WORTH IT -16

67 9 5
                                    

"lo abis mewek?" Alder memiringkan kepala melihat mata Chyra dengan teliti.

Gadis itu tersenyum, "gue ketemu mama. Kangen banget soalnya, jadi gue mewek"

"Hua... Aku terhuraa " alder pura-pura menangis seperti anak kecil dengan tangan menutup matanya.

Plak!
Chyra menampar pelan pipi Alder, hal itu membuat calon suaminya mengerucutkan bibir. Chyra semakin tertawa melihat ekspresi merajuk Alder yang imut.

Masih dengan ekspresi ngambek imut ala-ala aegyeo-nya alder menyalakan mesin mobil lalu menjalankannya, menyisir jalanan yang tidak terlalu macet, dengan pacuan cukup keras.

"Eh, Ra, gue udah ada gaun pengantin yang cocok, pelaminan juga udah ada. Desain ama dekorasi lainnya tinggal lo yang nentuin."

"Buat apa begituan, Der?"

"Ya buat kawin lah, Ra..." Sungut Alder

"Oh, kita kawin ya? Hehe... Lupa gue." Gadis itu nyengir sok manis.

"Ya kali lupa? Minggu depan loh, Ra..."

"Nah justru hari-h nya gue gatau..."

"Astagfirullah..." Alder berekspresi melas dengan bibir di dowerkan seperti orang menangis.

"Hari-h nya Minggu depan, Eneng... Kan udah di tentuin sama aunty, pas gue nganterin lo malem-malem. Nah, waktu itu gue omongin, dan aunty setuju."

"Kok gue ga di kasih tau?"

"Kan biar surprise" Alder tertawa

Chyra mengembuskan napasnya lemas. Yang benar saja, masak iya mempelai wanita tidak tahu kapan acara pernikahannya.

"Jan ngambek elah, Ra! Masih pagi tau"

"Belum ini masih sore!"

"Kalo gitu ini belum waktunya sekolah, belok aja kalo gitu kita kencan..."

"Sshhh... Alder..." Chyra memicingkan matanya menahan emosi yang di pancing keluar di pagi-pagi ini

"Jangan ngegoda , Ra. Iman gue tipis. Lo mau mobil kita goyang??" Alder tersenyum genit dengan alis terangkat sebelah.

Chyra semakin ingin menangis oleh Alder yang mulai aneh-aneh, ini baru perkataan. Bagaimana nanti kedepannya?

Sekarang laki-laki itu tengah tertawa terbahak-bahak.

***

Saat waktu istirahat tiba, Alder meninggalkan Chyra di kelas untuk ke toilet sebentar, Chyra pun hanya mengiyakan. Mana mungkin jika Chyra ikut Alder ke toilet, nanti bisa menimbulkan rumor tidak baik. Meski begitu, bukan berarti di toilet sekolah bebas dari kasus pacaran bahkan sampai ada beberapa murid yang ketahuan sedang berciuman disana.

Chyra memilih menunduk pada ponselnya, bertukar pesan dengan Gadish yang kini tengah liburan ke Jepang. Pantas saja pesan dari Chyra yang kemarin lusa di kirim baru ia balas pagi ini. Gadish sedang menikmati momen bersama orangtuanya yang selalu sibuk.

Chyra sampai menduga Gadish marah padanya karena Chyra pindah sekolah tanpa alasan dan mengalihkan pembicaraan saat Gadish bertanya soal Alder, selain itu Chyra juga tidak membuka akun sosialnya seharian.

Untunglah sahabatnya itu tidak marah, justru Gadish lah yang lebih dulu meminta maaf karena tidak sempat membalas pesan dari Chyra.

"Eh, anak baru!" Seseorang membuat Chyra mendongkak, ternyata ada tiga orang yang kini berdiri di dekatnya. Dia perempuan dan yang satunya laki-laki.

Kiera, Annes, dan Dilmas. Ketiga orang ini memang paling sensitif soal Alder. Mereka bertiga adalah fans fanatiknya Alder.

Bahkan yang bikin ngeri itu Dilmas, laki-laki itu ternyata bucin terhadap Alder, bagaimana perasaan Alder saat dulu ia pernah dikejar Dilmas untuk meminta foto.

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang