12🍳 kadaluarsa

24 6 0
                                    

🎂

.
.

Mungkin rasanya seperti menaiki mesin waktu, karena waktu berjalan terasa sangat cepat tak terasa 1 bulan lebih ia lewati, dan dalam waktu satu bulan itu telah banyak yang berubah dari dirinya juga kehidupannya, usaha kuenya berjalan dengan lancar sekarang satu sekolah mengetahui tentang kepopuleran kue buatannya, hasilnya pun sangat memuaskan di Minggu kedua ia sudah bisa membayar hutangnya pada Giselle jumlah produksinya pun bertambah yang awalnya berjumlah 30 kini dalam satu hari bisa mencapai 60-70 pcs perhari dan sebenarnya jumlah itu masih kurang mengingat banyak ternyata dari luar sekolah pun meminati kue nya, namun apalah daya Wika hanya manusia biasa dan ia memiliki batasan dan 70 adalah batasnya.

Untuk sekolah sekarang nilai Wika pun mulai membaik ini adalah hasil kerja keras nya yang setiap larut malam setelah membuat kue ia sempatkan untuk belajar selama 1 jam, btw hubungannya dengan sang ayah pun sudah membaik tak se-kaku pertama kali bertemu.

Sekolah 🏫

"Si Wika makin hari makin banyak duit tuh!" Ucap seorang remaja pria yang tengah nongkrong di pojokan kantin sambil memandang barisan antrian kue buatan Wika.

"Hooh anaknya juga makin hari makin cakep." Timpal teman yang satunya.

"Niel Lo udah deketin si Wika lagi belom, kalau Lo deket lagi kan kita juga yang kecipratan?" Tanya Ucup menyenggol pria di sebelahnya.

"Gak tau gua!, Tiap kali gue ajak ngobrol atau jalan jawabannya ketus mulu, sekarang dia udah beda gak kaya dulu lagi." Kata Daniel.

"Mungkin dia udah sadar Lo kan brengsek."ucap Arya yang sedari tadi diam sambil bermain game dalam handphone nya.

Plak

Pukulan itu fino darat kan ke kepala Arya, Fino ini yang di awal bicara.

"Brengsek brengsek gini juga kalau dapet cewe Lo juga yang kecipratan ogeb." Imbuhnya.

"Asu... Kapan gue ikut andil morotin cewe cewe ni anak?" Tanyanya sambil menunjuk Daniel.

Memang di antara mereka berempat hanya Arya lah yang tak menyentuk apapun hasil dari morotin para cewe yang teman temannya lakukan.

"Yehh... Lo kan kaya jadi gak butuh duit dari mereka lah!" Kata Ucup di angguki oleh Fino.

"Miskin juga gue ogah Minta duit ke cewe, harga diri gue ternodai elah."

"Bacot." Ucap Ucup dan Fino berbarengan.

Yang membuat Daniel hanya geleng-geleng kepala.

Di lain tempat

Wika dan Giselle mereka tak pergi ke kantin karena hari ini orang tua Giselle menyuruh pembantu di rumahnya untuk membuat bekal, alhasil ia pun terpaksa membawanya dan memaksa Wika untuk memakan bekalnya juga yang lumayan di persiapkan banyak.

Setelah makan pun mereka tak kemana-mana dan tetap di dalam kelas dan Giselle yang kini tengah berkerumun di salah satu bangku temannya yang tengah bergosip ria sesekali berbisik dan beberapa kali tertawa.

Sedangkan wika dia hanya duduk di bangkunya sambil membaca buku yang cukup tebal.

Melihat temannya yang hanya duduk itu Giselle pun mendekatinya.

" Ngapain sih sibuk amat, baca apa?" Ucapnya sambil melirik buku yang dibaca oleh temannya itu.

Sejarah memasak volume 1

"Buset lu baca beginian?" Katanya tak percaya melihat buku tebal setebal itu hanya untuk mempelajari sejarah memasak.

Wika pun hanya mengangguk tanpa menjawab iya tetap sibuk dengan buku di tangannya.

WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang