunakan jari telunjuknya.
"Seberapa sering kau mimisan?"
Hyunjin tak langsung menjawab. Takut-takut ia memandang sang ayah yang juga tengah memperhatikannya.
"Jawab saja," tegur Minhyun.
Hyunjin terlihat resah sebelum ia kembali memandang sang Dokter dan berucap, "biasanya sekitar seminggu sekali. Tapi dua minggu terakhir, hampir setiap hari."
Minhyun yang mendengar hal itu tentu saja terkejut. "Kenapa kau tidak pernah mengatakan pada ayah?"
Bukannya menjawab, Hyunjin justru memalingkan wajahnya. Namun Dokter di hadapan mereka segera mengambil alih.
"Lalu selain itu, keluhan apa lagi yang kau rasakan?"
"Tidak ada."
"Apakah kau merasa sering kesulitan untuk bernapas."
"Dari mana Dokter tahu?"
Dokter itu tersenyum. "Tentu saja karena aku seorang Dokter ... apakah kau mendengkur dengan keras saat kau tidur?"
"Aku tidur, mana mungkin aku tahu."
"Itu benar," sahut Minhyun. "Putraku mendengkur keras saat tidur."
Hyunjin menatap tak terima karena tidak merasa pernah melakukan hal yang baru saja di tuduhkan oleh ayahnya.
"Apa dia memang seperti itu sejak dulu?"
"Tidak. Meskipun mendengkur, tapi dulu suara dengkurannya tidak sekeras itu."
Dengan sedikit pertimbangan. Dokter itu lantas berucap, "sepertinya aku harus melakukan pemeriksaan pada hidung putra Tuan untuk bisa mengetahui masalah yang di alami oleh putra Tuan."
Hyunjin sedikit kaget dan memegangi hidungnya sendiri. "Kenapa dengan hidungku?"
"Kita akan tahu setelah aku memeriksanya." Dokter itu beranjak dari tempat duduknya. "Ikutlah denganku."
Minhyun bangkit terlebih dulu dan menarik lengan Hyunjin untuk mengikuti Dokter tersebut menuju ke sudut lain ruangan itu, dimana terdapat beberapa peralatan medis yang memang selalu berada di ruang Dokter spesialis THT.
"Silahkan duduk."
Hyunjin duduk di samping meja, sedangkan Minhyun tetap berdiri. Dokter tersebut tampak tengah melakukan sedikit persiapan sebelum duduk berhadapan dengan Hyunjin. Dokter itu kemudian mengambil alat yang biasa di gunakan untuk pemeriksaan Endoskopi THT dan tentunya benda itu tampak asing bagi Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Blacklist] LOST AND FOUND [生活只是关于如何死亡]
FanficTidak semua Ibu tiri itu kejam. Begitulah yang terjadi terlepas dari Dongeng Cinderela. Namun sayangnya, Hwang Hyunjin harus mengalami sedikit penderitaan dari Cinderela dalam dongeng anak-anak tersebut. Hwang Hyunjin, tidak beruntung karna mendapat...