Maaf kalau ada typo tolong tandain, yang belum follow akun ini follow dong 😁, jangan lupa vote dan komen.Happy reading !!
Tujuh hari setelah pertemuan Mew dan Gulf, mereka cukup akrab, bahkan saat ini mereka tengah berada di cafe milik bibi Fitarhanit, kebetulan cafe tersebut sangat dekat dengan kampus mereka. Alhasil mereka sekarang tengah berbincang ria di cafe tersebut.
Bahkan mereka seperti sudah berteman sejak lama.
"Gulf ada noda di bibirmu, sebentar" kata Mew dengan sigap memberishkan noda di bibir Gulf menggunakan ibu jarinya. Membuat Gulf sangat terkejut, namun ada desiran aneh di hatinya.
"Terimakasih Mew" kata Gulf dengan canggung, membuat Gulf buru-buru meminum coklat panas di depannya.
Mew hanya mengulum senyum manis, entahlah perlakuan Mew bukan mencerminkan seorang teman dan Gulf tentu saja merasa senang. Berbeda bila dengan Mild, ia akan berbicara dengan banyak umpatan, bahkan Mild tak seperhatian Mew.
"Setelah ini kau mau kemana Gulf, aku akan mengantarmu?" Tanya Mew dengan sesekali membenarkan anak rambut yang mengahalangi pandangan Gulf. Membuat Gulf berdebar.
"Aku tidak tau, sepertinya aku akan tidur sepanjang hari" kata Gulf dengan berusaha sangat normal, padahal jantung Gulf sudah seperti lari marathon.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan, kebetulan besok libur, ayok kita ke pantai" ajak Mew dengan riang.
"Berdua?" Tanya Gulf pensaran.
Mew, menganggukan kepalanya sambil meminum minumanya.
"Kau tidak mengajak pacarmu?" Tanya Gulf, membuat Mew terkejut beberapa saat, namun Gulf tak memperhatikan ekspresi Mew yang berubah.
"Aku tidak punya pacar" kata Mew cepat.
"Aou...tapi tempo hari aku pernah melihatmu bertengkar dengan perempuan, ku kira itu pacarmu?" Tanya Gulf. Sebenarnya setelah mereka cukup dekat, Gulf ingin sekali menanyakan hal ini, namun ia tak cukup berani. Lagipula itu bukan urusan Gulf, namun untuk saat ini ia hanya ingin memastikan.
"Kau melihatnya?" Tanya Mew terkejut, bukannya menjawab Mew malah bertanya balik.
"Aku tidak sengaja" kata Gulf mengedipkan bahunya tanda ia tak peduli.
"Bagaimana? Kau mau tidak? Ya...ya..aku memaksa" kata Mew dengan merayu. Entahlah dia seperti bocah kecil yang sedang merayu sang Ayah.
"Euh...baiklah..kapan kita berangakat? Tanya Gulf tanpa mengingat pertanyaannya tadi.
"Sekarang! Kau tak perlu pulang ke kostan mu, kita tak akan menginap" kata Mew, seakan-akan tau kalau Gulf ingin berkemas dulu.
"Baiklah...ayok" kata Gulf bangkit dari duduknya, dan Mew menyusul Gulf dari belakang lalu ia merangkul pundak Gulf. Membuat Gulf berhenti berjalan dan membuat Mew bingung. Namun tak lama mereka berjalan kembali.
Mereka tengah dalam perjalanan menuju pantai.
"Gulf bangun, Gulf" kata Mew membangaunkan Gulf dengan sangat lembut. Namun sipelaku tak bergeming. Ck..decekan Mew.
"Gulf bangunlah" bisik Mew tepat di telinga Gulf. Membuat Gulf tegelonjak kaget, Gulf merasa geli. Gulf itu tipe orang yang gelian apalagi diarea telinga. Sungguh itu tak nyaman.
Wajah mereka saling pandang, hanya beberapa centi saja, seperti bisa membenturkan kening mereka berdua. Namun sadar dengan keadaan mereka yang sangat dekat. Gulf buru-buru memalingkan pandangnnya ke kaca jendela mobil sebelah Gulf. Ia gugup tentu saja, namun Gulf juga bingung. Ada apa dengan diriku, padahal dengan Mild tak pernah seperti ini. Batin Gulf menggerutu.
Mew? Tentu saja dia juga merasa gugup, terlihat setalah Gulf memalingkan wajahnya, Mew berdehem sangat keras, bahkan ia membenarkan bajunya seakan-akan dia gugup setengah mati.
Setelah dengan saling diam, mereka akhirnya berjalan kepasir pantai, pantai ini cukup ramai namun tak seperti hari libur biasanya, hanya ada beberapa orang yang tengah berenang, dan ada juga yang berjalan kaki seperti mereka. Menikamati angin sore.
Mereka duduk beralaskan daun kelapa yang ada disana. Hening, hanya ada suara deburan ombak dan hembusan angin yang kencang.
"Gulf..."
Gulf menoleh kearah Mew yang tengah memandangnya.
"Seandainya kau menyukai laki-laki, apa yang harus kau lakukan?, mempertahankan rasa itu atau membiarkan rasa suka itu hilang dengan sendiriny? Tanya Mew lembut namun pandangannya terus kedepan.
Pertannyaan Mew, membuat Gulf bingung, ia tak tau harus menjawab apa. Karena selama ini, ia tak pernah tertarik dengan laki-laki.
"Jawablah Gulf, aku butuh jawaban darimu" kata Mew membuyarkan lamunan Gulf. Membuat Gulf tersadar dari lamunanya.
"Maaf sebelumnya Mew, apakau kau gay?" Tanya Gulf dengan hati-hati.
Mew hanya menyunggikan senyuman, namun pandangnnya terus kedapan.
"Aku hanya butuh jawaban darimu, dan untuk masalah gay atau tidaknya. Menurutku cinta tak harus tentang gender. Bila kita memandang gender, berarti cinta kita tidak tulus, karena ada syarat didalamnya. Terang Mew.
"Entahlah Mew, aku belum terlalu paham, karena selama ini aku tak pernah tertarik dengan laki-laki. Dan kau benar" kata Gulf sambil memandang Mew, membuat Mew ikut memandang Gulf, karena jawaban Gulf membuat Mew penasaran "Cinta tak harus memandang gender, karena bila kita nyaman dengan orang itu, kenapa tidak" kata Gulf dengan senyuman yang sangat manis, membuat Mew ikut tersenyum.
Sebernya kata-kata Gulf itu, sedang mengisyratan, bahwa Gulf nyaman dengan Mew. Entahlah Mew peka terhadap kata-kata Gulf atau tidaknya, hanya Mew yang tau.
***
Akhirnya mereka tiba di kost-kostan Gulf.
"Terimakasih Gulf, kau telah menemaniku ke pantai, kapan-kapan kau ajak aku ketempat yang ingin kau kunjungi. Kata Mew sambil memperhatikan Gulf yang akan turun dari mobil.
"Sama-sama Mew, dan ternyata jalan-jalan kepantai tidak buruk. Baiklah aku kabari nanti bila aku ingin mengajakmu" kata Gulf.
Namun sebelum kakinya menginjak ketanah, dengan cepat Mew menarik tangan Gulf cukup keras namun tak membuat sakit.
Cup... Mew mencium kening Gulf dengan lembut dan tulus.
"Sekali lagi terimakasih, selamat malam Gulf" kata Mew yang menjalankan mobilnya.
Lalu Gulf? Tentu saja terkejut membuat ia mematung, tanpa sadar ia tersunyum lembut. Gulf buru-bur pergi untuk masuk kedalam kamarnya.
"Aou....sayang...ahh maaf-maaf, maksudku nong Gulf, darimana saja kamu, kenapa baru pulang" tanya Phi Boong yang terlihat memukul-mukul mulutnya, ck dasar wanita.
Gulf tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan berjalan sangat cepat, jangan lupa jantung Gulf masih terus berdetak hebat. Akibat kejadian tak terduga barusan.
Gulf merebahkan tubuhnya, ia memegang dadanya. Dia tersenyum lebar. Dia tengkurap lalu berguling-guling, lalu meloncat-loncat.
"Ibu!! Ayah!! Tolong aku!!!!!..... Teriak Gulf.
Tbc.
Maaf sebelumnya, aku gak bakalan bikin cerita kegiatan mereka di kampus terlalu detail dan juga gk bakalan masukin cast terlalu banyak, udah segitu aja karena aku fokus ke MewGulf aja, mungkin orang tua Mew yang belum aku sebutin, nanti seiring berjalan cerita orang tua Mew bakal muncul.
Karena aku tim Gulf suka duluan, makanya disini karakter Gulf yang suka duluan sama Mew 😁😁
Makin ngawur gak sih, maaf yah otak aku hanya nyampe segitu.
Bye...bye 🤗🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/317671413-288-k684228.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf (Forever Love) END
FanfictionGak bisa bikin deskripsi. cerita ini hanya fiktif belaka