🍰
Setelah kejadian yang membuat se isi kantin memiliki bahan gosip baru Sekaran keadaan kantin sudah tak seramai tadi karena sebentar lagi bel pelajaran akan di mulai kembali, namun Wika dan Giselle tak langsung pergi ke kelas setelah selesai makan mereka malah mendekati mba Atik di lapaknya.
"Mau ngapain?" Tanya Giselle berbisik tak mengerti, kenapa temannya ini malah mendekati mbak Atik bukannya kembali ke kelas.
"Gue ada bisnis sama mba Atik, Lo diem dulu," jawabnya sambil tersenyum.
Melihat dua orang siswi yang mendekatinya mba Atik pun bangkit dari duduk istirahat nya.
"Ada apa neng, mau pesen apa lagi ini udah mau masuk loh, kalau mau makan nanti aja jam istirahat ke dua?" Tanya Mbak Atik.
"Nggak mba, Wika bukan mau mesen ko, cuman mau nanya." Jawab Wika cengengesan.
"Ohh mau nanya apa gelis sok atuh!"
"Gini mba kalau misalnya Wika mau naruh dagangan buat di jual di sini boleh gak?" Tanyanya membuat alis Giselle mengkerut.
Ni anak mau dagang?
"Mm... Boleh sih neng tapi sesuai peraturan di sini komisinya di potong 20%, tapi karena neng wika itu siswa jadi mba kasih diskon lah jadi 10% aja gimana?" Jelas Mbak Atik, memang benar kebanyakan dagangan yang dititipkan padanya adalah titipan dari pedagang luar sekolah, karena jarang siswa siswi yang ingin berdagang di sekolah mungkin karena malu.
"Boleh Mba gak apa-apa, mungkin besok atau lusa saya bawa dagangannya ya mba," ucapnya bersemangat membuat mba Atik senang karena ada di antara siswi sekolah ini yang ingin belajar menghasilkan uang.
"Emang neng Wika mau dagang apa, biar mba kosongin satu tempat buat neng?" Tanyanya memastikan.
"Paling kue kue buatan sendiri sih mba." Jawabnya.
"Kapan Lo pernah bisa masak anjirr, baru gau gue?" Tanya Giselle heran karena selama 3 tahun pertemanan mereka tak sekalipun ia melihat Wika memegang penggorengan.
"Ish... Ngeremehin Lo, gue jago tau bikin kue lonya aja yang kagak tau." Ucapnya percaya diri.
"Yaudah Mba kalau gitu kita masuk kelas dulu ya, thank you mba Atik yang paling cantik." Pamitnya pada Mbak Atik.
"Ihh si neng mah bisa bae, yaudah atuh cepet masuk keburu bel." Kata Mba Atik tersipu malu.
...
Hudffhh...
Helaan nafas itu sudah kali ke lima ia dengar berasal dari teman sebangkunya yang kini tengah menopang wajah yang sayangnya cantik itu dengan kedua tangan.
Sehabis bicara dengan Mbak Atik tadi ntah kenapa gadis itu malah terus menerus melamun padahal pelajaran sedang di mulai.
Katanya mau belajar yang rajin buat ngubah masa depan, tapi ini anak malah ngelamun padahal guru di depan lagi nerengin bener bener!
"Ka anjir Lo kenapa jangan ngelamun gitu nanti lo ketauan pak Yayan di timpuk pake pulpen baru tau rasa Lo," kata Giselle mengguncang bahu milik Wika.
"Gue gak ngelamun cuman lagi mikir." Ucap Wika seadanya.
"Mikir apan sih Lo sampe tatapn Lo kosong gitu, tenang aja bumi luas selalu ada solusi di setiap masalah."
Gadis itu menghela nafas kemudian menatap satu-satunya teman yang ia miliki itu.
"Gue bingung, gue mau nitip dagangan di mba Atik tapi sedangkan gue sendiri aja lupa gue gak punya modal sama sekali, gue gak punya tabungan gue juga gak bisa minta sama ibu!"
Tentu saja dia lupa, dia lupa kehidupannya dulu hanya bisa menghamburkan uang ibunya yang tak seberapa, mana mungkin dirinya di zaman ini memiliki uang tabungan.
"Elah tinggal duit aja susah, nanti gue kasih!" Ucap Giselle santai sambil sesekali menyalin tulisan di papan tulis.
Wika menegakan kepalanya teringat sesuatu yang sangat penting.
"Lah iya Lo kan orang kaya yah, berhubung gue punya temen tajir gue bisa manfaatin aja!" Ucap Wika antusias biar matanya yang redup langsung kembali menyala.
"Iyaa manfaatin aja gue sepuas lo toh bukan duit gue ini," jawab Giselle tenang seakan dia rela rela saja di manfaatin oleh temannya itu.
"Hehehe... Bercanda kelek tenang aja sel selama balik modal gue bakal bayar hutang hutang gue."
"Kalau modalnya gak balik?"
"Ya tinggal minjem duit lagi sama Lo!" Ucapnya nyengir kuda.
"Kampret!" Tak habis fikir ia tentang temannya itu
"Lo butuh berapa emang buat modal awal?" Tanyanya memastikan.
"Gak banyak sih buat awal-awal paling 1 jutaan!" Jawab Wika memikirkannya.
"Yakin?... Peralatannya ada gak?"
"Tenang aja punya ibu gue komplit ko, soalnya dia suka banget koleksi peralatan buat kue walaupun nyicil."
"Lagi pula buat awal awal gue mau buat testimoni dulu kalau orang suka pelan Pelang jumlah nya gue perbanyak, terus sisa uangnya paling buat peralatan yang lain."
"Yaudah nanti kita ke ATM dulu ambil uangnya." Ujar Giselle mengangguk.
"Gak masalah sama bokap nyokap Lo kalau gue minjem duit sebanyak itu?" Tanya Wika khawatir sebenarnya orang tua Giselle tidak menyukai anaknya berteman dengan dia, katanya sih karena dirinya membawa pengaruh buruk untuk Giselle dan bukan dari keluarga terpandang juga.
Namun Giselle tetap kekeh ingin berteman dengannya dia bilang Wika adalah satu satunya teman yang memandangnya sebagai pribadi bernama Giselle bukan dari anak seorang dokter.
"Gak masalah ini uang tabungan gue kok, gue kumpulin ini dari uang jajan bulanan gue yang di kasih bokap, tapi karena gue gak tau buat apa tuh duit yahh gue simpen aja." Ucapnya membuat Wika manggut-manggut.
"Tapi apa bener Lo bisa masak ka, gue masih ragu nih, Lo gak ada mau ngeracunin satu sekolahan kan?" Tanyanya lagi untuk kesekian kalinya.
"Kampret Lo pikir kue apaan, yang ada gue di penjara kalau niat ngeracunin satu sekolahan, lagian masakan gue gak seburuk itu kok!" Ucapnya ngotot.
"Yakin?"
"Lo liat aja besok terus Lo cobain sendiri gimana nikmatnya masakan seorang Wika Salma." Ucapnya membanggakan diri.
"Yahh kita liat aja semoga gue gak langsung masuk UGD!" Ucapnya sambil terkekeh geli.
"Kamperet kau!"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
W
Teen FictionHidup untuk kedua kalinya ia tidak ingin menyesali apapun lagi, kehilangan banyak orang terkasih hingga sampai mengakhiri hidupnya. Kini ia akan berjuang melindungi dan membahagiakan orang-orang yang menyayangi nya. Kemudian mewujudkan mimpi terbesa...
