Part 9

0 1 0
                                    

"Ah, aku ingat! Aku adalah Walter, yang dianggap sebagai penyihir sakti itu!" Kata Walter. "Apa!? Bagaimana dia bisa ingat kembali, padahal hipnotis itu masih ada didalam tubuh nya!?" Kata Rum. Walter pun melepaskan Samuel. "Aku Walter, aku penyihir sakti itu!" Kata Walter. "Itu benar, kak. Sekarang ayo habisi orang itu, karena dia sudah mencuri harta kakak!" Kata Samuel. "E... Eh? T... Tidak kok, aku sama sekali tidak mencuri harta mu!" Kata Rum. "Bohong, harta kakak ada didalam rumah nya!" Kata Samuel. "Oh, begitu ya? Beraninya kamu, mencuri harta ku! Rasakan ini, serangan sihir Naga Badai!" Kata Walter. "Tidak!!!" Teriak Rum. Akhirnya Rum tewas, setelah terkena sihir Walter. Hipnotis itu pun menghilang, dan Walter kembali sadar. "Ah, kenapa aku bisa ada di sini? Dan sejak kapan aku memakai baju aneh ini?" Kata Walter. "Kakak!" Kata Samuel sambil memeluk Walter. "Ah, Samuel? Kamu juga ada di sini?" Kata Walter. "Ya, aku akan selalu mengikuti kakak, ke mana pun kakak pergi, dan aku akan melindungi kakak." Kata Samuel. Walter pun tersenyum. "Sungguh adik yang baik kamu ini, Samuel. Terima kasih, ya." Kata Walter. "Sama-sama, kak. Oh iya, ayo kita cari tongkat sihir kakak." Kata Samuel. "Baiklah, ayo." Kata Walter. Mereka pun masuk ke rumah Rum, mengambil tongkat sihir Walter, dan pulang. Sore harinya. "Kak." Kata Samuel. "Ya, adik ku sayang?" Kata Walter. "Ah, kakak memanggil ku sayang?" Kata Samuel. "Ya, karena kakak sayang kamu." Kata Walter. "Oh, kakak." Kata Samuel. "Ya, kenapa?" Kata Walter. "Aku ingin mengucapkan terima kasih pada kakak, karena sudah mau merawat ku sejak aku dibuang oleh keluarga ku. Tanpa kakak, mungkin aku tidak akan seperti ini." Kata Samuel sambil bersandar di tubuh Walter. "Sama-sama, adik ku sayang. Hahahaha, kamu tidak seperti biasanya, ada apa?" Kata Walter. "Entahlah, mungkin aku terkena sihir kakak." Kata Samuel. "Kamu bisa saja, kakak tidak ada menyihir mu." Kata Walter. Mereka pun tertawa. "Ya sudah, ayo kita pulang." Kata Walter. "Ayo, kak." Kata Samuel. Namun saat hendak pulang, tiba-tiba mereka bertemu dengan keluarga Samuel.

Samuel & WalterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang