BAB 1

4.4K 628 66
                                    

Bismillah,
Kembali lagi bersama aku dengan cerita baru yang nggak kalah seru dan bikin kalian semua baper tentunya


Mari kita masuk ke dalam dunia fiksi!

°°°


"Kapan kamu akan menikah?"

"Nanti."

Seorang wanita paruh baya dengan jilbab berwarna maroon menghela nafasnya gusar.

"Mama tidak bisa selamanya mengurus kamu, di umur kamu yang sekarang sudah sepantasnya untuk menikah. Mama ingin menikmati masa tua mama dengan papa," ucap wanita tersebut sambil merapikan dasi anak laki-lakinya.

"Sulit untuk menemukan wanita yang seperti Mama," balas lelaki itu.

"Tidak sulit Nak, jodoh adalah cerminan diri sendiri dan tergantung caramu nanti membimbing istrimu bagaimana."

Abdul Malik Aminullah, seorang lelaki berumur 28 tahun memiliki pekerjaan sebagai manager di PT Aditaria TBK yang merupakan perusahaan kontruksi terbesar di kota Malang.

Malik sudah lebih dari cukup untuk dikatakan mapan. Sudah memiliki penghasilan sendiri yang bahkan lebih dari cukup untuk membiayai hidupnya bahkan jika ia menikah nantinya.

Amira, perempuan yang sudah memiliki kerutan diwajahnya karena usianya yang sudah tidak muda lagi sangat mengharapkan putra sulungnya agar segera menikah.

"Nak, teman-teman seusiamu sudah menikah bahkan memiliki seorang anak."

"Takdir seseorang tidak semuanya sama Ma, ada yang dipercepat dan ada juga yang di perlambat. Bahkan rumput liar pun memiliki proses untuk tumbuh, begitupun dengan Malik. Tuhan memperlambat agar Malik menikah dengan seseorang yang tepat."

"Tetapi sepengetahuan Mama selama kamu bekerja tidak ada satupun perempuan yang pernah kamu ajak untuk ke rumah. Terakhir di saat kamu kelas dua SMA, Mama ingat kamu memperkenalkan pacar kamu ke Mama. Tetapi setelah itu tidak ada lagi Nak, Mama takut tidak bisa melihat kamu menikah nantinya," ucap Amira.

Malik kemudian menggenggam tangan Amira dan memandangnya. "Ada satu perempuan sederhana yang ingin aku cerita kan ke Mama," ucap Malik seraya melengkungkan bibirnya.

Amira ikut tersenyum, "ohiya?" Sambil menampilkan raut terkejutnya, Amira menggeleng-gelengkan kepalanya. "Siapa perempuan yang berhasil membagi cintamu untuk Mama?"

"Nanti Malik cerita kan, sekarang sudah jam delapan lewat. Malik pamit," kemudian Malik mencium punggung tangan Amira dan berjalan keluar rumah untuk berangkat menuju kantor.

°°°

Malik menyandarkan bahunya ke belakang, lehernya terasa kaku serta kedua matanya sudah sangat berat.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang dan Malik belum melaksanakan sholat Dzuhur.

"Astagfirullah, terlalu lelah dengan urusan dunia sampai hampir melupakan sholat."

Malik kemudian berdiri dan menggulung lengan kemeja berwarna putih polos tersebut sampai siku dan berjalan memasuki kamar mandi.

Setelah selesai berwudhu, Malik menuju ruangan yang sudah ia rancang khusus untuk beribadah untuk menunaikan sholat Dzuhur.

Seorang perempuan berusia 26 tahun dengan baju kerja berwarna cokelat lengan panjang dan dipadukan dengan jilbab berwarna hitam yang melilit dilehernya sehingga tidak menutupi dada.

Cinta Mengarah Kiblat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang