🍁.purnama.🍁

76 37 132
                                    

Fira menudungi kepalanya dengan
jaket yang Riko berikan, sengaja Dia menghalangi hawa dingin yang makin memeluk raga. Dengan situasi canggung, Mereka hanya saling
diam dengan sejuta pikiran yang memenuhi isi kepala mereka.

Sesekali Fira melirik Riko dengan
malas, ya sosok pria tengil yang sedang asyik memutar ponsel nya bak sebuah gangsing. Riko dan Fira saling melirik jengah satu sama lain.

"Apa...!" ketus Riko memelototi gadis freak didepannya.

Fira geleng "Ck, gesrek nih cowo. Beneran, dah! pingin banget ditampol "grutu batinnya. "Situ oke, pake sewot segala, sono geser !" seloroh Fira

"Dih-dih-dih, main suruh gitu aja, elo sana yang geser ! liat dong gue udah sempit nih !" bertoleh dagu Riko tunjuk pada keranjang berisi sayuran disebelah kanannya. Fira hanya berdecak kecil lalu membuang wajahnya dari Riko.

...

Disebuah bangunan ber- Arsitektur megah dengan gaya kebaratan bak layaknya istana, tiga serangkai makhluk bertubuh kekar itu masuk dengan ragu dan malah saling sikut satu sama lain tuk menghadap sang tuan rumah.

Berdecak kecil lelaki berkumis itu

"Ck, Roy ! loe aja sana yang ngomong" bisiknya.

"Kok gue? lo aja gue lagi pms"

"Apaan sih maksud loe?" melongonya bodoh.

"Prajurit malas setor" bunyinya Asal.

"Eurghh, minta di gibeug lo !" timbal Aji.

"Udah buruan, lo aja sono buruan, akh !" dorong Aji keras buat si pegawai terhuyung.

"Kalian berdua mau sampai kapan berdebat maju salah satu atau aku lakukan tindakan kasar hargh !" Pekik Biro dengan mata melototnya.

Penuh kegarangan.

Buat dua kawannya berhasil dibuat ciut. Dapat Biro lihat sang tuan besar sedang asyik makan malam dengan istri juga putra sulung mereka.

Keluarga kecil itu sibuk menyantap tanpa bergeming satu dan lainnya meski hanya untuk berbasa basi.

"Pe-pe-permisi tuan besar" Asal suara itu sontak memecah keheningan dan  mengambil alih atensi Gunawan. Dengan delikan tajam Awan menaruh alat makannya dengan kesal di meja.

Traak.

mendelik tajam Awan pada istri dan putranya. Awan beranjak dari kursinya dan berjalan dengan angkuh membawa para pegawainya di luar.

"A-anu tuan..." gagapnya. Kening Awan mengkerut menahan kesal akan kalimat sang pegawai yang memakan waktu baginya.

"Percepat ucapanmu bisa tidak!" Sarkas Awan.

"Itu ehm, tuan, soal tuan muda soal Riko ka-kami kehilangan dia." jelas
Roy terbata

"Apa kau bilang ?" Bentak Awan Kesal. Berkacak pinggang.

"Kehilangan dia, ckckck dasar
tidak becus !" remat lelaki itu kasar pada kerah baju sang babu.

Lalu melepasnya lagi dengan kasar Sedikit mendorong pelan.

D'secret storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang