Pagi yang cerah di hari minggu. Yeji terbangun dari tidurnya. Segera ia arahkan pandangannya ke samping dan hanya menemukan kakaknya yang masih bergumul dengan selimut.
Menguap selebar-lebarnya, gadis itu lantas menyingkap selimutnya dan keluar dari kamar. Pendengarannya segera menangkap suara yang berasal dari dapur. Kembali menguap, gadis itu berjalan ke arah dapur sembari menggaruk kepalanya.
"Apa yang Ayah lakukan sepagi ini?" tegurnya, terdengar begitu malas dan memilih duduk menghadap meja makan.
"Baru bangun?"
Yeji melongokkan kepalanya untuk melihat apa yang berada di dalam mangkuk yang kini ia hadap, dan bisa di lihatnya bahwa itu adalah Sup rumput laut. Makanan khusus yang tidak boleh di lupakan dalam perayaan ulang tahun.
"Kakakmu belum bangun?" Minhyun menaruh lauk lainnya di atas meja.
"Dia masih tidur."
"Aigoo, kau ini anak perempuan. Begitu bangun, cucilah wajahmu sebelum pergi kemana-mana."
Yeji melipat kedua tangannya di atas meja dan menyangga wajahnya. Tampak sangat malas untuk membuka matanya. Dia kemudian berujar, "aku tidak bisa tidur lagi."
"Kenapa? Kau tidak nyaman tinggal di sini?"
"Orang itu mendengkur keras sekali, bagaimana aku bisa tidur?"
Minhyun menertawakan tanpa suara protesan yang di lontarkan oleh putrinya. "Sebelum kau datang kakakmu tidak mendengkur sekeras itu. Mungkin dia kelelahan."
"Siapa suruh selalu pulang malam," acuh Yeji.
"Sudah, sekarang bangunkan kakakmu sana."
"Ayah saja, aku malas berurusan dengannya sepagi ini."
"Jika dia tidak mau bangun, cium saja. Dia pasti akan bangun dengan sendirinya."
Dengan malas Yeji kembali ke kamar dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Hyunjin.
"Hwang Hyunjin, cepat bangun ..."
Yeji mengangkat kepalanya dan memainkan wajah Hyunjin. Menolehkannya ke kanan dan ke kiri untuk beberapa kali. "Hyunjin ... Ya! Hwang Hyunjin, bangun sekarang atau aku akan menciummu."
Hyunjin mendorong Yeji hingga gadis itu terjatuh ke lantai dan mengaduh. Tanpa berniat membuka matanya, dia memiringkan tubuhnya dan meringkuk.
Yeji bangkit sembari mengusap keningnya, dan hal itulah yang membuat kesadarannya kembali sepenuhnya. Dia berdiri dan langsung menarik selimut Hyunjin lalu membuangnya ke lantai.
"Cepat bangun, Babi!"
Mata Hyunjin segera terbuka. Dengan cepat ia menoleh, memandang tak terima dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
"Kau memanggilku apa?"
"Babi, Babi Hwang Hyunjin. Kau ingin marah?"
Hyunjin memalingkan wajahnya. Tampak jengah sebelum langsung bangkit dari tidurnya, dan saat itu juga Yeji berlari dengan tawa yang semakin membuat Hyunjin bertambah kesal.
"Ya! Kau sudah bosan hidup!"
Yeji kembali ke dapur dan duduk di tempat sebelumnya dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya.
"Kau apakan kakakmu?"
"Asal Ayah tahu, orang itu selalu seperti itu setiap hari. Tidak ada hari tanpa marah-marah ... aku khawatir, bagaimana jika tekanan darahnya sangat tinggi karena dia sering marah-marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Blacklist] LOST AND FOUND [生活只是关于如何死亡]
FanficTidak semua Ibu tiri itu kejam. Begitulah yang terjadi terlepas dari Dongeng Cinderela. Namun sayangnya, Hwang Hyunjin harus mengalami sedikit penderitaan dari Cinderela dalam dongeng anak-anak tersebut. Hwang Hyunjin, tidak beruntung karna mendapat...