7🍳 utang

36 15 0
                                    

🍰

Kantin.

Terdapat sesuatu yang aneh dalam kantin sekolah ini, tidak seperti biasanya dimana kantin akan menjadi tempat bagi siswa bercanda gurau atau santap siang, namun kali ini ada dua titik yang menjadi pengganggu pemandangan kantin yang biasanya tentu saja mereka bukan dua titik biasa melain kan dua orang siswi dengan penampilan acak-acakan wajah frustasi dan kalau ini dalam komik di atas mereka akan terpampang jelas garis garis menyedihkan berwarna hitam.

Wika dan Giselle.

Jika orang lain melihat keduanya mereka akan di kira habis bertengkar dengan rambut semerawut seperti itu.

Namun sebenarnya bukan itulah yang mereka hadapi.

"Gua gak nyangka ternyata gua sebego ini, gue bener-bener gak ngerti apapun yang di omongin guru." Ringis Giselle frustasi mengacak rambut yang sudah acak-acakan.

"Gue juga gak nyangka ternyata sesulit ini, padahal ini cuman pelajaran tingkat SMP," gumam Wika tak percaya, ia kira selama 30 tahun lebih masa hidupnya yang sebenarnya pelajaran tingkat SMP bukanlah hal besar dan ia pun sudah belajar tadi malam sampai subuh, namun ternyata apa yang di ajari gurunya benar benar di luar otak kecilnya.

"Aaaaahhhhkkk" jerit Giselle mengagetkan seisi kantin namun tidak dengan Wika sebenarnya jika tidak malu ia pun akan menjerit sama seperti Giselle.

"Gue nyerah... Sumpeh mumet hulu aing, bodo lah gue gak mau berubah atau apalah itu pusing gue!" Ucapnya frustasi.

"Eh... Jangan gitu Lo lupa tujuan Lo?, Tenang sel sabar di ni proses yang gak mudah, nyokap gue pernah bilang dasarnya orang sukses itu pengetahuan, kalau kita mau tujuan masa depan kita tercapai kita harus mulai dari belajar... Sabar, sabar!" terang Wika.

"Nyokap Lo bener tapi otak gue yang gak bener ka." Jawabnya.

"Udah udah pelan pelan aja sel, waktu kita masih banyak ko, tenang aja." Wika menyemangati Giselle serta dirinya sendiri.

"Misi neng ini pesenannya, dua es jeruk sama dua baksonya ya." Ucap mba Atik selaku pemilik kantin mengantarkan pesanan mereka berdua yang sebelumnya sudah di pesan.

"Eh... Iya Mba makasih, bukannya panggil Wika aja Mba biar Wika yang ambil sendiri." Ucapnya merasa tak enak. Padahal kantin sedang ramai ramainya.

"Ihh, gak apa-apa atuh neng nyelow aja sama mba mah, Yo silahkan di nikmati." Kata Mba Tika mengibaskan tangannya di depan muka tersenyum ramah.

"Makasih ya Mba." Ucap Wika yang di balas dengan acungan jempol oleh Mba Tika sebelum wanita berumur 25 tahun itu pergi.

Setelah kepergian Mba Tika Wika dan Giselle memakan bakso dengan hikmat, ini lah yang di perlukan oleh mereka setelah otak mereka yang gersang di buat bekerja, bakso dengan sambal yang melimpah di tambah es jeruk, beeehhh... Mantap.

Namun kenikmatan mereka buyar setelah segerombol siswa datang mendekati mereka.

Giselle yang pertama melihat gerombolan itu pun menoel-noel lengan Wika menunjuk mereka dengan ujung matanya.

Wika yang mengerti pun memandang s gerombolan siswa laki-laki yang sekarang sudah berdiri di sisi meja mereka.

Kaya kenal?

Itu lah yang ada di benak Wika.

"Eh ada Wika... Kangen banget udah 2 mingguan gak ketemu yah setelah libur kenaikan kelas, apa kabar?" Tanya pria yang ada di tengah mereka ada ber empat.

WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang