Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo ngapain ngajakin gue kemari? Ada yang mau dibicarain?" tanya Seola serius sambil ngelipet tangannya dan sandaran di bingkai pintu.
Bona ngangguk penuh semangat dan senyum lebar, dia narik tangan Seola lalu dudukin Seola dikursi putar. "Tolong editin. File fotonya ada didalem sini." Bona ngelempar pelan flashdisk warna perak ke meja di depan Seola.
"Kalo udah selesai nanti...." Bona jeda kalimatnya, dia jalan lebih dulu kearah sofa panjang yang ada dibelakang bangku Seola, terus ngerebahin diri disana. "Bangunin gue, gue mau tidur bentar. Biar nanti gue serahin hasilnya ke Jisoo."
Seola melongo sambil nganga lebar nggak percaya. "Gue kira ada apaan diajakin kesini. Ternyata mau dibabuin. Sialan!" Seola majuin kursinya sampai didepan sofa yang ditidurin Bona, dia guncang tubuh Bona lumayan kenceng.
"HEH!"
Bona nggak ngindahin Seola yang mulai ngoceh dan ngomel-ngomel nggak karuan. Bona langsung rubah posisi jadi menyamping dan ngebelakangin Seola yang udah kesel bukan main.
"Kurang ajar sekali manusia satu ini. Enak banget tinggal main suruh aja, sedangkan dia tidur? HAH!" meskipun akhirnya dengan terpaksa Seola nurutin permintaan Bona buat edit foto yang jumlahnya ada lima buah.
Seola hempasin tubuhnya disofa tunggal samping Bona, akhirnya setelah berkutat dengan laptop selama hampir tiga jam, sesi editing modal terpaksa pun selesai.
"Bisa-bisanya gue demen sama orang modelan begini ya? Seola Seola." Seola geleng-gelengin kepala, terus noleh ke arah Bona yang masih tidur pules. Entah kenapa liatnya buat Seola tanpa sadar nyunggingin senyum tipis.
Tapi sayangnya senyuman itu langsung luntur, waktu suara dering ponselnya bunyi dan berhasil narik dia dari lamunannya sendiri.
Ternyata ada chat masuk dari temen satu klubnya yang ngingetin dia supaya nggak lupa buat dateng ke rapat sore ini. Seola liat sekilas jam yang ada dipojok hp-nya. Masih ada waktu sepuluh menit lagi sebelum rapat dimulai.
Seola nepuk-nepuk bahu Bona. "Oy, bangun!"
Nggak perlu nunggu waktu lama, Bona perlahan buka mata dan ngulet panjang. Dia ngerjapin matanya cepet, berusaha netralin penglihatannya sama ngumpulin nyawa yang baru ada separuh.
"Bentar lagi rapat mulai." Peringat Seola yang udah berdiri dan siap mau pergi.
Bona keong beberapa detik sebelum akhirnya sadar, meskipun belum sepenuhnya. "Duluan aja, nanti gue nyusul."
Seola ngangguk terus keluar dari ruang editing buat pergi keruang rapat yang ada dilantai atas. Begitu masuk keruang rapat, ternyata sebagin besar anggota udah pada kumpul dan duduk rapih disana. Seolapun yang tadi niatnya mau duduk didepan pun terpaksa ambil bangku dibelakang.
"Oh Seola, udah disini." Jisoo jalan cepet ngampirin Seola.
"Lo liat Bona dimana?"
"Diruang editing. Lagi tidur." Ujar Seola santai. Biarlah dia jawab tidur, karena Seola sendiri udah yakin pasti sekarang Bona balik tidur setelah dia tinggal.
Jisoo micingin matanya. "Tidur?"
Sekali lagi Seola ngangguk. "Perlu gue seret kesini?"
"Udah nggak perlu. Gue mau mulai rapatnya sekarang, kasian yang lain beberapa dari mereka masih ada kegiatan." Jisoo jalan lagi kedepan.
"Kita mulai sekarang aja rapatnya. Selamat sore semuanya." Jisoo membuka rapat.
"Kalian dikumpulin disini buat bahas terkait acara lomba bulan depan. Tadi pagi gue baru dikabarin sama pembimbing kita, kata beliau ternyata harus ngirim lima orang biar bisa ikut lomba. Berhubung udah ada Bona yang dipilih langsung sama pembimbing, jadi untuk sisa empat orang bakal kita adain voting." Jelas Jisoo panjang lebar.
"Maaf telat."
Seketika seluruh mata tertuju kearah pintu yang sekarang nampilin sosok Bona dengan rambut panjang terurai berantakan dan wajah bantalnya.
"Pinalti!"
Bona buru-buru ngecek jam tangannya. "Astaga, cuman telat tujuh menit doang." Bona dengus kasar.
Jisoo geleng-geleng nggak setuju. "Pinalti tetep pinalti. Bi, jangan lupa nanti tagih denda ke wakil ketua ya."
Eunbi yang bernotabe sebagai bendahara klub ngacungin jempolnya keudara sama senyum puas liat Bona yang berulang kali nyebikin mulut.
Sambil ngehentakin kakinya kasar, Bona jalan kearah meja dan duduk disamping Seulgi si ketua klub. Jisoo pun kembali ke topik yang lagi mereka bahas.
"Gi, ini rapat bahas apaan?" Bona lirik sekilas kearah Seulgi yang sibuk otak atik laptop.
"Bahas lomba. Sekalian voting anggota buat nemenin lo lomba besok."
Bona angguk-angguk kepala ngerti. Detik berikutnya dia angkat tangan dan motong pembicaraan Jisoo yang langsung noleh kebelakang.
"Ya Na? Ada yang pengin lo sampaiin?" Tanya Jisoo, begitu Bona bergeser, Jisoo mempersilahkan buat Bona berbicara disampingnya.
Bona lirik Seola sekilas. "Gue mau Seola juga ikut lomba besok."
Semua mata seketika tertuju sama Bona yang nampilin wajah datarnya, termasuk Seola yang melongo nggak percaya. Apa dia nggak salah denger?
Mereka semua natep Bona nggak suka, karena ngerasa Bona udah menyalahgunakan jabatannya sebagai wakil ketua klub dan peserta lomba.
"Hey, kok gitu nentuinnya?" tegur Jisoo.
"Ini lomba terakhir gue. Jadi seenggaknya, gue pengin kerja sama bareng orang yang kompeten."
"Jadi maksud lo yang lain nggak kompeten, gitu?" ujar Jisoo nggak suka denger omongan Bona barusan.
Bona nepuk-nepuk bahu Jisoo sambil nampilin senyum paksa. "Oh ayolah Jis, gue nggak bilang kalo yang lainnya nggak kompeten. Lagian ada satu tema foto yang belum pernah gue bisa, tapi Seola bisa. Maka dari itu gue pengin langsung belajar sama dia."
"Dan tenang aja, voting tetep dilakuin kok buat sisanya." Final Bona, terus balik duduk lagi.
Jisoo hela nafas panjang dan natep yang lain nggak enak. "Jadi gimana?" ujarnya minta pendapat. Dia juga noleh kearah Seola buat minta persetujuan kalo mau diikut sertakan lomba.
"Seola, lo sendiri gimana?"
Seola nggangguk kalem. "Boleh lah, gue mau."
Diem-diem Bona yang denger jawaban santai Seola, dalam hati teriak kegirangan. Dia natep Seola dalam sama senyum manisnya yang udah nggak bisa ditahan lagi.