02. Nami itu ... Halu parah!

97 15 1
                                    

"Nami! Kok kamu juga basah-basahan, Nak? Kalian ini. Ckckck ...." Nami menyengir saja saat Bellemere–Maminya– menyambutnya yang sedang basah-basahan. Bellemere hanya geleng-geleng melihat kedua anaknya rela basah-basahan pulang sekolah.

"Hehe, sorry, Mi."

"Sana ganti bajumu! Kalau sakit, jangan nyusahin Mami lho, yah."

"Asyiap. Lagian, Nami udah gede kok."

"Udah, sana ganti baju! Habis itu mandi biar gak demam," ujar Bellemere.

"Oke, Mi."

Nami langsung menaiki tangga untuk menuju lantai dua di mana di sanalah kamar mereka berada.

***

Setelah mandi dan mengganti seragam sekolah dengan pakaian rumah, Nami menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas ranjang lalu ia berseluncur di dunia maya.

Luffy: [Selamat Pagi, Sore, Malam, Siang, buat my honey, my baby, my darling, and my love😘]

[-__-]

[Masih cuek aja. Kapan sih kamu bisa nerima aku sebagai calon tunangan kamu?:(]

[Jangan bahas itu elah-,]

[Oh, ok. Btw, lu tak gak?]

[Gue manusia. Sejak kapan jadi tahu?]

[Bisa aee lu, Kembaran Miper!]

[Kamvret njir-,]

[Tadi pas kita pulang, gue salfok lho. Pengennya sih bilang tapi takut lo ngamuk. Ya udah, gue anggap aja ini rezeki.]

[Maksudnya? Jan bertele-tele elah.]

[Lo tadi pake kutang pink, yah:v]

[What? Lu ... Woy! Gue santet juga lu, njer😤]

[Kalem, Beb. Soalnya tembus sih:v]

Nami menangkup wajahnya sendiri yang sudah memerah seperti kepiting rebus sementara ponselnya ia lempar sembarang.

"Jadi tadi itu tembus? Huwaaaaaa ... Malunya gue."

Ting!

Sebuah tanda pesan masuk kembali terdengar dari messanger- nya. Kembali Nami mengambil ponselnya.

[Gak usah malu:v]
[Sama calon suami juga nih😂]

[Bacot!]

Nami memutuskan beralih ke akun sosial medianya yang lain. Malas meladeni Luffy yang bikin malu saja.

Sebelum Nami sempat mengecek pemberitahuan yang sudah bejibun, dia merasakan seseorang memeluknya dengan suara rengekan kecil.

"Tuan Putri jangan cuekkin Pangeran!"

Nami menoleh mendapati Luffy ... bukan Luffy, tetapi pria mirip Luffy dengan busana ala Kekaisaran. Anggap saja Luffy versi pangeran. Dia yang menyebut dirinya 'Pangeran' memasang wajah cemberut dan Nami tak tahan untuk mencubit pipinya.

"Enggak, kok. Memangnya kapan Putri cuekkin Pangeran?" Ke mana Nami yang selalu ketus di depan Luffy? Untuk sosok mirip Luffy versi pangeran ini Nami akan selalu bersikap lembut dan memanjakan.

"Itu tadi ninggalin."

"Maaf, ya. Tapi kan Pangeran tau sendiri kita enggak boleh bicara kalau di depan umum?"

"Iya." Meskipun tahu pengaturan yang dibuat antara mereka, 'Pangeran' masih memasang tampang merajuk.

Tok!

Tok!

Tok!

"Nami!" terdengar pintu diketuk disusul suara yang sudah Nami tahu siapa orang itu di balik pintu.

"Masuk aja!"

Ketik pintu terbuka, tampak sosok Pudding yang masih memakai seragam. Di tangannya ada sebuah kardus yang sepertinya paketan.

Pudding melempar dan langsung ditangkap Nami. "Kiriman paket buat lo lagi."

"Yang ini dari siapa?"

"Tadi gue liat namanya Zoro."

"Oh." Nami hanya mangut-mangut. Dia tak berkeinginan langsung membuka kiriman paket, tetapi menunggu Pudding yang ternyata masih belum pergi dari depan kamarnya. "Ada apa lagi?"

"Teman lo ada berapa sih? Kok pada loyal semua? Itu teman beneran atau apa?"

Nami menghela napas. Sudah berapa kali Pudding menanyakan pertanyaan yang sama? Padahal Nami selalu memberikan jawaban sama.

"Teman itu, teman doang."

"Teman tapi kok ...."

"Udah, percaya, deh, teman doang itu."

Pudding masih kekeh mencoba menyelidiki hubungan Nami dengan pengirim-pengirim hadiah yang selalu berdatangan ke rumah mereka. Bagaimana bisa Nami mendapatkan teman seloyal itu? Mana bukan satu lagi. Kadang nama pengirim paketnya Vivilah, Frankylah, Shanks, terus sekarang Zoro. Populer banget, ya, saudara kembarnya.

"Lo enggak main sugar daddy-daddy- an, 'kan?" tanya Pudding masih mencoba menyelidik.

"Kagak! Ya ampun, udah pergi sono!" Nami beneran kaget karena tak menyangka dituduh seperti itu. Sebenarnya tidak salah juga Pudding sampai berpikiran ke sana dan membuatnya mengingatkan akan satu orang, tetapi ....

Karena tak kunjung mendapat jawaban yang diinginkan, Pudding menyerah dan masuk ke kamarnya.

Ting!

Pemberitahuan baru masuk. Nami segera melihatnya. Dia pikir itu dari Zoro yang menanyakan apakah paketannya sudah sampai atau belum, ternyata bukan. Rupanya itu dari Lucy.

Lucy: [Tadi aku udah transfer 5 juta. Dicek, ya]

Nami mengulum bibirnya. Dia jadi teringat perkataan Pudding tadi, tetapi ... bisakah ini disebut Sugar Daddy? Ah, tetapi hubungan mereka selalu dipertegas hanya sekadar teman. Teman, tetapi mesra ... mungkin.

Nami tidak tahu siapa Lucy. Sama seperti yang lain, mereka kenal dari dunia maya. Lucy tidak seperti yang lain rajin memberi Nami hadiah, tetapi sekalinya memberi ... transferannya bukan main. Siapa dia, perempuan atau laki-laki, berapa umurnya, masih sekolah atau tidak, Nami benar-benar tidak tahu. Keberadaannya sungguh misterius.

Pernah Nami mencoba menyelidik identitas Lucy, tetapi berakhir ketahuan dan mereka tak saling sapa selama berbulan-bulan.

"Gak papa kali, ya. Toh, kami cuma teman." Nami lalu melihat-lihat pesan lainnya. Begitu banyak sampai tangan Nami serasa akan patah ketika membalas pesan dan komenan mereka masing-masing.

"Tuan Putri~ jangan cuekkin Pangeran!"

Nami menoleh. Ya ampun, siapa yang tidak tahan untuk tidak mencubit? Menyerah, Nami mematikan data seluler dan mengecas ponselnya.

Beberapa saat, di dalam kamar terdengar suara yang menyenangkan seperti dua anak kecil tengah bermain dan itu adalah Nami bersama Luffy versi pangeran. Keduanya bersenang-senang sehingga tak menyadari Sabo mengamati semuanya dari celah pintu yang tidak benar-benar ditutup oleh Pudding.

Kalau itu Pudding, dia mungkin akan menjerit melihat Nami berbicara sendirian seperti orang gila. Pudding memang baru dekat dengan Nami setelah SMA karena keduanya berpisah dulu, tetapi beda dengan Sabo. Sabo telah bersama dengan Nami sejak kecil jadi dia tahu apa saja yang terjadi pada Nami.

Siapa itu Pangeran yang selalu disebutnya, siapa saja teman-teman dunia maya dan bagaimana kepribadiannya di dunia maya, apa saja yang biasa dia lakukan.

Nami agak ... kecenderungan mental. Setidaknya, karena Nami masih bisa menjaga akalnya sampai saat ini, Sabo akan diam. Kalau tidak ....

"Luffy, lo harus bertanggung jawab!"

*
TBC

Gue tuh kadang heran sama diri sendiri. Gue suka nulis fanfict idola gue sendiri, tapi bikin nasib yang jelek mulu, stress mulu😐

Tapi gak papa ... tetap banyak happy-happy kok hehehe😋

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang