Berdebar kencang

28 3 0
                                    

Setelah Shabira selesai sholat. Dirinya kembali ke dapur untuk memasak lagi. "Gimana Ca udah beres?" tanya Shabira pada Caca. "Udah nih" jawabnya. "Lagian kenapa sih kok bisa gosong" tanya Caca dengan penasaran. "Em tadi aku merenung di kamar sebentar, eh lupa kalo lagi masak" ucapnya. "Renungin apaan dah" tanya Caca kembali. "Em ga apa apa ko, eh yaudah nih aku mau masak buat nanti malem" pungkas Shabira. "Alah pasti kamu mikirin Ziandra" ujar Caca dengan yakin. "Eh enggak" jawab Shabira dengan senyum-senyum. "Ehh itu kok senyum-senyum" ejek Caca.

"Kalo suka ya bilang aja Ra, biar aku bilangin mau??" seru Caca. "Em apaan sih Ca" singkat Shabira tersipu malu.

"Eh btw kamu kok jadi masak terus sih, kenapa??" tanya Caca yang kebingungan.

"Jadi tadi pagi, pas beli sayur aku ketemu ibu-ibu yang ramah banget, trus dia tanya-tanya sama ku. Kenapa ada gadis kok mau beli sayur, padahal kan sekarang tinggal online aja. Ya aku jawab aja karena kebetulan ini libur. Terus ibu itu nyaranin untuk gausah pesen makanan gitu, uangnya untuk ditabung aja. Ya udah deh keterusan" terang Shabira.

"Oh gitu, tapi emang bener sih masakan mu enak. Pengen lagi hehe" ucap Caca.

"Eits no no no.. buat sendiri ya. Kali ini aku mau masak buat diriku sendiri" seru Shabira.
"Lah, tapi kan masih banyak tuh" ucap Caca.
"Iya, tapi besok mau ku kasih ke Ziandra" jelas Shabira.

"Ah, Hmm, sebel deh.." gumam Caca.
"Ya ya nanti ku kasih" sahut Shabira.
"Oke deh" singkat Caca.

Sambil menunggu masakan Shabira selesai, Caca membantu untuk mencuci piring. Kemudian dirinya membantu Shabira untuk memasak. "Ra, boleh ku bantuin?" tanyanya. "Boleh Ca, kamu tolong ulekin bumbu ini, terus kamu tumis yah" ucap Shabira. "Oh gini yah ternyata bikin sambel" seru Caca

Seiring berjalannya waktu. Tak terasa hari mulai petang. Shabira dan Caca bersiap-siap untuk mandi.

Tak selang lama, waktu Maghrib telah tiba, Shabira dan Caca berniat untuk pergi ke masjid.

"Kamu mau ikut ke masjid, Ca" ucap Shabira. "Iya, biar kamu ga ngobrol terus sama Ziandra" jawab Caca. "Hm, emang kenapa kalo ngobrol" sahut Shabira. "Ya aku kan sendirian di kosan, lagi pula aku kan jomblo, cariin dong, nanti kamu bisa ngobrol sepuasnya ma Ziandra, bahkan nikah pun ku dukung Ra" terang Caca sambil berjalan menuju masjid.

"Masih kuliah, Ca masa mau mikir nikah, kerja aja belum" pungkas Shabira.
"Urusan kerja mah urusan cowok" seru Caca.
"Ya kan belum nikah Ca, nanti yg beliin scincare siapa" ujar Shabira.
"Kan kamu ga pake skincare Ra, kulit kamu udah putih natural" sahut Caca.
"Kan, kamu yang skincare an, slebeww" ejek Shabira.
"hish" gumam Caca.

Iqamah sudah dikumandangkan, mereka berdua bergegas untuk menuju masjid.

Seusai sholat, Caca terkagum oleh suara Ziandra yang merdu. "Ra itu bener ya si, Ziandra" tanyanya. "Ya iyalah siapa lagi" jawab Shabira. "Pulang yuk" seru Caca. "oke" jawab Shabira.

Setibanya di kosan, Shabira menyiapkan makanan yang telah dimasaknya tadi. Ia pun memakannya. Setelah dirinya selesai makan, ia menawarkan sisa lauk makanannya kepada Caca. "Ca, kamu mau makan sekarang apa nanti, lauknya masih nih" ucap Shabira sembari mengetuk pintu kamar Caca. Kemudian pintu pun terbuka "kamu abisin aja Ra, aku soalnya mau ngerjain tugas sama temen di Cafe" balas Caca. "Yakali Ca aku habisin sendiri" gumam Shabira. "Yaudah kasih aja sama Bu Dian, biar dibagi-bagi sama anak lain" pungkas Caca. "hm" gumam Shabira. "Yaudah Ra, aku mau pergi dulu, da" seru Caca.

"Huh, apa mendingan aku kasih ke Ziandra aja ya" pikir Shabira. Dirinya pun memberikan sisa lauk makanan itu kepada Ziandra. Tak tau menahu, dirinya berjalan menuju rumah Ziandra yang katanya 10 meter dari masjid. Ia berjalan kaki sembari menenteng makanan itu.

Ia kebingungan mencari rumah Ziandra, dirinya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang ibu yang sedang duduk didepan rumah. Setibanya disana Shabira terkejut bertemu dengan ibu yang pernah ia temui saat membeli sayuran. "Assalamualaikum, Bu" ucapnya. "Wa'alaikumussalam, eh kamu nak, ada apa nak kesini" jawab ibu itu. "mau tanya rumah temen aku Bu, namanya mas Ziandra" tanya Shabira. "Loh, itu anak saya nak" jawab ibu itu dengan terkejut.

"Oh anak ibu, ini Bu saya bawain makanan, kebetulan makanan ini tidak ada yang makan jadi saya berikan kepada ibu dan mas Ziandra" pungkas Shabira dengan terkejut. "Wah ternyata ibu ini, ibunya Ziandra, ibunya ramah banget ya" ucapnya dalam hati.

"Nak, ini ada temen mu" seru ibu Ziandra. "ya Bu" jawab Ziandra sembari keluar dari kamarnya. "Loh, kamu disini" sahut Ziandra. " Iya mas hehe," jawab Shabira.

Kemudian ibu Ziandra mempersilahkan Shabira untuk duduk, "silahkan duduk nak, nama kamu siapa nak" ucapnya. "Shabira Bu" jawabnya dengan lembut. "Oh nak Shabira" pungkas ibu Ziandra. "Saya bikinin minum ya nak" ucap ibu Ziandra. "Gak usah repot-repot Bu, saya sebentar aja disini" jawabnya. "hm yaudah deh" jawab ibu Ziandra.

"Kamu ketemu Ziandra dimana nak" tanya ibu Ziandra.
"Saya bertemu mas Ziandra ditaman Bu" jawab Shabira.
"Oh gitu, hati-hati ya sama dia, dia itu jahil loh" singgung Ibu Ziandra.
"Engga kok Bu, ya kan Ra" seru Ziandra.
"Iya Bu, engga kok" ujar Shabira.

"Ini masakan kamu nak?" tanya ibu Ziandra.
"Iya Bu, dimakan yah" jawab Shabira sembari tersenyum.

"Maaf, Bu gak bisa lama lama disini, udah mau Isya soalnya" ucap Shabira.
"Zian tolong anterin Shabira ya, kasian sendirian tuh" ujar ibu Ziandra.
"Gausah, Bu biar saya jalan kaki aja" seru Shabira. Jantungnya berdetak kencang.
"Gapapa nak,
"Iya Bu, bentar aku siap-siap sekalian ke masjid juga" sahut Ziandra.

"Tunggu bentar ya nak" ucap ibu Ziandra kepada Shabira.

Sebelum lanjut part selanjutnya, ada
Baiknya untuk vote terlebih dahulu,
Untuk mendukung cerita ini.
Terimakasih.

Jeratan Rindu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang