Chyra menatap lurus ke depan entah apa yang di tatapnya namun dalam kepalanya ia sibuk
Gue? Duduk berdua sama orang yang gak gue kenal, dan nih cowo katanya calon suami gue. Hh... Lucu banget si hidup gue-- Batinnya bermonolog
"Chyra?" Alder menegurnya karena gadis itu tampak melamun
Chyra menoleh "iya..."
"Gausah di pikirin napa, enjoy aja kali"
Sehela nafas terembus pelan dari mulut manis Chyra "gue ga percaya ini semua..."
Alder tersenyum tak menyangka gadis itu akan berbicara, sejauh ini alder mengira Chyra akan sangat pendiam
"Takdir emang suka tiba-tiba terjadi, Ra. Gue juga ga percaya ini semua...." Alder tergelak sendiri seraya membelokkan mobilnya ke suatu kompleks perumahan. Alder ingin mengajak Chyra ke rumahnya, lebih tepatnya ke rumah yang akan mereka huni nanti
Chyra memandangi area sekitar yang tampak indah, bungalo yang cantik yang di penuhi oleh bunga-bunga yang berbeda jenis dan warnanya bungalo yang terus menyambung hingga ke sebuah rumah mewah yang di depannya seperti taman yang dominan berwarna hijau dan ungu
Mobil Alder berhenti disana mereka lalu turun.
Dua remaja itu mendongak menatap rumah besar ber cat putih
"Ini rumah kita nanti, mau liat-liat dalemnya ga?"
"Sejauh itu pikiran lo Der? kita ini baru ketemu..." Chyra menggeleng menanggapi sikap Alder
"Dunia perjodohan udah ga asing lagi buat gue..." Jawabnya tersenyum tanpa canggung alder menggenggam tangan Chyra dan menuntun gadis itu ke dalam rumah
Chyra yang masih loading oleh jawaban Alder, ia pun hanya menurut
Chyra masih canggung dan belum terbiasa dengan sikap Alder"Suka ga halamannya?" Laki-laki itu menggandeng tangan Chyra dan mengajaknya masuk untuk melihat isi rumahnya
"euu.... Suka..."
"Canggung amat sii..."
Chyra mematung saat laki-laki itu tiba-tiba memeluknya, Alder terkekeh oleh sikap Chyra yang begitu kaku rasanya seperti memeluk patung hanya saja Chyra memiliki detak jantung dan nafasnya sedikit memburu
"Lo itu calon bini gue, kita harus terbiasa, Chyra." Alder melepaskan pelukannya dan menakup wajah Chyra, laki-laki itu memandang wajah Chyra yang terus menghindari kontak mata dengannya
"Tatap gue ra..."
"Bukan muhrim"
Alder terkekeh "gue ini kan calon suami lo"
"Masih calon ya belom sah..." Chyra ber-smirk seraya melepaskan tangan Alder dari wajahnya
cantik bener tuh lagi smirk, kebayang ni cewek famous di sekolahnye-- Alder lagi lagi terkekeh menatap Chyra
"lo yakin mau kawin sama gue?" Tanya Alder setelah saling diam
Deg! Chyra mulai panas-dingin oleh pertanyaan Alder, gadis itu hanya bisa terdiam memikirkannya, mana mungkin Chyra yakin akan menikah toh dia melakukan itu hanya menuruti kemauan keluarganya demi menebus utang perusahaan
"Gue gatau Der, gue gabisa nolak aunty...."
Alder memegang bahu Chyra dan menatapnya " rubah niat lo ya, jangan mau diajak nikah karena utang. Gue, ingin lo tulus sama gue..."
Chyra mengulum bibir, matanya berkaca-kaca sampai alder bisa melihat biasan wajahnya dari mata Chyra
"Tulus itu butuh waktu, Gue mau kawin sama lo karena gue mau nurut sama aunty"
"Tapi gue pengen miliki lo dengan tulus. Gue mohon ra, buang jauh-jauh pikiran lo, jan nganggap ini tebusan, Yaa....?"
Chyra mengerucutkan bibirnya dan menatap Alder dalam "lo baik banget..."
"Kan calon laki lo..."
Mau tak mau Chyra tersenyum menghargai sikap Alder
"Udah jan sedih, lo harus bahagia di sukai cogan kek gue..."
"Iye-iye...."
***
Tak sampai disitu, Alder pun mengajak Chyra ke rumahnya yang menjadi tempat tinggalnya, sebenarnya ini permintaan Leni yang menyuruh Alder mengajak Chyra ke rumahnya
Sampai disitu Chyra sedikit akward, namun Leni dan Alder memaklumi sikap Chyra, sebelumnya Nana juga sudah memberi tahu sikap Chyra jika bertemu dengan orang baru
"Sayang, kata bu Nana kamu jago masak yaa?"
Chyra tercengang, dugaannya benar. Sebagai calon mertua pasti Leni akan mengetesnya
"Enggak jago kok tante-"
"Panggil mama nak..." Koreksi Leni berkali-kali karena Chyra selalu memanggilnya Tante, wajar saja mereka baru pertemuan kedua
"Eh... Maaf ma."
"Never mind"
"Chyra ga jago masak kok cuma bisa menu biasa aja...."
"Mama mau dong di masakin sama calon menantu...."
"Boleh..." Gadis itu sumringah
"Kita ke dapur yuk!"
Chyra mengangguk antusias
Leni langsung menuntun Chyra ke dapur dan
Chyra sangat santai, toh dapur sudah seperti healing terbaik untuknya
Kok malah umin yang deg degan yaa...
Gimana rasanya kalo kalian ada di posisi chyra
Me: ketar-ketir 😂
Dahlah lanjut, bacotanku ga penting
KAMU SEDANG MEMBACA
WORTH IT [END]
Teen Fiction"Biarpun kita bersatu karena utang atau perjanjian, gue gak peduli. Karena itu cara Tuhan buat kita." Chyragadh Gardanish, gadis remaja yang merasa tak berharga, karena ia harus menikah dengan seseorang atas dasar hutang perusahaan keluarga. Namun a...