Satu Unit Honda HR-V itu memasuki halaman rumah besar yang dominan berwarna putih, di halaman luas itu juga sudah terparkir satu Unit mobil sport mewah milik Alder, laki-laki itu sedang mengobrol bersama Ragadh.
Chyra masuk ke rumah mengikuti langkah Nana yang antusias.
Alder mendongkak begitu sang gadis tiba, tak lupa senyuman manis ia suguhkan.
Chyra melihat senyuman itu, mau tak mau ia membalasnya dengan senyuman tak kalah manis.
"Kayaknya udah kangen ya?" Nana meledek dengan senyuman nakalnya, manik mata Nana juga menggelintir ke arah Chyra dan Alder bergantian.
Dengan santai dan penuh percaya diri alder mengangguk mengiyakan dengan senyuman lebih lebar, "iya aunty, Alder kangen Chyra"
Tanpa basa-basi Alder berdiri dan menubruk Chyra dengan pelukan. Gadis itu hanya terdiam karena kikuk
Masih dalam pelukan Alder, Chyra dan Ragadh saling pandang, tak bisa di pungkiri Ragadh merasa kasihan pada sang adik.
Chyra bisa merasakan pandangan Ragadh padanya, demi melegakan hati Ragadh Chyra pun tersenyum.
Kendati begitu, namun Ragadh tahu seperti apa perasaan Chyra saat di peluk oleh orang lain.
"Prepare- prepare gih! Gue mau ngajak lo jalan..." Ucap Alder dengan tangan mengelipkan rambut Chyra ke telinga setelah pelukannya terlepas
"Jalan kemana?"
"Kejutan, lo siap-siap aja..."
Chyra hanya mengangguk, lalu melenggang pergi ke kamarnya.
Bukannya bersiap namun Chyra malah merebahkan diri di kasurnya, melakukan peregangan beberapa saat lalu mengambil posisi miring memeluk guling.
Rasanya sangat nyaman, gadis itu hampir tertidur, ia sampai lupa kalau alder menyuruhnya bersiap-siap untuk pergi dengannya. Tanpa Chyra ingat Alder tengah menunggunya di lantai bawah.
"Mama... Papa... Chia mau ketemu kalian..."
Lirih Chyra tanpa sadar, matanya sudah terpejam, jiwanya mulai terseret ke alam mimpinya.Akhirnya Chyra tertidur dan benar-benar lupa untuk pergi bersama Alder. Hingga hampir setengah jam, akhirnya Alder memeriksa Chyra ke kamarnya, tentunya itu atas izin Nana.
Nafas Chyra menghembus teratur, pikirannya sangat damai di bawah alam sadarnya.
Alder mengerutkan kening perlahan mengintip wajah Chyra yang polos tanpa beban, saat tertidur pipi chubby Chyra memang tampak gemoy terganjal bantal.
"Ra? Chyra?" Panggil Alder tanpa sahutan dari sang empu. Ia menyondongkan tubuhnya untuk melihat wajah Chyra yang berbaring memunggunginya.
Alder tersenyum gemes meliputi wajah polos Chyra yang tertidur, otak usilnya muncul seketika untuk menjahili calon istrinya itu.
Tangannya mulai usil untuk menekan-
nekan pipi Chyra tampak menggemaskan, namun gadis itu sama sekali tidak terusik bahkan setelah Alder tekan cukup keras.Tidak puas dengan aksinya ini, akhirnya Alder mencubit pipi Chyra beberapa kali, Chyra mulai terganggu dengan perlakuan Alder, menggeleng lalu menenggelamkan wajahnya ke guling agar tak di usik lagi.
Alder terkekeh geli, tangannya mulai menggarap untuk mengelus rambut Chyra "Yang, bangun dong. Kan aku ajakin kamu jalan, eh malah tiduran..."
"Cape bang, next time ya..." Sahutnya dengan suara kurang jelas namun Alder bisa mengerti dengan baik.
Laki-laki itu lagi-lagi terkekeh "bang-bang? Ini Alder woy! bukan bang Agad..."
Tak ada sahutan, gadis sudah kembali terlelap. Alder berdecak sebal, laki-laki itu menjatuhkan diri ke kasur dan langsung memeluk Chyra. Alhasil gadis itu mengerang pelan karena merasa terganggu, tingkah Chyra seperti anak kecil yang menggemaskan, tak jauh berbeda dengan sepupu Alder, Gadish.
Alder belum tahu jika Chyra itu sahabat Gadish, padahal sepupu cantiknya itu sudah sering bercerita soal Chyra, hanya saja tidak menyebutkan nama Chyra, lagipula Alder tidak begitu peduli soal gadis yang begitu berharga di mata Nirgadish Tashalia. Alder dulu terlalu sibuk memikirkan dunianya, bisa mendengarkan sepupu bercerita saja sudah bagus.
"Chyragadh, gue kan suruh lo siap-siap. Kenapa malah tiduran, hm...?" Alder mengeratkan pelukannya karena gemas.
Chyra terbangun, mengedipkan mata beberapa kali untuk mengumpulkan kesadaran. Gadis itu menyingkirkan tangan Alder yang tengah melingkari pinggangnya. Namun tak bisa, pelukan Alder cukup kuat.
"Alder, lepasin gue...."
"Ngantuk? Padahal gue udah ngajakin lo jalan" bibir Alder mengerucut.
"Emang mau kemana si?" Chyra berdecak malas sembari mengubah posisi menjadi duduk.
"Jadi pen cepet-cepet jadi suami lo, asik kayaknya bisa cuddle tiap hari..."
"Bukannya jawab pertanyaan gue, malah ngawur lo..." Chyra ber-smirk dengan gelengan kepala khasnya, dalam hati ia mengucapkan istighfar.
"Ngawur lo bilang? Gue bentar lagi ijab-kabul nyebutin nama lo binti bapak lo ya, Ra..." Cerca alder dengan wajah terus mendekat ke wajah Chyra sampai kening mereka bersentuhan.
Jarak di antara mereka semakin menipis, saat Alder hampir mencium bibir Chyra, pergerakannya langsung terhenti karena pintu kamar Chyra di ketuk.
"Chia, ajak Alder makan ya. Sebelum pergi kalian makan dulu..." Ucap Nana tanpa membuka pintunya
"Iya aunt..."
"Bisa di lanjut ga, nona?" Ucap Alder tanpa sangkalan karena langsung menempelkan bibirnya pada bibir Chyra.
Chyra hanya berdo'a apapun yang ia ingat, tak sadar Chyra membaca do'a mau makan, mau ke toilet, dan doa ketika ada petir. Tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan, sedangkan sikap Alder mulai mengadi- ngadi padanya.
Hingga akhirnya Chyra berhasil mendorong Alder saat lelaki itu mulai menggarap ke lehernya, mungkin karena itu adalah area sensitif Chyra, sehingga gadis itu bisa mendorong tubuh Alder hingga terjatuh dari tempat tidur.
Alder mengaduh mengusap lututnya yang terbentur ke lantai.
"Sadar alder! Jan ngadi-ngadi ya lo!" Chyra sangat panik dengan tangan menodongkan sisir yang ia sambar untuk mengancam Alder.
Laki laki-laki itu tertawa gemes, bukan berpikir.
"Iya maaf, refleks gue Ra. Udah turunin tuh sisir, takut gue..." Tawanya belum berhenti
"Macem-macem lagi gue sisir usus lo ampe lurus!" Ancam Chyra semakin membuat Alder tertawa, saking gemasnya alder sampai bertingkah aegyeo
"Ampun, turunin sisirnya ya buk polwan..." Ucap Alder menahan tawanya namun tak bisa. Kekehan gemas itu tetap keluar dari mulutnya.
Chyra mendengus sebal lalu melempar Alder dengan sisirnya, gadis itu ikut tertawa karena lemparannya tepat sasaran. Yaitu mengenai kepala Alder.
***
Jika cerita ini makin ngawur,
umin monmap sebesar-besarnya 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
WORTH IT [END]
Teen Fiction"Biarpun kita bersatu karena utang atau perjanjian, gue gak peduli. Karena itu cara Tuhan buat kita." Chyragadh Gardanish, gadis remaja yang merasa tak berharga, karena ia harus menikah dengan seseorang atas dasar hutang perusahaan keluarga. Namun a...