Tidak lama setelah itu, kedua model pun memasuki studio itu satu per satu. Kali ini, latar pemotretan adalah pemandangan jalanan modern yang memancarkan aura melankolis.
Fotografer menyaksikan Rose dan Lisa menginjakkan kaki mereka di set. Sebuah pikiran tiba tiba terlintas dalam benaknya, Rose tidak hanya memiliki dasar modeling yang kuat, sangat mungkin bahwa dia juga memahami fotografi. Dia bisa mengetahuinya dari cara Rose memilih sudutnya dan memanfaatkan pencahayaan, bahwa dia juga memahami penggunaan warna pelengkap.
Kenapa fotografer tiba tiba berpikir demikian? Karena latar di belakang mereka tampak tua dan melankolis, sedangkan langit di atas mereka berwarna putih.
Jika kau membayangkan menempatkan suatu objek berwarna putih di atas selembar kertas kosong, tentunya objek itu akan menghilang karena tertelan oleh warna latarnya. Di sisi lain, apa yang akan terjadi jika kau menempatkan objek lain yang berwarna hitam di latar yang sama?
Tidak peduli seberapa kecilnya objek itu, dia akan tetap menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Untuk mengkonfirmasi pemikirannya, fotografer itu beralih ke asistennya dan bertanya, "Did Rose see us change the background?"
"I think she only saw us carrying the backdrop in..." jawab asisten itu.
Indeed....
Dia memang profesional dan mengerti bagaimana memanfaatkan situasi. Jika model seperti dirinya tidak menjadi terkenal, pastilah ada yang salah dengan dunia
Fotografer itu menjadi lebih terkesan dengan Rose.Di sisi Lain, semua yang diketahui oleh Lisa mengenai cara melakukan semua ini adalah dengan mengikuti arus. Yang dia tahu, dia hanya perlu berdiri di depan Rose, karena dengan berdiri di depan wanita itu akan membuatnya tampak lebih menonjol ...
Rose membiarkannya bertingkah semaunya dan melakukan apapun yang dia kehendaki untuk memuaskan dirinya sendiri ... dan mendukungnya.
"Come, get ready... we need to get started. The first set of shots will have Miss Manoban standing in the foreground holding onto Miss Park hand. Miss Park will be following behind. I want you to both look excited, like it is the first time you are out on the streets."
Mendengar bahwa dia akan berdiri di depan, Lisa menyeringai pada dirinya sendiri. Ternyata benar... memilih warna putih adalah pilihan yang tepat.
Dia sangat yakin bahwa dirinya pasti akan menjadi terkenal usai pemotretan majalah ini sehingga ekspresi angkuhnya semakin meningkat. Dia lantas berbalik, meraih tangan Rose dengan enggan dan memeragakan pose seolah dia tidak sabar ingin bergerak maju ...
Namun, pose apa yang dilakukan Rose? Gadis itu hanya menempatkan fokusnya pada seorang pedagang kaki lima yang digambarkan di latar belakang. Pedagang kaki lima itu menjual banyak kain bermotif indah dan dia tampak terpesona olehnya. Hanya dengan melihat ekspresi Rose, siapapun bisa merasakan betapa dia ingin tetap berada di sana dan tidak dipaksa untuk terus berjalan. Di saat yang sama, dia memamerkan lekukan halus salah satu sisi tubuhnya seraya menarik Lisa ke dalam pemandangan itu...
Namun, karena ekspresi Rose begitu jelas ... semua perhatian langsung tertuju padanya ... Akibatnya ... Lisa... pada akhirnya hanya menjadi bagian dari latar belakang fotonya ...
Lisa mungkin tidak akan pernah membayangkan nasib seperti apa yang sudah menunggunya di depan. Dari posisinya di depan Rose, mustahil dia bisa melihat ekspresi yang dibuat wanita itu, ditambah lagi, dia terlalu percaya diri, dia benar benar berpikir bahwa dirinya sebanding dengan Suzy, jadi ... begitu mendengar fotografer dan para stafnya bertepuk tangan dan bersorak sorai, dia benar benar berpikir bahwa semua itu adalah untuknya. Lagipula, Rose berada di belakangnya dan dia menghalanginya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Marriage Experience's ✓ 2]
Fanfiction[Husband Marriage Experience Season 2] Disarankan baca Yang Season 1 Nya dulu (Ver rk)