Pasangan muda Hwang Minhyun dan Bae Joohyun memasuki rumah baru mereka setelah menyelesaikan sumpah setia mereka dan hari itu keduanya resmi menjadi pasangan suami-istri.
Senyum kebahagiaan terlihat menghiasi wajah mereka yang masih kalut dalam suka cita di hari bahagia mereka.
Memiliki latar belakang keluarga yang terpandang membuat mereka tak perlu mengkhawatirkan tentang apapun, dan dari sanalah keduanya memulai kehidupan baru bersama.
Hari demi hari mereka lalui dengan suka cita, namun semua kebahagiaan itu nyatanya bisa berubah hanya dalam waktu semalam.Enam bulan berlalu, hubungan yang kian harmonis tersebut nyatanya tak bisa mereka pertahankan. Berawal pada malam itu, malam di mana Joohyun tengah merapikan lemari pakaian di kamarnya yang berada di lantai satu, saat itu dia di kagetkan ketika tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi.
Wanita muda itupun segera keluar dari kamar dan suara itu terdengar semakin jelas di telinganya. Dengan rasa penasaran, dia melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju lantai dasar, merasa sedikit aneh karna untuk pertama kalinya dia mendengar suara bayi di kediamannya.
Tepat saat menjangkau tengah-tengah tangga, langkahnya terhenti ketika ia mendapati Minhyun yang sudah pulang. Namun satu hal yang membuatnya heran, yaitu saat melihat Minhyun tengah menimang bayi yang tengah menangis tersebut.
Melihat hal itu, dia pun lantas segera turun ke bawah dan menghampiri suaminya yang belum menyadari kehadirannya.
"Kau sudah pulang?" tegur Joohyun.
Perlahan Minhyun berbalik dengan wajah yang terlihat serba salah ketika di hadapkan dengan sang istri, sementara bayi yang berada dalam dekapannya tak kunjung berhenti menangis.
"Bayi siapa ini?" selidik Joohyun.
"Bayi ini..."
"Kau tidak mengambilnya dari Panti Asuhan, bukan?"
Raut wajah Minhyun terlihat gusar, tampak ia yang kesulitan untuk menjelaskan semuanya kepada sang istri.
"Minhyun." tegur Joohyun ketika sang suami tak kunjung berbicara dan malah terlihat seperti orang yang kebingungan.
"Bayi ini... Adalah putraku." perkataan yang penuh sesal dan seketika mengejutkan istrinya.
"Apa maksudmu? Kau mengadopsinya? Kenapa tidak membicarakannya terlebih dulu denganku?" Joohyun mendebat.
"Bukan begitu. Bayi ini, adalah putra kandungku."
"A-apa?" gumam Joohyun, merasa telah kehilangan suaranya untuk berucap ketika Minhyun memberikannya pukulan dengan pernyataannya.
"A-apa maksudmu? Putra kandung, kau bilang? Jangan bercanda!"
"Aku minta maaf."
"K-kau,"
Joohyun memalingkan tubuhnya dan sekilas memijat keningnya dengan napas yang terdengar memberat ketika ia yang tengah menahan amarahnya. Bagaimana suaminya bisa membawa seorang bayi dan memberikan pernyataan bahwa bayi itu adalah putra kandungnya di saat mereka yang sudah berpacaran selama enam tahun sebelum memutuskan untuk menikah.
Wanita muda itu menghela napas berat yang sarat akan kemarahan sebelum menjatuhkan tatapan tajamnya pada sang suami.
"Kau mengkhianatiku? Kau benar-benar melakukannya?" suara tegas dengan sudut bibir yang tersungging, menampilkan senyum tak percaya sekaligus kecewa.
"Kenapa kau diam? Jelaskan semuanya padaku!"
"Aku tidak sengaja melakukannya, aku sungguh minta maaf."
"Tidak sengaja kau bilang? Lalu kenapa kau membawa anak ini kemari? Kau ingin merendahkanku?"
"Ibu dari anak ini tidak bisa merawatnya."
"Dan menurutmu kau bisa merawatnya?" sahut Joohyun dengan nada bicara yang mulai meninggi tanpa peduli bahwa itu menganggu bayi yang mulai tenang dalam dekapan Minhyun.
"Kita bicara setelah ini." ucap Minhyun yang berniat membawa bayi kecil tersebut ke tempat yang lebih layak.
"Bicarakan sekarang juga!" Joohyun membentak dan sontak hal itu mengagetkan si bayi kecil yang kemudian kembali menangis.
"Pelankan sedikit suara, kau menakutinya."
"Apa peduli?! Kau kira kau bisa dengan seenakmu membawa anak haram itu kemari?!" bukannya mereda, kemarahan Joohyun justru semakin menjadi.
"Siapa wanita itu? Katakan padaku! Jalang mana yang tidur denganmu?!"
Minhyun semakin panik ketika bayi di dalam dekapannya semakin menangis dengan kencang setelah mendengar teriakan Joohyun. Dia pun berusaha untuk menenangkan sang buah hati yang baru saja di buang oleh Ibunya sendiri.
"Kenapa kau diam saja? Cepat katakan padaku!" suara Joohyun merendah, namun tidak dengan kemarahannya.
"Kita bicara setelah ini!" tandas Minhyun yang segera membawa buah hatinya meninggalkan Joohyun yang makin histeris.
"Hwang Minhyun!!!"
Bukannya tak ingin peduli terhadap wanita yang ia cintai, namun Minhyun juga tak bisa membiarkan buah hatinya mendengar makian istrinya tersebut. Dia masuk ke salah satu kamar tamu dan menguncinya, berusaha menenangkan si kecil yang terus menangis.
"Tidak apa-apa, Ayah ada di sini. Berhentilah menangis, Ayah ada di sini untukmu."
Dan karna malam itulah semua berakhir, kebahagiaan yang baru mereka miliki pun tiba-tiba sirnah dan hanya menyisakan kenangan yang buruk setiap harinya.
Mulai hari itu pula, Joohyun sama sekali tak berbicara dengan Minhyun setelah Minhyun menjelaskan kronologi kenapa anak itu berada di tangannya. Dan tentu saja Joohyun yang tahu bahwa dia telah di khianati pun merasa sakit hati, yang kemudian ia lampiaskan kepada bayi laki-laki yang telah mendapatkan nama Hwang Hyunjin dari sang Ayah.
Hari-hari Minhyun pun bertambah sulit ketika Joohyun bahkan tak mau peduli kepada putranya. Istrinya itu kerap mendiamkan Hyunjin kecil yang tengah menangis di dekatnya dan bahkan terkadang ia harus membawa Hyunjin kecil ke Kantor atau menitipkannya ke tempat penitipan anak, karna Joohyun sama sekali tak peduli dan tak pernah menyentuh Hyunjin kecil bahkan seujung jaripun.
Wanita cantik itu dalam waktu yang singkat menjadi wanita yang kejam karna pengkhianatan sang suami di masa lalu, dan pada kenyataannya hubungannya dengan sang anak tiri tak pernah membaik hingga seorang putri lahir di kelurga mereka tepat setelah Hyunjin kecil berusia satu tahun.
Meski begitu, Joohyun sama sekali tak pernah memberi simpati kepada Hyunjin kecil dan semua masih tetap berlanjut ketika anak-anak telah tumbuh dewasa dan memahami keadaan yang terjadi pada keluarga mereka.
semua di mulai dari malam itu, malam yang begitu buruk bagi Hyunjin kecil yang menyimpan kenangan buruk di masa remajanya. Semua terjadi karna malam itu. Dan berlanjut hingga detik ini ketika tak ada satu pihak pun yang mencoba untuk memperbaiki keadaan dan justru mengorbankan satu kehidupan yang harus hidup dalam pengasingan.
Selesai di tulis : 03.12.2019
Di publikasikan : 29.01.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[Blacklist] LOST AND FOUND [生活只是关于如何死亡]
FanficTidak semua Ibu tiri itu kejam. Begitulah yang terjadi terlepas dari Dongeng Cinderela. Namun sayangnya, Hwang Hyunjin harus mengalami sedikit penderitaan dari Cinderela dalam dongeng anak-anak tersebut. Hwang Hyunjin, tidak beruntung karna mendapat...