05. Cemburu?

78 10 2
                                    

Suasana pagi ini tampak riuh sekali. Padahal ini masih pagi dan cukup mengherankan bagi Nami, Pudding, dan Perona yang saat ini tengah berdiri sambil bersedekap di koridor.

"Mereka ngebicarain tentang pertukaran pelajar yang bakal balik ke sini. Siapa sih? Kok bisa seheboh ini?" Pudding mulai bertanya-tanya. Kupingnya cukup resah dengan pembicaraan murid di sini.

"Gue gak tempe karena gue manusia." Perona berceletuk dengan santai sambil terus menyantap camilannya. Mendengar itu, Pudding seketika melayangkan toyoran ke kepala Perona.

Tepat saat itu Luffy melintas di depan mereka dengan gaya sok cool dan tidak peduli. Iya karena ia tampak tak ikut dengan temannya yang lain karena asik membicarakan tentang pertukaran pelajar yang kembali.

"Luffy!" Spontan Nami memanggilnya. Sang empu yang dipanggil seketika menoleh ke arah Nami, Pudding, dan Perona. Senyum khasnya terbit saat tau yang memanggilnya adalah bidadari hatinya.

"I'm here, my girl. What's up?"

"Sok ngebule lo!" kata Nami sambil mencibir.

"Shishishi ... Apa? Apa?"

"Ini ada apaan sih? Orang-orang lagi sibuk bahasin si pelajar pertukaran itu. Siapa sih dia?" Jiwa keinginantahuan Nami mulai bergejolak.

"Hancock."

"Hah?"

"Hancock, siswi pertukaran pelajar yang ia jalani sejak kelas 10 terus sekarang dia balik." Luffy menjelaskan lumayan lengkap dengan santai.

Nami mengerutkan dahinya. Ia merasa sedikit familiar dengan nama yang disebutkan Luffy dan muncul perasaan ... gatal di hatinya.

"Hancock itu bukannya mantan pacarnya Kak Luffy yang cantik itu? Ya, wajar." Perona kembali berkata dengan enteng sambil terus mengunyah snack yang tengah ia peluk.

"Ah, iya. Gue ingat! Ciee ... Mantannya pulang. Aroma-aroma CLBK tuh." Bukannya kesal diledek Nami, Luffy justru tergelak.

"Kan mantan. Pacar gue sekarang, kan, lo. Iya enggak, Nami?" Nami mendengkus. Ia selalu merasa sebal jika Luffy mengungkit-ungkit status mereka.

"Paan sih lo."

"Eh, benar lho, Nami." timpal Pudding memanas-manasi.

"Bodo."

"Tapi kenapa rame gitu?" Pudding kembali bertanya.

"Primadona. Ya maklum." Nami kembali menyahut dengan santai. Toh, bukan hal yang penting untuknya.

Hancock memang seorang primadona saat mereka satu SMP karena kecantikkannya dan kepintaran yang Hancock miliki hingga sekarang. Nami yakin gelarnya itu juga terbawa ke sini. Padahal jika Nami boleh jujur, Robin jauh lebih cantik daripada Hancock. Ia gadis yang lembut dan cantik dengan kesederhanaannya.

Nami dan Hancock selalu bersiteru dalam hal apa pun. Bagi Nami, Hancock suka mencemburui apa yang ada padanya. Tipe orang yang tidak pernah bersyukur!

Hancock pernah mengamuk sambil menuduh Nami telah menggoda Luffy hingga mereka putus padahal jelas-jelas Luffy sudah menjelaskan alasan mereka putus dan Nami sama sekali tak terlibat apapun. Memang orang-orang sering salah paham karena Luffy dan Nami selalu bersama sejak kecil bahkan sekarang status mereka lebih diperjelas lagi.

"Jangan berantem, yah, Nami!" peringat Perona sontak membuat Nami mencibir.

"Gue gak sebocah itu kali. Tapi gak tau juga sih sama dia. Masih bocah atau TAMBAH BOCAH!"

Perona tertawa terbahak-bahak begitupun dengan Luffy karena Nami sengaja menekan ucapannya pada kalimat 'tambah kayak bocah'.

"Nami pernah gelud sama Hancock? Eh, kalian satu sekolahan yah?" tanya Pudding yang memang tidak satu sekolahan sama Nami dan Pudding saat SMP. Pudding juga tidak tau apapun tentang Hancock karena Nami tidak pernah menyinggungnya.

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang