"Hendak menjahit ambillah benang. Jahitlah pada waktu siang. Siang malam Adek tak tenang. Karena memikirkan Abang seorang. Eaaakkk ...." Terlihat seorang cewek menggoda salah satu cowok yang duduk di pojokan sambil memegang buku. Cowok itu terlihat gugup serta malu, berbeda dengan cewek yang menggodanya tadi yang langsung tertawa.
"Bisa ae lu centong Filiphina," ujar salah satu temannya yang ikut terkekeh dan dibantu sorakan teman lainnya.
"Napa? Kalian mau gue gembelin juga? Budayakan antre ye, guys," tanggapnya.
"Udah, Nami. Kasian woy anak orang lu php-in." Salah satu temannya yang lain mendekati cewek yang bernama Nami.
"Eh, lu jangan baper, yah. Gue becanda lho. He-he-he ...." Cowok itu cuma tersenyum kaku dan berusaha fokus membaca kembali.
"Ingat Luffy, Nami!"
"Pudding kamvret!" Pudding cekikikan melihat ekspresi Nami setiap kali ia menyebut nama Luffy. "Jangan sebut nama dia lagi atau gue tarik pipi lu pake tang!"
"Idih! Dasar kembaran laknat!"
Nami mengabaikannya. Yah, Pudding ini teman sekaligus kembarannya. Kembaran yang menyebalkan menurut Nami.
Nami memilih kembali ke mejanya diikuti Pudding. Kebetulan mereka satu meja. Tentu saja atas kemauan Pudding yang tak ingin dipisahkan dari kembarannya sampai nangis-nangis minta sebangku pas pembagian tempat duduk.
"Oy, Adek berbaju biru ... cantik manis cak ulat bulu ... Dapat salam dari Ayah Ibu~ kapanlah siap jadi menantu ...." Baru saja Nami menaruh bokongnya di kursi, lantunan nyanyian dari seseorang mampu membuatnya terperanjat seketika.
"Astaganagamonyet!
"Halo, Kak Luffy, my Kakak ipar akoh," sapa Pudding alay lengkap dengan cengiran khasnya.
Luffy, pemuda yang tiba-tiba memasuki kelas dengan nyanyian tidak jelasnya hanya cengengesan tak jelas. Ia menatap Nami sambil mengangkat-angkat alisnya. Seketika Nami bergidik melihatnya.
"Awas lo bilang kangen lagi! Bosan gue dengarnya." Sebelum Luffy bersuara, Nami sudah memotongnya. Dia sudah hapal kelakuan playboy cap tulang ikan asin ini!
"Tau aja lo. Minggir, dong, Pudding." Mendengar itu, Pudding langsung sigap menyingkir bertukar tempat dengan Luffy. Nami yang melihatnya hanya mendengkus malas.
"Cieee yang mojok berdua. Uhuk!"
"Jomblo jangan iri, yah." Luffy bukannya malu dicengengin anak sekelas, malah makin menjadi-jadi.
Sejak dua minggu yang lalu, mereka dikabarkan berpacaran. Ini semua karena kerjaan Pudding serta kakaknya, Sabo yang menyebar informasi. Ingin sekali Nami tenggelamkan ke dua saudaranya ke samudera Pasifik.
Nami tak bisa protes dengan dalil Sabo yang mengatakan demi keselamatan mereka. Mau tak mau, Nami pasrah.
"Playboy cap tulang ikan asin ngapain ke sini?" tanya Nami ketus.
"Lu, kan, tau sendiri gue kangen ma lo."
"Oke, aitakatta yo, Onii-chan. Nah, udah selesaikan kangennya? Sono pergi!"
"Anjir, gue baper. Entar ajalah." Luffy memegang dadanya sok dramatis.
"Serah."
Beberapa detik kemudian mereka bungkam. Sepertinya Luffy tengah berpikir mencari topik pembicaraan.
"Nami, lo bisa diam gak?" Nami menoleh memberi tatapan bingung.
"Hah?"
"Iya, diam. Gak usah ke mana-mana! Cukup di hati gue aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
FanfictionLuffy dan Nami dirumorkan berpacaran. Faktanya mereka bukan pacaran, tetapi dijodohkan. Luffy selalu bersikap menyenangkan dan rajin menggoda Nami, tetapi apakah Nami suka? "Lo bukan Luffy!" Di lain sisi, teman-temannya punya masalah tersendiri. Pud...