"Perkenalkan Om, saya Satria. Teman dekatnya Kak Minley."
Reuben mengerutkan keningnya. Teman dekat? Dan apa-apaan panggilan Om? Sial... Ia bahkan lebih muda 3 bulan dari Minley!
"Em... Satria, ini Reuben, sepupu aku." Ucap Minley gelagapan.
Reuben semakin mengerutkan kening sembari menatap Minley. Kenapa Minley menyembunyikan status mereka? Ia menunjuk dirinya sendiri. "Saya ini-" Belum selesai, Minley sudah membekap mulutnya paksa. Lalu memelototinya. Seakan berkata jangan mengatakan apapun lagi!
"Oh... Sepupu..." Ujar Satria tersenyum simpul.
Reuben melepaskan bekapan tangan Minley. "Minley?"
"Aku pergi sebentar, oke?" Izin Minley pada Reuben.
Reuben menggelengkan kepalanya. "Tetap di rumah."
"Tidak akan lama banget kok, Om!" Satria menginterupsi.
Seketika saja Reuben menatap Satria kesal. "Pertama, jangan panggil saya Om. Kedua, saya ini-" Ucapan Reuben terpaksa terhenti karena lagi-lagi Minley membekap mulutnya.
"Om boleh ikut kalau mau." Ajak Satria.
Minley menggelengkan kepalanya pada Satria. Tidak memperbolehkan.
Namun, Reuben yang mendengar ajakan tersebut, dengan senang hati menerimanya. Ia lepas bekapan Minley, lalu... "Oke."
"Bukannya kamu harus bekerja?" Minley menatap Reuben kesal.
"Aku cuti kok." Jawab Reuben santai.
_____
Minley membuka pintu depan mobil Satria, berniat duduk di depan bersebelahan dengan Satria yang akan menyetir.
Melihat itu, Reuben segera menutup kembali pintu mobil lalu mengarahkan Minley duduk di belakang bersamanya.
"Reuben, Satria bukan supir!" Ucap Minley pelan dengan kesal.
Reuben hanya menaikkan sebelah alisnya seakan berkata, lalu?
Satria menolehkan kepalanya, ia pun merasa heran dengan Minley yang terlihat tidak seperti biasa.
Reuben menaruh kepalanya pada bahu Minley. "Kepalaku pusing banget, duduk dibelakang, jadi sandaranku."
Minley segera menghempaskan kepala Reuben. "Aku ambilkan bantal." Minley malas berdebat, jadi ia mengalah saja dengan mengambilkan Reuben bantal.
"Sudahlah, Satria lama menunggu." Dengan agak memaksa, Reuben membawa Minley masuk ke dalam mobil. "Atau aku akan katakan pada Satria kalau kamu istriku, sepupu?" Ancamnya dengan berbisik.
Satria yang melihat Minley masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang pun dengan agak berat hati duduk di kursi kemudi. "Sudah siap, Kak Minley? Em... Om Reuben?"
Baik Minley dan Reuben mengangguk, meski Reuben kesal karena lagi-lagi Satria memanggilnya Om!
_____
Sepanjang perjalanan, Reuben menepati perkataannya dengan menjadikan Minley sebagai sandarannya.
Tidak peduli Minley yang terus-terusan menghempaskan kepalanya, Reuben pun tetap keras kepala hingga akhirnya Minley menyerah dan membiarkan.
Sementara itu, Satria sesekali memperhatikan interaksi antara Minley dan Reuben yang sangat 'akrab' tersebut.
_____
Sesampainya di tempat pembibitan, Reuben masih tertidur pulas. Minley segera membuka pintu mobil dan tertawa terbahak-bahak karena melihat kepala Reuben yang terbentur kursi. Ia memang sengaja melakukannya, memangnya Reuben fikir hanya dia yang bisa menjahilinya?
Reuben meringis dan menatap Minley kesal, tapi segera turun ketika melihat Minley berjalan bersisian dengan Satria. "Minley, tunggu aku!"
Tapi... Pemandangan apa yang dilihatnya ini? Minley tertawa lepas, raut wajahnya ceria. Tidak pernah Reuben melihatnya selama mereka bersama, dan saat bisa melihatnya, kenapa Minley harus tertawa karena Satria?
Beberapa bulan lalu, Reuben yakin jika dirinya tidak memiliki perasaan apapun pada Minley. Namun apakah perasaan tidak nyamannya kini? Apa ia cemburu, pada Minley?
Reuben menyusul Minley dengan cepat, dan segera mengambil posisi berjalan di tengah-tengah mereka.
Minley dan Satria tersentak dengan kehadiran Reuben yang grusa-grusu tersebut.
"Kenapa meninggalkan aku di belakang, sepupu?" Tanya Reuben dengan wajah ramah yang dibuat-buat menatap Minley.
Minley melengos, berjalan lebih cepat lagi, disusul oleh Reuben dan Satria.
____
Mau bagaimana dan apapun usaha Reuben, tetap saja pada akhirnya Minley akan berdekatan lagi dengan Satria. Membahas tentang tanaman yang membuat Reuben merasa tersisihkan. Yang bisa ia lakukan hanya tetap 'memaksa' berada disamping Minley.
"Reuben, astaga!" Pekik Minley kesal karena Reuben terus saja mengekorinya. "Minggir!"
Reuben seakan tak mendengar semua keluh kesal Minley padanya. Tapi satu yang membuatnya kini tertarik, tanaman... Karena tanamanlah yang membuat Minley bisa tersenyum lepas. Oh... Pasti, ia akan membeli banyak buku tentang tanaman agar Minley juga berbicara nyaman dengannya.
#
31 Januari 2023 - 10:47
Salam,
Kalinga :)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTSTRINGS
FantasyKisah harmonis dari cinta segitiga antara Minley, Reuben dan Runa.