🍁. Dua saudara.✓

17 1 0
                                    

Dua anak manusia sedang berjalan berdampingan dipesisir pantai, menikmati sentuhan manis dari angin petang yang bergemerisik ditelinga, menemani kebisuan diantara Dua ihsan yang menahan hasrat dari indahnya rasa dibuai asmara. Tampak keduanya saling mencuri pandang, menyembunyikan senyum simpul yang masih tipis-tipis mereka tunjukan satu sama lain.

Tak ada yang bersuara selain langkah kaki yang senada dan tarikan napas dalam nan panjang dari keduanya. Dan suara detak jantung yangberdentum  hebat. Seolah ingin membuncah keluar dari sang pemiliknya. Lelaki di sebelah6 sudah menggaruk tengkuknya, suhu tubuh pun seakan makin mendingin Kala maniknya mengintip raut merah merona dari sang wanoja.

Kelut bibirnya ingin segera berucap mengutarakan rasa, namun getaran dada seakan menahannya bicara.
Ardi menggigit bibir bawahnya menekan rasa gelisah yang menyeruangi hatinya.

Suara hembusan kasar Fira keluarkan dari mulutnya tandakan bosan akan semua keheningan yang terlanjur menemani.

"Kak,!" bersuara gadis disebelahnya membuat Ardi tercekat mendongak pada Fira.

"Ehm... Kita mau jalan sampai kapan,yah. Mau disini terus atau-" lontar Fira ragu. Memecahkan kesunyian

"Eurghm, Kamu laper gak? Kita makan dulu yah?" Ajaknya dengan senyum merekah bersambut lengkung indah dari dua sudut bibir Fira, si gadis begitu antusias akan ajakan sang pemuda.

Entah kekuatan dari mana jemari
lelaki itu dia sematkan begitu saja disela jemari sang gadis, menceloskan hati Fira dibuat tak percaya. Membulatkan bola matanya seketika pada Ardi
begitu saja seolah meminta penjelasan. "Enggak papa kan? " ijin Ardi dengan lembut. Takut Melukainya, namun tanggapan berupa anggukan canggung dan pasrah pun dia suguhkan, cukup menjawab pertanyaan sang pria.

Satu caffe yang ada di dekat pantai pun menjadi pilihan keduanya untuk beristirahat sejenak dan menikmati indahnya Malam kota Jakarta.

"Kamu mau makan apa Ra? pemuda itu membuka tiap halaman menu yang ada di meja sebelum benar benar memanggil pelayan dan memesan.

"Ehm... Aku mau sup iga deh sama jus alpukat, kalo kak Ardi mau apa? " todong Fira menatap pria didepannya.

"Ehm, aku mau-" tertahan kalimat Ardi menutup buku menu miliknya dan menatap Fira. Dan mengenggam tangannya membuat gadis didepannya membisu seketika. "Aku mau kita jadian Fir" lontar lelaki itu.

Suara gelegar kembang api tiba-tiba melesat jauh di atas kepala mereka.
Meringis kaget. Keduanya diusik sesaat, memecah kecanggungan.Membuyarkan gelisah dan resah yang menyelimuti hati berganti dengan tenang, saat keduanya edarkan netra pada semburan cahaya yang membuyar menjadi percikan corak di langit hitam penuh warna menambah esensi rasa yang membuncah didalam dada semakin menggelora.

"Kamu suka kembang apinya ra?"ujar Ardi yang masih melekat genggam jemari Fira.

"I-ini kak Ardi yg siapin? "sahutnya dengan nada pelan dengan mata bulat penuh sukacita.Senyum indahnya lagi-lagi terpancar. Anggukan mantap pun Ardi berikan untuk kesekian kalinya menegaskan bahwa kali ini Apa yang ditunjukannya bukanlah main main.

"Kamu masih belum jawab loh Ra, kamu mau gak jadi pacar aku?"

Kalimat itu kembali membuat seorang Fira dibuat salah tingkah, saking syoknya. Tubuhnya serasa membeku oleh tiap kata dan tindakan manis sang pujaan hati, semua lebih dari ekspektasinya. Dia merasakan hal yang sama, tapi dia tidak mengira akan secepat itu rasa yang dimilikinya
Itu bersambut indah. Hatinya terlampau bergemuruh dahsyat, hingga dia tak lagi mampu mendengar teriakan batinnya yang kegirangan.

"Fir, Fira!" Ardi mengibaskan tangan didepan wajah Fira, menarik kembali kesadaran dari sang lawan bicara yang hampir melayang jauh.

Tersentak Fira dan menetralisir isi pikirannya dalam satu tarikan napas panjang, dan perlahan. "Kak Ardi serius?" konfirmasinya memupus ragu.

D'secret storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang