Runa Paramitha
Kak Minley sudah sampai?
Minley baru saja membaca pesan yang Runa kirimkan dua jam lalu. Ada pesan dari Reuben juga tapi ia enggan membacanya, melihat namanya saja sudah tidak mau.
Minley Esmeralda
Sudah dua jam lalu. Maaf baru balas.
Runa Paramitha
Syukurlah Kak, dari tadi Kak Reuben gelisah terus. Dia sedang bersiap-siap menyusul Kakak kesana.
Balasan Runa membuat Minley membelalakkan matanya lebar. Ia segera menelpon Runa.
"Halo Kak."
"Runa, kamu bercanda?!" Pekik Minley histeris. Bagaimana tidak? Belum lama ia merasakan kebebasan Reuben sudah mau mengganggunya?! Bikin kesal saja!
"Nnngg-"
"Runa, itu Minley yang telpon?" Samar-samar Minley mendengar suara Reuben.
Entah apa jawaban Runa, sempat terdengar suara berisik.
"Minley?" Benar saja, bukan suara Runa lagi yang Minley dengar, ini jelas suara Reuben.
"Hhmm.." Jawab Minley malas-malasan.
"Kenapa tidak memberi kabar? Aku khawatir! Kalau begini terus kamu pulang saja, kembali!"
Apa sih? Batin Minley kesal. "Aku ketiduran, gara-gara kamu sih, semalam aku sudah tidur malah dibangunkan!" Omel Minley balik.
"Jadi dari tadi kamu tidur?"
"Iya, sudah ya aku mau mandi!" Tanpa menunggu jawaban Reuben, Minley mematikan sambungan telpon mereka.
______
"Kak Minley ketiduran ya Kak?" Tanya Runa berdasarkan pertanyaan Reuben pada Minley yang ia dengar.
Reuben mengangguk. "Iya, sekarang dia mau mandi."
"Kakak tetap mau kesana, kan?"
Reuben menggeleng. "Minley pasti marah kalau aku kesana sekarang." Itu sudah pasti, sebab Minley memang tidak ingin berdekatan dengannya. "Aku minta tolong ya, setiap hari tanyakan keadaan Minley dan apa yang dia butuhkan."
Runa mengangguk. "Siap Kak, kalau besok kita kesana gimana Kak?"
"Nanti Runa, biarkan Minley menikmati hari-harinya disana dulu."
#
Tidak terasa, sudah satu bulan berlalu sejak Minley menempati rumah barunya ini. Rumah yang Minley tempati saat ini memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan rumah peninggalan orang tuanya.
Namun disinilah Minley merasakan kedamaian. Siapapun pasti bertanya mengapa dirinya kukuh meninggalkan rumah yang penuh dengan memori almarhum kedua orang tuanya tersebut? Saat ayahnya masih hidup, Minley masih merasa baik-baik saja disana. Tapi setelah ayahnya meninggal dunia, Minley sering merasa sedih dan sendiri meskipun ada Reuben disana.
Rumah orang tuanya merupakan rumah penuh kenangan akan kehangatan dan cinta dari kedua orang tuanya, sebab itulah Minley meminta Reuben dan Runa yang saling mencintai untuk tinggal disana meneruskan suasana hangat dan cinta di rumah itu.
Telpon genggam Minley berdering nyaring, ia sudah menduga jika telpon tersebut dari Runa. Ia sudah hafal jadwal Runa menelpon, karena saudarinya tersebut menelponnya setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTSTRINGS
FantasyKisah harmonis dari cinta segitiga antara Minley, Reuben dan Runa.