BAB 5

1.9K 397 51
                                    

Kalau mau dia, minta sama Tuhan supaya jalan jodohnya diperlancar

°°°

Saat ini, Dinda dan kedua sahabatnya Khanza dan Ester sudah ada di tempat makan seblak andalannya.

Tempatnya tidak terlalu jauh dari kampus, hanya menyebrang jalan karena tempatnya berada tepat di depan kampus.

Dinda meletakkan kepalanya diatas meja dengan kening yang menjadi tumpuannya. Sampai seblak yang mereka pesan sudah datang tetapi Dinda masih berada di posisi yang sama.

"Dinda, kenapa?" Tanya Ester.

"Kamu sakit, Din?" Tanya Khanza.

Dinda membangunkan kepalanya lalu menggeleng, "kurang semangat aja," ucap Dinda lalu mendorong mangkok seblaknya agak menjauh.

"Kenapa?"

"Kalian percaya sama jodoh pilihan orangtua itu terbaik?" Tanya Dinda.

Khanza membulatkan matanya, "kamu mau dijodohin Din, sama siapa?" Tanya Khanza heboh.

Ester yang masih terkejut menatap Dinda dengan mata melotot. Menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Dinda.

"Bukan dijodohkan sih, tapi masih harus pendekatan. Kalau cocok berarti aku memang jodohnya."

"Sama siapa, Din?" Tanya Ester.

"Aku juga nggak tau, Bunda ngga cerita. Katanya nanti baru aku ketemu sama orangnya."

Ester lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "biasanya nih ya Din, orang yang dijodohkan itu nggak laku makanya dijodohin. Terus nih ya pelajaran dari sepupu aku kemarin dijodohin sama orang yang udah tua banget, brewok sama sudah agak keriput. Ya kali kamu masih daun muda gini mau tumbuh di pohon yang udah lapuk. Sayang banget, lebih baik tolak Din," ucap Ester panjang lebar.

Plak

"Aduh, sakit Khanza."

Khanza dengan tidak teganya memukul punggung Ester sampai membuatnya meringis merasa sakit.

"Jangan bicara sembarang deh Ter, orang yang dijodohin itu belum tentu sama kayak nasib sepupu kamu. Jangan buat Dinda kepikiran," ucap Khanza.

"Ya antisipasi aja," balas Ester. "Terus Yuda gimana?" Tanya Ester.

"Ter, aku dan Yuda tidak ada hubungan apa-apa. Hanya sebatas teman biasa," jawab Dinda.

Wirayuda Pahlevi, cowok satu fakultas dengan Ester di Biologi. Sikapnya yang sering perhatian dengan Dinda membuat Ester menarik kesimpulan kalau Yuda menyukai Dinda.

Yuda cukup terkenal di kampus, kepribadian yang baik serta kecerdasannya membuat dirinya di idam-idamkan oleh kamu wanita dikampus.

Tetapi sejauh ini, hubungan keduanya tidak jelas. Apakah memang dekat atau perhatian Yuda ke Dinda memang hanya sebatas teman.

"Dari gerak-geriknya dia suka sama kamu Din, cuma malu aja ngungkapinnya. Takut ditolak," ucap Ester.

"Pakar cinta sok mengeluarkan pendapat," ucap Khanza sambil memakan seblaknya.

Ester memutar keduabola matanya. "Aku juga tau ya kamu suka sama siapa, dari gerak-geriknya yang sok cuek banget kalau ketemu padahal dalam hati udah kayak taman bunga. Giliran jauh, malah nyuri-nyuri pandang. Mental kerupuk buat jatuh cinta," ejek Ester yang membuat Khanza terkejut.

"Ohiya, siapa?" Tanya Dinda ingin tahu.

"Ada Din, anak hukum." Ester menaik-naikkan kedua alisnya menatap Khanza yang sudah salah tingkah.

Cinta Mengarah Kiblat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang