Part 3

0 1 0
                                    

Keesokan harinya. "Samuel, bangun. Sudah pagi." Kata Walter. "Ah, sudah pagi ya, kak? Baiklah." Kata Samuel. Lalu dia bangun. "Kak, terima kasih banyak karena sudah membantu ku. Maaf kalau aku merepotkan kakak." Kata Samuel. Walter pun memegang pipi Samuel. "Hei, kamu tidak perlu berkata seperti itu. Aku adalah kakak mu, jadi sudah sepantasnya aku membantu mu." Kata Walter. "Kak, aku sayang kakak." Kata Samuel sambil menangis. "Ya, kakak juga, Samuel." Kata Walter sambil mengusap air mata Samuel. "Ehehehe, kakak benar-benar membuat ku bahagia." Kata Samuel. Walter pun tersenyum. "Ya sudah, sekarang kamu mandi, dan sarapan. Setelah itu, ayo ikut aku keliling desa." Kata Walter. "Baik, kak." Kata Samuel. Setelah mandi dan sarapan, mereka berdua berkeliling desa. "Desa ini bagus sekali." Kata Samuel. "Kamu menyukai nya?" Kata Walter. "Ya, aku sangat menyukai nya. Desa ini jauh lebih baik daripada desa ku." Kata Samuel. "Jangan berkata seperti itu, semua desa bagus kok." Kata Walter. "Ya juga sih, hanya saja aku tidak menyukai desa ku." Kata Samuel. "Kenapa?" Kata Walter. "Karena para penduduk nya jahat." Kata Samuel. "Hahahaha, ternyata karena itu? Oh iya, ayo kita lihat para pemancing di sungai." Kata Walter. "Ayo, kak." Kata Samuel. Kemudian mereka pergi ke sungai, dan melihat para pemancing ikan. "Aku dapat ikan yang besar itu lagi!" Kata salah satu pemancing. "Wah, dia hebat sekali." Kata Samuel. "Dia? Dia adalah pemancing profesional di desa ini, makanya dia selalu mendapat ikan yang besar." Kata Walter. "Oh, pantas saja." Kata Samuel. Tiba-tiba sebuah bola api melesat dari atas langit, dan membakar semua pemancing. Dengan cepat, mereka melompat ke sungai. "Kak, dari mana bola api itu datang?" Kata Samuel. "Bola api itu datang dari Rum, penyihir paling kejam di dunia!" Kata Walter. "Apa? Rum si penyihir pembunuh itu?" Kata Samuel. "Ya, benar!" Kata Walter. "Hahahaha, serahkan semua ikan yang kalian dapat, atau aku akan membakar kalian lagi!" Kata Rum yang turun dari atas langit. "Itu Rum, ayo lari!" Kata salah satu pemancing. Mereka pun pergi, dan Rum langsung mengambil semua ikan mereka. "Hahahaha, mencari makan itu mudah! Setelah ini, aku akan melakukan hal yang sama di rumah makan tuan Anjee!" Kata Rum. "Tidak secepat itu, sapu terbang perampok!" Kata Walter. "Hah, Walter? Apakah itu kamu? Tapi, bagaimana?" Kata Rum dengan kaget. "Bagaimana apa? Bagaimana aku masih bisa hidup, kan?" Kata Walter. "Tidak mungkin! Padahal, aku sudah membunuh nya dengan sihir Harimau Hitam!" Kata Rum dalam hati.

Samuel & WalterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang