WORTH IT -24

71 8 2
                                    

Karena sudah ada teman, Alder pun bisa melepas Chyra dan kembali pada konco- konconya. Dan istrinya sekarang tampak bahagia bersama sahabatnya yang ternyata sepupu Alder sendiri.

"Bener ya ternyata kata Alder, disini kebanyakan ceweknya pada tomboi, style mamba, ama kek American style gitu." Ucap Chyra. Dua remaja cantik itu sedang berjalan bergandengan tangan.

"Iya, jadi ngerasa paling imut" kekeh Gadish mengeratkan tangannya pada Chyra.

Kaki mereka mengayun seirama menuruni tangga, dua gadis cantik ini baru saja bermain di rooftop, Chyra menceritakan kejadian di hukum bareng bersama Alder sampai pingsan kepada sahabatnya.

Sekolah ini memiliki empat gedung yang masing-masing berlantai empat di lengkapi dengan rooftop. Cukup menguras tenaga jika mereka ingin bermain ke rooftop, karena kelas mereka berada di lantai bawah. sekolah ini tidak menyediakan lift.

Saat mereka di belokan tangga di antara lantai dua dan lantai tiga, mereka berpapasan dengan tiga orang siswa laki-laki berpenampilan bikin suudzhan. Ya, rata-rata yang berpenampilan cowok mamba dan badboy itu cowok kejam. Masih baik brandal  ber tindik dan pakaian jamet, mereka masih baik sama perempuan.

Chyra dan Gadish menunduk dan melebarkan jalan untuk cowok-cowok itu melintas.

Tiga laki-laki itu tersenyum miring sambil terus mendekat karena mereka berlawanan arah.

Namun tingkahnya membuat dua gadis itu ketakutan karena tiga laki-laki itu berhenti saat mereka sejajar, tiga laki-laki itu mengepung dua gadis yang tengah ketar-ketir takut diapa-apakan.

"Hai, cantik. Kayaknya baru liat kalian deh, anak baru ya?" Seorang laki-laki bertanya sambil menatap wajah Chyra sambil menyeringai.

Chyra dan Gadish saling tengok lalu keduanya mengangguk.

"Kenalan sabi kali yaa... Sabi dong ngab!"

"Namanya siapa? Pen kenalan ama cewek kue, pasti manis" laki-laki itu mengusap kerah jaket Chyra yang berwarna lilac.

Chyra sangat panik, di sebelahnya Gadish juga sedang di goda oleh dua laki-laki itu. Sedangkan dirinya seperti dikuasai penuh oleh laki-laki brengsek ini. Dua gadis itu kini teringat pada film dan novel yang ada adegan kejahatan di tangga, seperti yang sedang mereka alami sekarang. Mereka berharap ada pangeran yang menolongnya.

"Jan takut dong, kenalan dulu yuk biar akrab..." Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Chyra.

Chyra menelan salivanya lalu menyembunyikan tangannya. "Gue Chyra, sorry kita lagi buru-buru."

"What? Cira? Cantik banget namanya. C-cantik, I-imut, R- ramah, A- anggun" ucap Buaya ngadat itu.

"Nah, yang satunya lagi namanya siapa?"

"Ga- Gadish..." Jawabnya terbata-bata menyebutkan nama sendiri.

"Oohh ... Gadish. Nanti Gadish-nya aku ambil ya, get married ama aku mau yaa?" Ucap salah satu cowok yang dari tadi diam saja.

Anjing, jijik banget gue bangsat!-- batin Chyra, ingin rasanya ia melawan namun cowoknya bertiga dan mereka hanya berdua. Kalau mereka melawan sama saja dengan mengasongkan tulang pada anjing.

"Sorry, kita lagi buru-buru..." Lirih Chyra berharap tiga setan ini sadar, namun nihil. Mereka malah semakin gemas pada Chyra.

"Buru-buru banget sih, ke kantin dulu sabi kali yaa. Aku traktir, itung-itung kenalan" Dengan tidak sopan laki-laki itu mencolek dagu Chyra.

"LO JAN KURANG AJAR YA!!!" Teriak Chyra mendorong laki-laki itu dengan keras karena tak terima di perlakukan seperti murahan.

Melihat itu Gadish panik, gadis itu menelan salivanya. Ia semakin cemas pada nasib mereka saat ini, kenapa tidak ada siswa yang lewat tangga? Kenapa? Padahal ini jam istirahat.

"Berani juga ya lo sama gue?!" Seringainya.

Nafas dan detak jantung Chyra memburu saat laki-laki itu mendekatkan tubuh padanya, keringat dingin juga ikut keluar saat jarak mereka semakin tipis.

"Kamu juga mau di gituin?" Tanya salah satu dari dua orang yang menganggu Gadish. Gadish sontak menggeleng.

"Jan ngedeket! Plis lo jan macem-macem..." Chyra melindungi tubuhnya, sedangkan punggungnya sudah menempel di dinding. Tapi laki-laki itu terus mengikis jarak. Tangan nakalnya mengambil helaian rambut Chyra dan menciumnya, seperti meresapi aroma rambut Chyra.

"Lo jan macem-macem ya!" Panik Chyra hampir menangis, karena takut diapa-apakan.

"WOYY!!! MINGGIR GA LO!" Suara bariton itu menggelegar di area tangga. Mereka semua menoleh.

Di lantai tiga tepatnya di pangkal tangga Alder berdiri. Menatap nanar dengan nafas naik-turun menahan emosi, dengan kedua tangan mengepal hingga tercetak urat nadinya. Wajahnya tak begitu terlihat karena silau, namun siulet-nya saja tampak seram.

"Alder tolongin kita...!" Rintih Chyra dan Gadish serempak.

Tiga laki-laki itu menjauh dari dua gadis malang yang tengah mereka goda saat Alder turun tangga dan mendekat ke arah mereka.

Setiba di sana Chyra dan Gadish langsung memeluknya, Alder juga membalas pelukan dua gadis itu.

"Elo bertiga, udeh jan gangguin anak baru! Kalo mau banyak cewek harus baik biar ga perlu capek-capek ngegoda!" Omel Alder pada tiga laki-laki yang menunduk itu. Yang tadinya buaya, kini berubah menjadi cicak saat Alder tiba.

"Chyra ini cewek gue! Dan Gadish sepupu gue! Lo bertiga macem-macem? Urusan lo ama gue!" Ancam Alder.

Tiga laki-laki itu saling sikut lalu pergi tergopoh-gopoh.

"Lo berdua gapapa?"

"Kita takut, Der. Mereka tadi mau macem-macem, mereka kurang ajar banget ama kita..." Gadish menjawab sedangkan Chyra hanya mengangguk mengiyakan ucapan sahabatnya.

"Galang and the kunyuk emang pada sinting, dari dulu mereka selalu bikin ulah."

"Takut Der..."

"Tenang aja ya, lo berdua baik-baik aja kok. Mending sekarang ke kantin. Makan yok!" Alder menggandeng dua gadis itu. Ia tak ingin dua gadis tersayangnya merasa tertekan oleh Gilang and the kunyuk.

Bukan apa-apa, Alder tentunya tahu seperti apa kelakuan para kunyuk itu. Mereka dikenal sebagai penggoda adik kelas dan anak baru. Nyali mereka tidak sampai jika menggoda kakak kelas atau teman seangkatan. Mereka juga sudah sering di skors gara-gara tangan nakalnya yang hampir melecehkan adik kelas.

Alder harap, Chyra dan Gadish baik-baik saja.










WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang