03. Murid Baru Siapanya Nami, Sih?

73 12 0
                                    

Selama aku mencari
Selama aku menanti
Bayang-bayangmu
Di batas senja
Matahari membakar rinduku
Kumelayang terbang tinggi

Bersama mega-mega
Menembus dinding waktu
Kuterbaring dan pejamkan mata
Dalam hati kupanggil namamu
Semoga saja kau dengar
Dan merasakan

Reff:
Getaran di hatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat pertama engkau
Peluk dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
Aku cinta kepadamu

CKLEK!

Saat permainan pianonya berakhir, decit pintu terdengar. Robin segera menoleh saat melihat seseorang di ambang pintu.

"Bagus."

Robin menanggapi dengan senyuman tipis. "Gue tau. "

"Robin." Robin yang berniat pergi, dihentikan oleh panggilan Sanji.

"Ya?"

"Maaf." Sesaat Robin membeku. Robin memalingkan wajahnya menatap ke arah lain daripada menatap wajah pemuda di hadapannya yang sulit ia mengerti.

"Jangan bahas itu lagi, please."

Sanji menghela napasnya. Ia melirik ke arah Robin yang berusaha menutupi wajahnya, tetapi Sanji masih menemukan wajah pucat nya.

"Maaf, gue gak bermaksud. Gue cuma pengen bilang hari ini jadwal lo."

"Gue tau. Permisi." Robin berlalu. Dia tidak ingin jika harus berlama-lama dengan Sanji apalagi di saat mereka berdua.

Sanji menundukkan kepalanya. Helaan napasnya terdengar berat. Ia hanya bisa menatap punggung Robin yang semakin menjauh dan hilang dari pandangannya.

"KAK SANJIII!"

Baru saja Robin hilang dari pandangannya, sekarang Sanji dihampiri seseorang yang seketika membuat jantungnya maraton.

Tidak perlu menoleh karena Sanji sudah hapal siapa pemilik toa tersebut.

"Hai, Kak Sanji. Makin tampan aja, deh." Sanji tidak membalas sapaan Pudding. Wajahnya yang datar tetap dipertahankan dan Pudding tersenyum lebar seolah tidak menyadari kerisihan Sanji.

Pada akhirnya, Sanji memilih berlalu meninggalkan Pudding sendirian. Melihat Sanji yang sepertinya akan meninggalkannya, Pudding segera menyamakan langkahnya.

"Ke kantin, yuk, Kak!" ajak Pudding tidak mau menyerah. Sanji hanya bungkam saja. Pudding mengerucutkan bibirnya karena lagi-lagi tak mendapatkan tanggapan dari Sanji.

"Kak!"

"Apa?"

"Ayo ke kantin!" ajak Sanji sekali lagi.

"Gue masih banyak tugas!" Tanpa menunggu balasan dari Pudding, Sanji memilih jalan duluan menuju ruangan OSIS.

Untuk kesekian kalinya, Pudding lagi-lagi ditolak. Ia mencak-mencak di tempat. Pudding tau Sanji itu salah satu anggota OSIS, tapi enggak keseringan dapat tugas kali. Kesal, tetapi rasanya mau menangis juga.

Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang