6

567 76 49
                                    


Maaf bila ada typo, jangan lupa vote dan komen.

Happy reading!!

Semilir angin sore berhembus, menerpa paras laki-laki tampan dan cantik secara bersamaan. Mentari sore menyinari wajah ayu sang bidadara yang tengah duduk ditaman kota. Tempat ini menjadi sangat keramat untuk seseorang bernama Gulf Kanawut.

Ia sedang gusar, namun ia juga tak tau harus berbuat apa, bagaimana tidak. seseorang yang sudah beberapa minggu ini mengusik fikirannya. Dengan lantang dan jelas, bahwa perlakuannya selama ini hanya sebatas teman.

Gulf sadar, ia tak harus seperti ini, namun fikiran dan hati selalu tak sejalan, lalu ia harus apa?. Membenci tak mampu, marah tak bisa, sungguh dilema.

Gulf pergi dari tempat itu, dirasa sudah sangat sore.

"Aou....sayang, ah maaf maksudku Nong Gulf" heheh...."kenapa dengan wajahmu?". Kata phi Boong dengan khawatir namun dengan nada yang menggelikan.

"Tidak phi, aku hanya lelah, maaf aku permisi" kata Gulf dengan sopan, ia berjalan lesu menuju tangga.

Phi Boong hanya menganggukan kepalanya, ia paham sepertinya nong-nya ini tengah lelah. Terlihat dari kerutan di dahinya.

Gulf merebahkan tubuhnya, ia memandang langit-langit kamarnya.

"Seandainya kau hanya anggap aku teman, kenapa kau memperlakukan aku seperti itu, kau seperti memberi harapan padaku, Mew". Kata Gulf dengan sendu.

Gulf memejamkan matanya, untuk tidur disore hari. Dirasa itu akan mengobati rasa lelah hatinya, walaupun tak akan sembuh dengan cara tertidur.

***

Di kampus.

"Gulf! Tunggu aku!..

Gulf tetap melangkahkan kakinya, namun tidak secepat biasanya, sepertinya Gulf ragu, apakah ia harus berhenti atau meneruskan langkahnya.

Namun sebelum itu terjadi, orang tersebut sudah mendahuli langkah Gulf dan berhenti tepat di depan tubuh Gulf.

"Hey Gulf, kenapa kau menghindariku?!,  Seminggu ini kau selalu saja menolak bila di ajak makan bersama, dan teleponku, selalu kau matikan, kau kenapa Gulf. Apa aku ada salah". Tanya Mew dengan tatapan sendu.

"Tidak, aku yang salah disini, karena terlalu berharap lebih." Batin Gulf menjawab.

"Gulf, jangan diam saja cepat katakan" kata Mew mendesak.

Hufftt.....hembusan nafas kasar Gulf, membuat Mew mengerutkan keningnya, pertanda Gulf sepertinya sedang kesal.

"Tidak ada, aku hanya ingin sendiri, maaf Mew aku harus pergi" kata Gulf, namun sebelum Gulf pergi, Mew dengan kasar menarik tangan kurus Gulf, membawa Gulf berjalan cepat menuju atap aula.

Bruk... Suara pintu tertutup dengan sangat kasar.

Gulf terkejut, sungguh. Ia takut namun harus tetap mempertahankan ekspresinya, Gulf bingung sebenarnya ini situasi macam apa, apakah ada seorang teman seperti ini?. Situasi semakin mencekam, Mew membanting tas nya ke lantai, sebenarnya suasana seperti ini, sangat pas untuk seseorang yang telah berkencan, lalu ketauan berselingkuh. Namun ini sangat berbeda, dua orang laki-laki yang tanpa terikat suatu hubungan.

"Cepat katakan Gulf, kau kenapa hah!! Teriak Mew didepan wajah Gulf. Membuat Gulf terkejut, sungguh sehingga membuat mata Gulf berembun. Gulf lemah? Bukan, ia hanya tak suka kepada orang yang meninggikan suaranya apalagi tepat di depan wajahnya.

MewGulf (Forever Love) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang