01

357 40 0
                                    

"Aku akan menikahi Runa." Putus Reuben setelah berfikir lama. Hal ini pun yang Minley inginkan, bersatunya ia dengan Runa.

"Ya, baguslah." Minley menyambut baik keputusan Reuben. "Jadi kapan kita akan mengurus perceraian kita?" Tanyanya bersemangat.

"Kita tidak perlu berpisah, Minley." Meski menikahi Runa, Reuben sama sekali tidak berniat menceraikan Minley.

"Apa?" Minley mengerutkan keningnya.

"Minley, aku sudah berjanji pada Ayah untuk menjaga kamu dan jika pun kita berpisah itu hanya karena maut yang memisahkan." Jawab Reuben. Ia memegang teguh janjinya pada almarhum ayah mertuanya.

"Reuben, kamu tidak perlu lagi menepati janji kamu pada almarhum Ayahku. Aku bisa mengurus diri aku sendiri. Lagi pula, Runa tidak mungkin mau dimadu. Fikirkan juga perasaannya!"

"Runa bersedia Minley..."

"Kamu fikir aku percaya?"

"Kamu boleh tanya sendiri pada Runa."

Minley menggelengkan kepalanya keras. Ia tidak suka ini, Ia kira jika Reuben akan menikahi Runa hubungan palsu mereka akan berakhir.

"Kalaupun Runa bersedia, aku yang tidak bersedia menjalani pernikahan palsu ini lagi!"

"Di sini yang menganggap pernikahan kita palsu hanya kamu seorang, sedangkan aku tidak. Aku mengakui kamu sebagai istriku. Dan selanjutnya, aku juga ingin kamu menerima dan mengakui aku sebagai suami kamu."

Minley bangkit dari duduknya, percuma membicarakan ini dengan Reuben, lelaki itu selalu saja memiliki jawaban yang membuat dirinya terpojok.

"Minley, duduk. Kamu mau kemana?"

Minley tidak peduli, Ia menuju garasi lalu memasuki mobilnya.

Reuben mengejar Minley namun sayangnya terlambat. "Minley! Minley! Turun!" Ia mengetuk kaca mobil Minley.

Minley tetap tidak mengindahkan teriakan Reuben yang memintanya turun dari mobil. Ia membunyikan klakson mobilnya meminta Reuben minggir.

Reuben bertahan, Ia berdiri di depan mobil Minley seraya merentangkan tangannya. "Turun Minley! Kita bicarakan ini baik-baik."

Minley kesal, Ia mengegas mobilnya membuat suara mobil menjadi meraung-raung. "Oke, kalau kamu tidak mau minggir, sekalian saja aku tabrak kamu supaya mati!"

Minley semakin mengegas mobilnya masih memberi Reuben kesempatan minggir dan membiarkannya pergi, tapi dengan keras kepalanya Reuben tetap bertahan.

"Oh... Oke kalau itu maumu." Kesabaran Minley sudah habis.

Minley mulai melajukan mobilnya, untungnya di saat yang tepat, Reuben minggir sehingga lelaki itu tidak terluka sedikitpun. 

"Minley!!!" Teriak Reuben keras.

Minley terkekeh sambil melihat spionn dan menjulurkan lidahnya mengejek. "Bodo amat!" Ia mengambil handsfree lalu memasang pada telinga menelpon Runa.

"Halo Kak Minley." Sahut Runa dengan nada bersalah.

"Kamu dimana? Kita harus bicara!" 

"A... Aku minta maaf, Kak!"

"Aku tidak butuh maaf kamu, sekarang jawab kamu dimana?!"

"Aku ada di apartemen, Kak."

"Oke, aku kesana."

#

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, Minley sampai di depan apartemen Runa, belum memencet bel, Runa sudah membukakan pintu untuknya. "Masuk Kak Minley." Ucapnya dengan kepala menunduk.

HEARTSTRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang