9

686 91 45
                                    

Bila ada typo tandain, jangan lupa vote dan komen.

Happy reading !!

Setelah kejadian sejak saat itu, Gulf memblokir semua yang berhubungan dengan Mew, line, nomor bahakan sosial mediapun. Tentunya semua yang berhubungan dengan Mew.

Setelah mengirim pesan saat itu, akhirnya Gulf mengganti nomornya, ia tak peduli bila semua teman-temannya tak tau nomor barunya, yang penting Gulf telah menyalin nomor anggota keluarganya, dosennya dan juga tentu tak lupa Mild. Karena dirasa Mild tak akan membocorkan apapun tentangnya kepada Mew.

Beberapa minggu setelah kejadian itu Mew tak pernah lagi terdengar kabarnya, bahkan Gulf juga tak peduli. Ia akan fokus kepada pendidikannya karena niat dia sedari awalpun memang akan belajar, bukan untuk berpacaran apalagi dengan suami orang. Cih menjijikan. Fikirnya.

Suasana di kost-kostan nyonya Boong tampak sepi bila ditengah hari, walaupun begitu, ada terlihat beberapa anak remaja seusia Gulf tengah berbincang, namun hanya terlihat beberapa orang saja.

Phi Boong terus saja berlenggak lenggok bagaikan model papan atas, namun sialnya tak ada yang memperhatikan. Sungguh kasihan.

Namun sebelum Phi Boong kembali keruangannya, ia melihat sosok laki-laki yang tengah menyandarkan tubuhnya membelakangi pagar, namun laki-laki tersebut seperti tengah melihat-lihat kearea kost-kostan. Lalu kembali lagi kepada posisi semula.

Phi Boong menatap curiga, apakah laki-laki itu akan menyewa kamar? Tapi sepertinya tulisan di depan pagar sangatlah jelas, kalau kamar sudah penuh.

Daripada berburuk sangka, lebih baik Phi Boong menanykannya langsung.

"Selamat siang, nong" suara Phi Boong terdengar lemah lembut.

Membuat si laki-laki tersebut terperanjat kaget, ia berbalik badan menyapa salam Phi Boong. Namun ekspresi Phi Boong seperti tengah terkejut ia melihat malaikat surga didepan matanya.

Benar-benar tampan, ya Tuhan!!  Dia seperti daddynable, ahh....!!! Jeritan hati Phi Boong.

Laki-laki tersebut di buat bingung, melihat wanita paruh baya berdandan sangat menor dengan mulut menganga.

"Bibi!!". Tepukan tangan kepada Phi Boong menyadarkannya dari khayalan yang cukup gila.

"Ah..maaf..saya...ah maksduku nong", kata Phi Boong dengan gaya  genitnya. Jangan lupakan Phi Boong menjilat-jilat bibirnya yang kering, entahlah tujuannya apa, hanya Phi Boong dan Tuhan yang tau.

"Kau mau menyewa kamar?", Tanya Phi Boong dengan genit.

"Ah...maaf bibi aku hanya sedang mencari seseorang". Tanyanya sopan.

"Ahh..maaf nong, kalau boleh tau siapa orang yang kau cari". Tanya Phi Boong.

"Nong Gulf". Katanya dengan ekspresi yang berubah sendu.

"Aouu..kau mencari sua--aah...hehee..maksudku nong Gulf hee..hee" cengiran Phi Boong sangat menggelikan. "Dia belum pulang, mungkin sebentar lagi. Oh iya...kau masuk saja dad...ah maksudku Nong". Phi Boong meruntuki mulutnya yang kurang ajar.

"Ah..tidak terimakasih bibi, aku hanya bertanya siapa tau dia sudah pulang, baiklah bibi....emmm sepertinya Gulf juga akan lama". Katanya dengan nada yang agak kecewa.

"Ah..benar, oh iya..ngomong-ngomong siapa namamu? Biar nanti aku sampaikan". Tanya Phi Boong sambil membenarkan rambut yang jelas-jelas sudah sangat rapih.

"Mew....bilang aku mencarinya, tolong sampaikan kepada Gulf, aku tunggu ditaman kota. Baiklah bibi aku pamit. Terimakasih." Kata Mew dengan pergi meninggalkan Phi Boong yang menatap kagum.

MewGulf (Forever Love) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang