~ Extract ~

330 25 0
                                    

Saat sedang asik membaca pesan dari teman-temannya yang mengucapkan hari jadinya, lagi-lagi ponselnya bergetar panjang. Begitu menangkap nama yang tertera dilayar ponsel, Bona dibuat tersenyum sangat manis.

"Halo kak."

"Hari ini ternyata aku ada jadwal operasi, lalu setelahnya aku harus berangkat ke Busan untuk bertemu kepala rumah sakit. Maaf."

Mendengar kabar itu seketika senyum diwajah Bona luntur digantikan menjadi wajah muram, Bona mengerucutkan bibirnya. Samar-samar dia mengangguki ucapan Seola dari seberang.

"Ya kak."

"Soal makan malam hari ini, aku rasa diundur saja sampai aku kembali dari Busan. Tidak apa kan, sayang?"

"Ya." Jawab Bona berat dan pasrah. Dilain sisi dia merasa sangat kecewa karena Seola tidak bisa memenuhi janji untuk mentraktirnya dimalam hari ulang tahunnya ini. Terlebih lagi Seola juga sangat jarang dirumah dan jarang menghabiskan waktu dengannya.

"Sayang, kamu nggak marah kan? Kalau mau, kamu bisa makan malam bareng si Eunseo."

"Ya kak."

"Sudah dulu ya, aku harus kerja lagi. Ini sudah jam 10 malam, nanti setelah keluar dengan Eunseo harus langsung istirahat. Mengerti?"

"Ya."

Dari seberang Seola langsung memuturkan hubungan secara sepihak. Bona melemparkan ponselnya kesembarang arah dan menghembuskan nafasnya panjang, berusaha menenangkan hatinya yang mulai kacau.

Padahal dia sudah bisa membayangkan rasa bahagia saat menghabiskan waktu dengan Seola nanti. Tapi secepat itu Seola meruntuhkannya dengan memberi kabar jika tidak bisa pulang dan tidak bisa merayakan ulang tahunnya.

Benar-benar ulang tahun yang sangat menyedihkan.

Tidak ada kue, tidak ada makan malam, dan tidak ada perayaan. Yang ada hanyalah ucapan selamat singkat dari Seola sebelum berangkat ke rumah sakit.

Bona menyeka sudut matanya kasar yang sudah berair tanpa dia sadari. Dia pun memutuskan keluar dari kamar untuk pergi keruang tengah. Berniat menghilangkan rasa kesal dan kecewanya yang semakin menjadi jadi dengan menonton disana.

Dengan duduk bersila disofa dan sorot matanya yang lurus menatap layar laptop yang menyala untuk memilih judul film yang akan ditontonnya.

"Friday 13, Marriage Blue, Love Tutor, Insidious, Extract." Gumam Bona sambil sesekali menggigiti kuku jarinya sembari memeluk bantal.

Bona tidak akan memutar film Friday 13 ataupun Insidious sekarang, mengingat waktu hampir tengah malam, dan dia tidak mau ketakutan sendirian.

Bona juga sedang tidak ingin menonton film romantis meskipun komedi sekalipun. Sekarang dia benar-benar benci apa itu yang namanya romantis.

Hingga akhirnya Bona menggeser kursor ke arah film berjudul Extract, lalu menekan tombol enter. Matanya menatap fokus layar yang ada di bawah cahaya remang-remang.

"Minggir! Aku duluan!"

Kening Bona dibuat mengkerut dalam dan salah satu alisnya naik sebelah begitu layar yang ditontonnya sekarang menampilkan dimana Exy dan Soobin yang berebut untuk berbicara didepan kamera.

Sebenarnya Extract itu film apa? Exy? Soobin? Kisah drama? Apakah keduanya sekarang sudah menjadi artis tanpa dia tahu?

"Loh ada Dayoung juga?" gumam Bona heran saat di video itu tiba-tiba muncul Dayoung yang tersenyum lebar kearah kamera.

"Berhenti berdebat! Sekarang diundi saja, siapa yang harus maju pertama." Dayoung terlihat menengahi perdebatan antara Exy dan Soobin.

Bona melongo dan sesekali mengerjapkan matanya cepat melihat video yang masih terputar dihadapannya. Ini benar-benar membuatnya bingung setengah mati, dia kesulitan untuk mencerna apa yang sedang terjadi sekarang.

Between Us  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang