Bila ada typo tandain, jangan lupa vote dan komen.
Happy reading !!
Di kantin rumah sakit, dua orang tanpa ikatan teman ataupun sodara tengah bergelut dengn fikirannya masing-masing. Benar Lee dan Gulf hanya saling diam tanpa minat mengeluarkan sepatah kata. Gulf? Tentu saja ia sangat kesal, ia korban disini atas tragedi pemkasaan yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
"Serius? Kau tak akan bicara?". Tanya Gulf dengan nada yang dibuat sangat menyebalkan.
Lee menyesap minumannya dengan sangat tenang, lalu menyimpan cangkirnya dengan nyaring hingga membuat alis Gulf terangakat sebelah.
"Hey! Lee bicaralah, kau bilang Mew dirawat. Lalu untuk apa kita hanya berdiam diri dikantin rumah sakit, ck! Yang benar saja". Umpatan Gulf yang khas.
"Kau yakin ingin bertemu Mew?". Tanya Lee dengan tenangnya. Membuat Gulf mendengus kesal.
"Omong kosong! Lalu untuk apa kau menyeretku hah!". Teriak Gulf namun tak terlalu kasar hanya terdengar oleh Lee saja. Perempuan buncit itu hanya tersenyum mengejek.
"Aku tanya sekali lagi, kau khawatir kan kepada suamiku?". Telisik Lee hingga memandang Gulf. Entahalah disini Lee seperti tengah menjadi propokator.
Gulf memutar matanya malas. Sebenarnya apa yang di inginkan perempuan buncit ini. Dia yang memaksa Gulf untuk kerumah sakit, lalu sekarang seakan-akan Gulf menjadi tersangaka disini. Benar-benar sialan.
"Aku tanya sekali lagi Gulf, kau khawatir kan kepada suamiku?". Tanya Lee dengan pandangan mengintimidasi Gulf.
"Hey dengar nona, aku tak berniat datang kesini, dan itu semua atas paksaanmu, sekarang seakan-akan kau korabannya, ck!..yang benar saja". Sarkas Gulf dengan kesal.
Tiba-tiba Lee tertawa terbahak-bahak, ia seperti orang tak waras, membuat Gulf bingung dengan sikap aneh perempuan buncit ini. Dan lihat orang-orang memandang mereka dengan tatapan sulit diartikan.
"Aku pergi! Kau membuang waktuku saja." Kata Gulf bergegas pergi namun sebelum melangkah tangan Gulf dicekal dengan sangat kuat.
"Ehmm...ehmm..maafkan aku". Kata Lee dengan memebenarkan pita suaranya agar terlihat lembut kembali.
"Kau lucu sekali Gulf, jangan takut padaku, aku hanya bercanda, aku sudah tau hubungan kalian tenang saja, dan aku mendukung kalian". Ucap Lee dengan riang dan juga terlihat sangat tenang.
Namun berbeda dengan Gulf ia semakin tak paham atas ucapan Lee.
"Baiklah biar kau paham, aku akan menceritakan semuanya agar kau tau Gulf. Kata Lee dengan bijak.
"Saat itu..."
Lee pov.
Aku tengah berdiri didepan gerbang Universty Thaliand untuk mendaftar, aku memilih jalur pretasi karena aku lumayan pintar. Ketika itu aku hanya duduk sendirian tanpa ada yang mengajak berbicara. Setelah 30 menit aku menunggu, akhirnya namaku giliran selanjutnya. Setelah aku selesai kekasihku menghampiriku dia tiba-tiba memutuskan aku tanpa sebab di depan ruangan yang saat itu menjadi ruangan untuk wawancara.
Aku menangis, sejujurnya aku tak tau waktu itu ada seseorang yang memperhatikanku, lalu orang itu tiba-tiba mengajaku berbicara, setelah dia memperkenalkan diri. Ternyta pria baik itu bernama Mew.
Setelah perkenalan itu, kami bertemu kembali, dia tiba-tiba mengajakku kerumah orang tuanya, sungguh aku bingung, namun aku tak bisa menolak, karena Phi Mew adalah laki-laki baik. Dan kenyataan yang membuatku terkejut Phi Mew ingin menikah denganku, awalnya aku kira ini hanya lelucon tapi ternyata ini sungguh nyata. Dan yang membuat ku terkejut ternyata orang tuaku dan orang tua Phi Mew telah menjodohkan kami. Mereka saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf (Forever Love) END
FanfictionGak bisa bikin deskripsi. cerita ini hanya fiktif belaka