1. simulasi

168 15 0
                                    

Enjoy~

Pagi pagi banget Beomgyu sudah bangun karna dirinya semangat untuk menjalani simulasi usp.

"mandi ga ya? baru jam segini, nanti aja deh"

Beomgyu milih mainkan ponselnya, masih dengan posisi terwuenak alias rebahan. Beomgyu terus menggulir dari halaman ke halaman.

Ga lama notifikasi dari salah satu teman di organisasi bahkan guru kesiswaan mengeshare suatu informasi.

Dengan teliti Beomgyu baca setiap info yang diberikan. Sesudah bisa menerima info itu, Beomgyu langsung bergegas untuk mandi.

Ga pake lama, Beomgyu keluar kamar mandi dengan pipi yang basah air mata.

Memakai pakaian rapih dan segera mengenakan sepatu. Bunda nya yang baru saja bangun mengernyit heran.

"masih jam segini udah mau berangkat?"

"iya, pa Manan meninggal, bam berangkat dulu ya bunda"

Tangannya sibuk ngambil kunci motor yang berada di samping tv, setelah itu mencium tangan bunda nya, lalu lari kencang menuju luar.

Mengendarai motor dengan kecepatan penuh bahkan yang harusnya dari rumah sampai sekolah butuh waktu 5 menit kini terpotong hingga 2 menit.

Memarkirkan motornya di salah satu rumah temannya lalu lari lagi menuju sekolah. Sampai di sekolah Beomgyu melihat temannya yang kebetulan satu organisasi juga sudah duduk di pos satpam dengan beberapa orang dari jurusan lain.

"kita jadi simulasi ga?"

Beomgyu yang baru datang langsung bertanya pada temannya itu.

"gatau, ga ada info dari ka Heli"

Akhirnya Beomgyu milih duduk sambil menunggu informasi apakah simulasi akan di laksanakan atau malah di batalkan.

Jadwal simulasi yang harusnya sudah dimulai dari jam setengah 10 kini terlewatkan.

"jadi ga si?"

Lagi lagi Beomgyu bertanya yang dibalas gelengan kepala dari temannya.

"gatau, tadi gua ngeliat ka Heli lagi nangis, kayaknya ga jadi deh"

Betul, ga lama setelah temannya mengatakan itu, staff yang mengurus segala keperluan usp yang di sebut oleh mereka dengan sebutan Ka Heli keluar dari lab dan berdiri di balkon anjungan sambil memberi informasi kepada siswa juga siswi yang ingin simulasi untuk perserta sesi 3 diperbolehkan pulang, tapi jika ada yang ingin menyelawat diperbolehkan juga untuk ikut kesana.

Karna Beomgyu anggota OSIS juga guru yang meninggal tersebut juga termasuk orang yang sangat dekat dengannya, Beomgyu langsung mengambil motornya yang dia parkirkan dirumah temannya.

"Bil, sama gua aja"

Beomgyu bawa motornya untuk masuk ke dalam sekolah juga sambil menunggu anggota OSIS yang lainnya kumpul.

Setelah kumpul semua, Beomgyu langsung menjalankan motornya.

"ih helm, helm"

"bendera udah ada belum?"

"Beomgyu ga punya helm, pinjem dong"

"bagi bendera dong"

"ngumpul weh ngumpul, kita barengan semua"

"Sherlok anjing"

"di grup ada, gausah rese"

Beomgyu dan angkatannya pun beriringan menuju kediaman mendiang guru nya. Sempat terpisah dari rombongan, tersesat, salah jalan bahkan helm yang Beomgyu kenakan terbang, kini Beomgyu juga teman yang dia bonceng sampai di kediaman mendiang sang guru.

Banyak tenda yang terpasang bahkan ratusan orang berdatangan untuk membacakan surah yasin juga mendoakan. Terakhir sesudah jenazah di mandikan dan di sholatkan, kini Beomgyu dan teman seangkatannya bersiap mengantar beliau ke peristirahatan terakhir.

Air mata Beomgyu kini menetes setelah melihat tubuh guru yang dia anggap sebagai sahabat bahkan orang tua, terbujur kaku dimasukkannya ke dalam liang kubur.

"terima kasih ka, udah mau dengerin semua cerita Beomgyu, udah support Beomgyu, nasihat bahkan ilmu yang kakak kasih semua nya akan Beomgyu ingat dan Beomgyu kenang, sekarang Beomgyu udah ga punya temen cerita lagi, dan gatau nanti harus cerita ke siapa lagi, Beomgyu ga nangis kok, Beomgyu ikhlas, kakak pasti ketemu bidadari yang cantik di sana. Khusnul Khotimah ya ka"

Batin Beomgyu, hatinya mencelos sekarang, dengan pipi yang beranak sungai Beomgyu menatap liang kubur dengan tatapan sendu. Merasa dirinya tidak kuat Beomgyu memilih mundur dari barisan paling depan dan duduk di paling belakang dari sekian banyaknya manusia yang berdiri didepannya.

Memainkan rumput pemakaman dengan kepala yang menunduk, Beomgyu lagi lagi menangis, almamater yang ia kenakan kini berubah fungsi menjadi penutup kepala.

Salah satu temannya datang dan duduk disampingnya.

"jangan berlarut beom"

Beomgyu hanya menggelengkan kepalanya.

"engga, masih ga percaya aja bin"

"dah, jangan nangis"

"ga bisa"

Tangisan Beomgyu kini makin kencang bahkan satu orang temannya menghampiri dirinya juga orang yang bernama Soobin di sampingnya.

Dipeluknya tubuh Beomgyu sambil di usap usap kepalanya.

"ikhlasin, jangan dinangisin gini, nanti yang ada bikin susah jalannya, mau pa Manan susah nyebrang karna lu doang?"

Beomgyu lagi lagi menggelengkan kepalanya.

"gua cuma ga percaya, kemarin gua sama pa Manan masih becanda tapi sekarang beliau udah ga ada"

"stt, udah ya"

Acara pemakaman pun selesai, Beomgyu duduk sejenak di dekat makam sambil menatapi batu nisan. Tangannya sibuk mengelusi gundukan tanah, air matanya jatuh kembali.

"makasih ya ka"

Karna tidak kuat akhirnya Beomgyu memilih meninggalkan pemakaman dengan wajah yang sembab.

Notifikasi di ponselnya membuat Beomgyu menghentikan langkahnya untuk melihat ada informasi apalagi yang di berikan oleh guru kesiswaan yang juga menjabat menjadi pembina nya di organisasi sekolah.

"semangat, harus lulus"

Beomgyu dan temannya beriringan lagi untuk pulang kerumah masing masing, tapi karna Beomgyu membawa temannya untuk ia bonceng, dia harus mengantarkan temannya terlebih dahulu baru pulang kerumah.

tbc...

Taehyun belum muncul gesss

vote dan komen sebagai pendukung kelancaran cerita ini♡♡

LAB BAHASA - TÆGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang