Pertemuan

117 12 6
                                    

Sepulang dari kampus, seorang lelaki yang bertubuh tinggi, tampan dan manis sedang duduk pada sebuah taman. Namanya Ziandra, ia dikenal baik sebagai mahasiswa. Membuat Ziandra menjadi idaman di kampus nya.

Bahkan ada satu teman yang suka mengikutinya. Karena ia suka pada Ziandra. Ia Devina. Dia teman sekampus dengan Ziandra.

Di Taman, Ziandra selalu membaca buku. Karena udara yang cukup sejuk membuatnya menjadi tenang. Tak selang lama Devina datang.

"Halo Ndra, sendirian aja nih" ucap Defina.
"Iya lah kan gua jomblo" jawab Ziandra.

"Ni yang disamping lu, gak pernah lu anggep" sahut Defina.
"Emang mo dianggep apa?" Tanya Ziandra.

" Ya apa kek" singgung Defina.
"Lo kan udah gua anggep temen" ucap Ziandra.
"Ya, yang lebih dalem gitu lo.." singgung Devina.
"Sory ya keluarga gua udah banyak" ujar Ziandra.

"Dih, ni anak pura-pura ga peka, apa gimana sih, nyebelin banget." batin Defina.

"Ya udah sono gih pulang, gua mo baca nih" tegur Ziandra.
"Ya gue kan nemenin lu" sahut Defina.
"Apaan, disini kan udah banyak orang" balas Ziandra.
" Yaudah deh, gue pulang" cetus Defina.

Defina pun pulang menuju ke kosannya.

Tak selang beberapa menit Ziandra ingin pulang. Namun, ia tak sengaja melihat gadis cantik yang sedang duduk membaca buku bersama sahabatnya. Gadis cantik itu berhijab syar'i, kulitnya putih, senyum yang manis. Sontak saja membuat Ziandra kagum dengan gadis itu.

"Pengen deh gua kenalan ma dia, tapi nanti dia ilfil duluan. Hmm" batin Ziandra.
"Mmm, mendingan gua pura-pura jatuhin buku didepannya" pikir Ziandra.

"Brukk!" Buku Ziandra jatuh.
"Eh, mas itu bukunya jatuh" ucap gadis itu.
"Hehe, iya maaf mbak" jawab Ziandra.

"Judul nya menarik banget, boleh kupinjam gak ya" pikir gadis itu.
"Mas, bukunya boleh ku pinjam gak?" tanya gadis itu.
"Oh, boleh-boleh" jawab Ziandra.

"Kalo gitu boleh minta nomor hp nya ya, jadi nanti kalo udah selesai dibaca bisa langsung ku kembalikan" ucap gadis itu.
"Oh boleh, ini ya nomornya" balas Ziandra.
"Makasih banyak mas" sahut gadis itu.

"Kalo boleh tau, nama mas nya siapa?" tanya gadis itu.
"Ziandra" jawab Ziandra.
Ziandra pun bertanya kembali "Kalo nama mbaknya siapa?".
"Shabira" jawab gadis itu.
"Namanya cantik, kayak orangnya" ujar Ziandra.

Shabira pun tersipu malu dengan ucapan Ziandra.

"Ni yang di samping hidup loh, bukan patung" sindir Caca (sahabat Shabira).
"Ehe, maaf sampe kelupaan. Namanya siapa?" Tanya Ziandra.
"Namaku Caca, boleh dipanggil sayang ehem.." seru Caca.

Shabira pun menepis tangan Caca karena malu pada Ziandra. "Apaan sih Ca" teriaknya.
"Ih gapapa kan cuma bercanda, ya kan Ndra.." sahut Caca.
"Iya hehe" pungkas Ziandra.

"Yaudah aku mau pulang dulu ya, udah sore soalnya. Kapan-kapan ketemu lagi ya! Assalamualaikum" ucap Ziandra.
"Oke, Wa'alaikumussalam" jawab Shabira sambil tersenyum.
"Wa'alaikumussalam" - Caca

Ziandra tak menyangka bahwa tingkah nya itu sampai membuatnya berbincang-bincang dengannya. Sampai-sampai membuat Ziandra tersenyum bahagia.

POV : Shabira dan Caca.

"Ra, mas nya tadi ganteng banget loh" ucap Caca.
"Iya nih, udah punya pacar kali ya" ujar Shabira.
"Sabilah pepet dia Ra" singgung Caca.
"Nggak ah nanti yang ada dia ga suka" sahut Shabira.
"Pulang yuk, Ra" ucap Caca.
"Yuk" jawab Shabira.

Shabira dan Caca menaiki motor masing masing untuk pulang.
Sesampainya di jalan, kejadian tak terduga terjadi.

"Brshshs" Shabira terjatuh dari motor nya.
Caca pun segera memberhentikan motornya.
"Ra, kamu gapapa???" sahut Caca.

Secara tak sengaja seorang laki-laki melihat kejadian tersebut. Ia pun bergegas memberhentikan mobilnya.

"Mbaknya, biar saya antar ke rumah sakit aja" ucap lelaki itu.
"Ga usah, saya gak kenapa-kenapa kok" jawab Shabira.
"Jangan begitu Ra, kakimu pasti sakit" tegur Caca.
"Mas, tolong bantuin temen saya ya" ujar Caca kepada lelaki tersebut.
"Oke" jawab lelaki itu.

Lelaki itu bergegas membawa Shabira menuju ke rumah sakit. Caca pun mengikuti mobil lelaki tersebut untuk menuju rumah sakit terdekat.

Lelaki tersebut tampak masih muda dan kemungkinan orang yang kaya, sebab dia memiliki mobil yang terbilang mahal.

Sesampainya di rumah sakit, Shabira segera diperiksa oleh dokter. Peristiwa ini sangat tak terduga oleh Shabira, dirinya merasa bahwa ia baik-baik saja. Caca juga terkejut atas kejadian ini, sahabatnya itu padahal sudah mahir dalam mengendarai motor. Kondisi jalanan juga terlihat baik-baik saja. Mungkin saja pikiran Shabira yang membuatnya kurang fokus dalam mengendarai motor.

Dokter sudah selesai memeriksa Shabira. "Ini hanyalah luka ringan saja, butuh waktu sebentar untuk sembuh" ucap dokter. "Oh baiklah dok, syukurlah kalau begitu" jawab Caca.

Setelah Dokter memeriksa Shabira, lelaki itu berniat membayar biaya administrasi. "Mbak, biar saya aja yang bayar biaya administrasi nya" ucapnya.

Shabira merasa tak enak dengan lelaki muda itu, "gak usah mas, biar saya aja" balas Shabira.

"Jangan begitu mbak, saya kan yang mengajak ke rumah sakit. Saya gak keberatan kok" terang lelaki itu.

Shabira menerima keputusan nya tersebut, "terimakasih mas, sudah menolong saya" jawabnya dengan lembut. "Emm, nama masnya siapa ya?" Tanya Shabira.
"Nama saya Fino, kalau mbak?"jawabnya
"Saya Shabira, ini sahabat saya namanya Caca" ucap Shabira.

"Tumben Ca kamu diem" ujar Shabira.
"Ehhe, gpp ko, pulang aja yuk udah mau malem nih" sahutnya.

"Oh yaudah biar mbak nya saya anterin pulang" ujar Fino.
"Nanti motor saya gimana, biar saya bareng Caca ke tempat kejadian" terang Shabira.
"Itu biar di bawa Karyawan saya" ucap Fino.
"Ga usah mas hehe, ngerepotin" jawab Shabira.
"Yaudah kalau gitu, saya pamit pulang dulu" sahut Fino.

Shabira dan Caca berboncengan untuk kembali ke tempat jatuhnya Shabira.

Dijalan..
Shabira dan Caca berbincang bincang. "Ca, tumben kamu diem, biasanya kalo ada cowo kamu yang paling berisik" ucap Shabira.
"Aku tuh sebenernya....mmm" balas Caca.
"Apaa Ca?.." seru Shabira.
"Emm, suka sama dia" singkat Caca.
"Ohh.. begitu.." seru Shabira.

"Iya, dia ganteng, kaya lagi.. trus senyumnya manisss kek gula, melebihi gulaaaa bahkan" terang Caca.
"Em menurut kamu ganteng Fino atau Ziandra?? Hayo" tanya Shabira sambil tersenyum.
"Ya, Fino sih... Kalo kamu Ra? Gimana?" balasnya.
"Ya Zian...dra sih hehe" ucap Shabira.
"Pepet Ra, jangan sampe lolos" seru Caca.
"Apaan sih Ca, kamu nih.." balas Shabira.

Sebelum lanjut part selanjutnya, ada
Baiknya untuk vote terlebih dahulu,
Untuk mendukung cerita ini.
Terimakasih.

Jeratan Rindu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang