WORTH IT -18

63 7 7
                                    

Alder menginjak pedal rem tepat di halaman rumah besar tiga lantai yang dulu sempat mereka kunjungi. Benar saja ternyata ucapan Alder, mereka kini tinggal di rumah itu. Rumah mewah dengan halaman menyerupai taman istana dan di lengkapi dengan rooftop.

Mereka berdua lalu turun dari mobil dan membawa koper masing-masing.

Alder melempar senyum manis pada istrinya yang sangat cantik, Chyra membalas senyum yang tak kalah manis.

Alder lalu menuntun Chyra untuk masuk ke rumah mereka. Yang pertama membuat Chyra terpaku adalah sebuah bingkai besar berisikan foto pernikahannya dengan Alder. Yang membuat Chyra menyeritkan kening. Pernikahannya baru terjadi tadi pagi, namun potret besar itu sudah terpampang saja. Kapan memasangnya?
Lupakan, Chyra tak ingin memikirkan itu.

"Kamar kita di lantai dua"

Chyra mengangguk, "yaudah ayok! Ngantuk banget gue..."

"Mau di bawain kopernya?" Tawar Alder

"Gausah lah gue bisa kok..."

Alder tersenyum manggut-manggut mereka meneruskan langkahnya dan sampai di kamar mereka. Di lantai dua rumah mereka.

Chyra langsung membereskan pakaian dan barang-barangnya, sedangkan Alder malah rebahan sembari menonton Chyra yang sedang memasukkan bajunya ke lemari.

"Cepetan, Ra!"

"Bentar..." Gadis itu masih tenang, sedangkan Alder tengah menahan tawanya.

Tangan Chyra terhenti, ia mulai mencerna ucapan Alder. Omaygat, cepetan apanya nihh? Aduh pala gue mulai aneh-aneh...--

"Ish, Ra. Cepetan atuh..."

Chyra menoleh Alder. Tampak jelas raut wajah Chyra yang kini mulai panik. Apalagi Alder sedang membuka kancing kemeja atasnya.

Chyra kembali pada aktifitasnya yaitu memindahkan pakaian ke dalam lemari. Meski begitu ia tetap panik. Mama... Chyra gamau gitu sekarang...--

Grep! Seseorang memeluk Chyra dari belakang, sudah pasti itu Alder.

"KYAAA...! ABANG TOLONGGG....!!!"

Suara jeritan Chyra menggema di seluruh kamar, bahkan sampai terdengar ke lantai bawah jika ada orang disana.

Nafas Chyra memburu dengan pacuan jantung tak terkendali. Tubuhnya bergetar ketakutan pada Alder yang kini tengah memeluknya erat.

"Chyraaa...." Lirih Alder semu serak dengan suara beratnya. Cara Alder memanggil namanya membuat Chyra semakin ketar-ketir.

"I-iyah...." Chyra memilih untuk mengedarkan pandangannya pada seluruh isi kamar.

"Jangan mendesah, belum apa-apa."

Mata Chyra membulat, gadis itu bergidik saat tangan Alder mengusap leher jenjangnya. Pikirannya semakin melayang, perlakuan Alder sudah seperti 'intro' untuknya, Alder menjatuhkan tubuh Chyra menjadi posisi terlentang dan Alder kini berada di atas Chyra, dengan sikut tangan menahan tubuh. Chyra semakin panik.

"Boleh kan?" Lirih Alder menatap Chyra

Chyra tak menjawab, matanya bergetar dengan tenggorokan naik turun. Gadis itu sedang berpikir keras

Jan jahat, Ra! Dia suami lo. Dia punya hak atas raga lo. Kapanpun itu, ga peduli lo masih sekolah atau belum siap. Dia tetep punya hak itu, dan lo gabisa menolak dia buat dapetin haknya --

Drrrtt... drrrtt...! Ponsel Chyra berbunyi. Suasana langsung ambyar, suami istri itu menoleh ke ponsel Chyra yang tergeletak di kasur.

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang